Setelah mendapatkan penjelasan dari Shino, Eiji, Satsuki dan Jirou pun beranjak pergi ke luar kota untuk mencoba melawan monster kelas bawah seperti Slime.
Slime yang cukup banyak berkeliaran di sekliling kota saat itu dapat dengan mudahnya di habisi oleh mereka bertiga. Dan dalam sekejap, mereka bertiga pun naik ke dalam level 7 setelah menghabisi belasan hingga puluhan Slime.
/---/
[LEVEL UP!]
[ Nama : Eiji ]
[ Level : 7 ]
[ EXP : 52/1300 ][ Class : Fighter ]
[ HP : 980/980 ]
[ MP : 300/300 ][ ATK : 105 ][ DEF : 89 ][Skill : - ]
/---/
Melihat statusnya yang meningkat bukanlah hal yang mengejutkan bagi Eiji. Namun, kebetulan saja ada seekor slime yang melompat dari belakang ingin menyerangnya.
Dengan naik lvlnya saat itu, Eiji berbalik badan dan menghajar Slime itu hingga hancur.
*PYAAR*
-87!
Serangan itu menjadi lebih kuat karena sebelumnya Eiji tidak bisa menghancurkan slime itu hanya dengan sekali pukulan.
“(Untuk kemampuan serangan, memang sangat bergantung terhadap status lvl serta equip di dalam game ya. Tetapi, jika teknik dalam bertarung rendah, maka kedua hal itu akan menjadi sia-sia. Menarik juga)” batin Eiji
Eiji yang terus memperhatikan panel statusnya saat itu membuat Satsuki menjadi berjalan menghampirinya.
“Eiji, ada apa?” tanya Satsuki
“Ah, kebetulan. Satsuki, coba buka statusmu” ucap Eiji
Tanpa berbanyak tanya, Satsuki sangat patuh terhadap ucapan Eiji dan segera membuka status miliknya.
*TING*
“Ini” sahut Satsuki sembari menyodorkan panel status tersebut ke arah Eiji
Kedua status dari Eiji dan Satsuki berada bersebelahan dan berusaha di bandingkan oleh Eiji. Dan ketika melihat dengan jeli, Eiji melihat perbedaan yang cukup detil di setiap status.
“Sesuai dugaanku. Kalian berdua, lihat lah ini” gumam Eiji
Ucapan Eiji saat itu menarik perhatian Satsuki dan juga Jirou. Mereka berdua mendekat ke arah Eiji dan beranjak ikut melihat status yang sedang di bandingkannya.
“Ada apa, Eiji?” tanya Jirou
“Lihat, statusku dengan Satsuki memiliki perbedaan yang cukup mendasar” sahut Eiji
/---/
[ Nama : Satsuki ]
[ Level : 7 ]
[ EXP : 52/1300 ][ Class : Swordsman ]
[ HP : 770/770 ]
[ MP : 320/320 ][ ATK : 135 ][ DEF : 69 ][Skill : - ]
/---/
Ketika melihat perbandingan kedua status itu, mereka berdua menyadari bahwa setiap dari status terdapat perbedaan masing-masing.
Eiji memiliki HP dan DEF yang lebih tinggi, sedangkan Satsuki memiliki ATK dan MP yang lebih tinggi.
“Ah, ATK dan MP milik Satsuki lebih tinggi di bandingkan milikmu Eiji!” ucap Jirou
“Benar. Sedangkan aku lebih unggul di bagian HP dan DEF, walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh, tetapi ini kemungkinan dasar dari game ini” sahut Eiji
“Apa maksudnya?” tanya Satsuki
“Kalian berdua memiliki class Swordsman. Jika masih sama-sama level 7 dan juga menggunakan perlengkapan seorang pemula, seharusnya status kalian tidak akan jauh berbeda. Swordsman berarti lebih fleksibel dalam penyerangan, walaupun dalam pertahanan kalian akan lebih rendah. Sedangkan aku sebagai Fighter, memiliki HP dan DEF yang besar dengan bayaran ATK dan MP lebih sedikit di bandingkan kalian” ucap Eiji
“Perbedaan status setiap class. Apakah itu maksudmu, Eiji?” sahut Satsuki
“Benar. Walaupun 75% kemampuan di dalam game bergantung pada kemampuan fisik diri sendiri, tetapi Class, Equipment, serta level adalah tiga hal lain dari 25% faktor yang mempengaruhi kemampuan kita di dalam game” jelas Eiji
* * *
Di dalam Linked Evolution, terdapat tujuh class yang berbeda-beda untuk di pilih oleh seorang pemain pemula.
Class tersebut adalah Swordsman, Knight, Assassin, Fighter, Ranger, Mage dan Priest. Setiap clas memiliki kelebihan masing-masing, baik itu dalam equiment mereka, dan juga status yang di dapatkan seiring naiknya level.
Swordsman merupakan petarung jarak dekat yang menggunakan pedang. Mereka ahli bertarung jarak dekat, namun memiliki pertahanan dan darah tidak terlalu banyak.
Knight merupakan petarung jarak dekat yang berbasis sebagai tank atau pertahanan terkuat. Pemain yang menggunakan class ini, biasanya akan memiliki HP dan DEF terbesar.
Assassin merupakan petarung jarak dekat dengan spesialis kelincahan yang tinggi, entah menggunakan belati, pedang, maupun jarum dan lain-lain. Namun, mereka memiliki bayaran besar dimana HP, DEF dan MP mereka lebih rendah di bandingkan class lain.
Fighter merupakan petarung jarak dekat dengan kemampuan menggunakan anggota tubuh mereka layaknya ahli bela diri. Fighter bisa di bilang adalah class yang cukup berada di tengah-tengah karena HP nya tidak terlalu tinggi, dan ATK nya tidak terlalu besar juga.
Ranger merupakan petarung jarak jauh yang berbasis senjata panah. Serangan jarak jauh ini merupakan kelebihan dari Ranger, namun memiliki ATK di bawah Swordsman dan Asssassin, tetapi tetap di atas Fighter.
Mage merupakan petarung jarak jauh spesialis MP dan Skill. Mereka lebih banyak menggunakan skill dan MP untuk bertarung, sehingga memiliki jumlah yang sangat banyak. Sedangkan HP dan DEF mereka lebih rendah di banding Swordsman dan Ranger.
Dan yang terakhir adalah Priest. Class ini merupakan salah satu class yang bukan tipe bertarung. Mereka biasanya lebih banyak ada sebagai pembantu sebuah party, dan memiliki spesialis dalam menyembuhkan HP dan MP, menghapuskan efek buruk, Buff dan apapun hal yang membantu rekan-rekannya.
Ketika sudah mencapai level atau persyaratan tertentu, seorang pemain dapat meningkatkan Class mereka untuk menjadi lebih tinggi dan dalam, sesuai dengan gaya bermain mereka.
* * *
Eiji yang menjelaskan teorinya saat itu pun membuat Satsuki dan Jirou paham cukup cepat. Bahkan mereka sudah berpindah tempat hingga berjalan kembali di tengah kota Liberia sembari melanjutkan pembahasannya.
“Kurang lebih seperti itu….” ucap Eiji
“Ternyata faktor yang mempengaruhi status pemain juga berasal dari Class mereka di awal ya” gumam Satsuki
“Knight sama saja seperti tank ya jika di dalam party. Kalau Swordsman, Assassin dan Fighter cukup sama walaupun mereka ada kelebihan seperti ahli pedang, ahli kelincahan, dan ahli pertarungan jarak dekat. Sedangkan Ranger dan Mage serangan jarak jauh, dan Priest adalah class healer” ucap Jirou
Di tengah Jirou yang berbicara sesuai analisis tadi, tiba-tiba saja dia menyadari tentang Class Priest.
“Tunggu dulu!” ucap Jirou
“Ada apa?” sahut Eiji yang sontak berhenti berjalan
“Jika Priest hanyalah Class untuk spesialis penyembuhan, lalu apa yang akan terjadi jika dia bermain seorang diri? Tidak mungkin kan dia akan melawan high ranking boss sendirian?” tanya Jirou
Pertanyaan tersebut memang cukup membuat bingung. Tetapi, bagi Eiji….
“Memang benar. Yang bisa kubilang hanya satu. Orang yang memilih Class priest, kemungkinan besar adalah orang yang akan kesulitan bermain di dalam game ini jika seorang diri” ucap Eiji
“Uwaa… kasihan sekali. Aku sih langsung berhenti main saja jika sampai pilih Class” sahut Jirou yang merinding
“Kudengar, game ini tidak bisa buat akun baru ya?” tanya Satsuki
“Benar. Game ini hanya berlaku satu orang satu akun. Walaupun alasannya tidak di beritahu, tetapi kenyataannya berjalan seperti itu. Kurasa ada hubungannya dengan biometrik scan di awal pembuatan karakter” sahut Eiji
Mereka yang sedang berdiskusi seiringnya berjalan, dari arah lain datang seorang laki-laki yang dengan perlengkapan yang jauh lebih bagus di bandingkan Eiji.
Dan di tengah hal tersebut, mereka tidak saling memperhatikan jalan dan akhirnya Eiji dan seorang laki-laki tersebut menabrak bahu satu sama lain.
*BRUK*
“Ah, maaf” sahut Eiji
Laki-laki tersebut memandang rendah Eiji dan berdecit kesal akan mengeluarkan air lurnya.
“Tch! Pemula sampah, lihat-lihat kalau jalan. Jika kau tidak ingin di permalukan!” gerutu laki-laki tersebut sembari
Dengan jelas, hinaan itu masuk ke dalam telinga Eiji, bahkan Satsuki dan Jirou juga. Namun, Eiji yang terdiam dan melanjutkan langkah kakinya pun membuat Jirou tidak terlalu memikirkannya. Tetapi, hal tersebut tidaklah berlaku bagi Satsuki.
Dirinya yang tidak terima akan Eiji di hina segera menoleh ke belakang dan menarik keluar pedangnya.
*SRAK*
Suara bilah yang tergesek keluar dari sabuknya itu membuat Eiji sadar dan sontak menghentikan Satsuki dengan menggenggam tangannya.
“Satsuki, hentikan!” teriak Eiji
Tentu saja, teriakan dan suara bilah yang bergesek itu sontak membuat laki-laki sebelumnya sadar sehingga menoleh ke belakang.
Melihat sorot mata tajam dari Satsuki yang sedang berniat mengeluarkan pedangnya, dan Eiji yang berusaha untuk menghentikannya.
Sebagai pemain yang memiliki pengalaman dan level lebih tinggi, laki-laki tersebut memandang kesal terhadap mereka.
“Hah?!” gerutu laki-laki tersebut
Eiji yang berusaha menahan Satsuki saat itu tidaklah berhenti mengeluarkan tenaganya. Bagaimana tidak? Walaupun Satsuki seorang perempuan, tetapi kemampuan atletiknya sangatlah hebat. Baik dari bakat, maupun kerja kerasnya dalam berlatih kendo dari warisan kakeknya.
Tentu saja Eiji berusaha menghentikannya agar tidak terjadi sesuatu hal buruk. Jirou yang mengerti akan situasi tersebut pun segera menenangkan laki-laki tersebut.
“H-hei kawan, temanku ini hanya sedang mengalami hari buruk. Kau tahu? Perempuan, biasalah. Ada hari dimana mereka gampang tersinggung?” ucap Jirou
Laki-laki tersebut melirik ke arah Jirou sekali dan menarik pandangannya kembali seolah tak peduli. DI saat laki-laki itu sadar menatap wajah menawan dari Satsuki, dia mulai tertarik dan mendekatinya.
“Oohh… aku mengerti kok….” ucap laki-laki tersebut sembari tersenyum tipis
“Benarkah? Baguslah, maaf ya jika menganggumu. Terima ka-!”
Di akhir kalimat Jirou, tiba-tiba saja terhenti ketika laki-laki tersebut memotong ucapannya.
“Tetapi, kalian harus mengganti rugi!” ucap laki-laki tersebut
“Hah?!” sahut Eiji yang sontak menoleh ke arah laki-laki tersebut
“Eh?!” sahut Jirou
“Tentu saja ganti rugi! Aku tempa armor ini di ahli besi, hasil dari mengalahkan skeleton dragon di tanah kematian! Kau pikir mudah mendapatkan ini?! Jika aku jual di dunia nyata, maka ini seharga tujuh ribu yen!” ucap laki-laki tersebut
Ucapan arogan dari laki-laki tersebut benar-benar membuat Eiji dan Jirou kesal hingga titik tertinggi. Namun, mereka pun mencoba untuk berdiskusi dengan tenang.
“Ayolah, kawan! Kami hanya menabrakmu sedikit saja, armor mu sama sekali tidak tergores!” ucap Jirou
“Huh! Terkena kotoran dari kalian para pemain pemula sampah, tentu saja kualitas dari armor ini akan turun!” gerutu laki-laki tersebut
Hingga tiba-tiba saja, laki-laki tersebut mendekati wajah Satsuki dan menyeringai tepat di hadapannya seolah mendapatkan ide yang menarik.
“Tetapi, kurasa gadis cantik ini bisa membayarnya!” ucap laki-laki tersebut
Eiji yang masih merasakan hawa mencekam dan teror itu, terus-terusan berpikir terhadap makhluk yang berada di balik portal. Wajah dengan bayangan hitam yang menyeringai lebar, cakar hitam yang besar nan tajam seolah telah berpengalaman merenggut banyak nyawa dapat terasa dari dekat.“Makhluk apa itu?”“Untuk sesaat… kepalaku… di penuhi halusinasi kematian!”Di kala dirinya sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara Satsuki dan Jirou yang berteriak memanggil namanya dari belakang.“Eiji!”Kedua temannya segera menghampiri Eiji yang terlihat begitu kelelahan. Mereka berdua yang sebelumnya bertarung menghabisi monster di sisi lain desa, sedikit kebingungan melihat kondisi Eiji.“Eiji, kau tidak apa?!” tanya Satsuki“Ya... bagaimana dengan kalian?” sahut Eiji“Semua monster itu sudah di bersihkan. Walaupun mereka memberikan exp yang banyak, teta
Eiji masih terdiam dan terkejut terhadap tajamnya pemikiran Satsuki yang membuatnya bertanya seperti itu. Perasaan Takut dan khawatir mulai membesar hingga membuat Eiji menelan salivanya sendiri untuk berusaha menenangkan dirinya.Tatapan mata Satsuki yang penuh dengan makna itu haus akan jawaban, sekaligus menyiratkan perasaan sedih di dalamnya.Kebenaran membuat mulut Eiji mulai bergerak dengan sendirinya. Hati yang berkata untuk tidak mengkhianati kepercayaan kedua temannya, membuat dia ingin membuka mulut.“Aku-!”Satu kata yang dia keluarkan saat itu kembali terhenti seperti sebelumnya. Karena, sebuah ledakan terjadi jauh di belakangnya. Suara dari dentuman ledakan yang cukup keras itu masuk ke dalam telinga dan terasa dampaknya hingga ke arah Eiji dan membuat Jirou sontak terbangun.DUAR!“A-apa itu?!” ucap Eiji yang sontak menoleh ke belakangDi sisi lain, Satsuki sontak melihat ke arah yang sama dan men
Sesuai dengan ucapan Eiji, dia bersama Satsuki dan Jirou pun pergi meninggalkan kota Genbukai untuk melanjutkan perjalanan. Demi menjadi lebih kuat, Eiji di beritahu oleh Genbu, bahwa dirinya memiliki koneksi dengan keempat dewa penjaga mata angin.Oleh karena itu, dia harus bertemu dengan masing-masing dewa untuk memperkuat dirinya dengan latihan dan mendapatkan kepercayaan dari mereka.Tidak ada satupun orang yang masih mengetahui niat asli Eiji. Bahkan Satsuki dan Jirou hanya menganggap Eiji ingin menjadi lebih kuat demi memenangkan Linked Tournament dan mendapatkan hadiah besar dari Suei.Namun, yang Eiji inginkan lebih dari itu. Hal yang tidak bisa di gantikan dengan sebuah uang, yaitu nyawa. Puluhan player yang terjebak di dalam Linked Evolution dan terlibat dengan Linked Tournament, dia ingin berusaha memenangkan turnamen agar tidak ada yang terbunuh secara nyata di dalam game tersebut.**Hari yang panas dan matahari yang bersinar terik di
Eiji yang melihat tubuh partikel dari Shinha yang memecah dan membaur dengan udara, menggertakan gigi dan mengepal erat tangannya penuh amarah.Bagaimana tidak? Seorang remaja berumur 17 tahun dan belum lama menduduki bangku SMA kelas dua. Kini, dia terjebak di sebuah death game dan telah merenggut nyawa orang yang tidak bersalah.Shinha terlihat jelas bahwa dia bertarung demi mempertahankan hidupnya, dan dia tidak mempunyai pilihan lain. Begitu juga dengan Eiji sendiri. Tidak ada kemunafikan di dalamnya, mereka sebagai manusia pasti akan memiliki insting untuk bertahan hidup.Oleh karena itu lah, Eiji sangat membenci Suei dan Linked Evolution yang telah menjebaknya.“Lagi-lagi… aku membunuh seseorang!”Dirinya terjatuh di kedua lutut yang menopang tubuhnya. Eiji melihat kedua telapak tangannya yang sudah merenggut nyawa seseorang.Penyesalan dan amarah. Dua kata itulah yang dapat mendeskripsikan perasaan Eiji saat i
Eiji terkejut ketika mendengar ucapan Shinha. Di suruhnya untuk menyerah? Apa maksud Shinha saat itu? Wajah Eiji tertegun heran dan menatap ke arah Shinha penuh kebingungan.“A-apa maksudmu?”Namun, Shinha sendiri terlihat bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Dia kembali menegaskan kalimatnya kepada Eiji.“Menyerahlah. Kau tidak ingin ada pertumpahan darah bukan?”“Tu-tunggu. Kenapa….”“Jika kau tidak ingin menyerah, maka tidak ada gunanya untuk berdiskusi. Aku tidak bisa mempercayai ucapanmu itu”“Kenapa?! Aku mengatakan yang sejujurnya! Aku tidak ingin orang-orang mati karena turnamen dan jebakan Suei ini!”Eiji semakin bingung dengan ucapan Shinha. Dia mencoba untuk menghindari pertarungan dan korban jiwa di dalam game tersebut. Namun, berdasarkan dari ucapannya, Shinha memang menolak keras untuk percaya kepadanya.Dan itu karena….“Kau se
Di kala Natsuki di landa kebingungan, tubuh Eiji yang mulai terbentuk dari ribuan partikel di pindahkan ke sebuah tempat yang tak di ketahuinya.Pohon yang begitu tinggi dan dedaunan yang lebat. Tak ada suara apapun selain hembusan angin sejuk yang menggoyangkan setiap daun berirama merdu.Di tengah kesepiannya itu, Eiji menoleh ke kiri kanan untuk mencari tahu bahwa dirinya sedang berada di tengah hutan.“Hutan?”“Jirou! Satsuki!”Eiji berteriak memanggil nama kedua temannya. Namun, tak kunjung ada jawaban yang merespon teriakannya yang cukup keras itu.“Sialan, notifikasi itu! Tak kusangka hari ini adalah ronde pertamanya di mulai! Baru saja selesai melawan ancaman di kota Genbukai, waktunya benar-benar tidak tepat!”Merujuk kepada notifikasi panel yang memberikan hitung waktu mundur, Eiji baru saja menaydari bahwa dirinya telah kehilangan hitung dalam hari. Dua minggu berlalu dengan cepat, dan ta