Share

Bagian 3


"Meski kamu berusaha menjauh, tapi itu akan berujung sia-sia. Karena meski omongan mu pahit, tapi ngangenin"

***

Ting nong Ting nong

Yuki geram, sudah lebih dari 5 kali bel nya dibunyikan dengan brutal. Tidak tau ya, kalau ini adalah me time nya seorang Yuki??

Meletakkan gelas kopi nya, lalu mulai berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Hai pujaan hati? Rindu sama yayang gak?"

Seketika Yuki menyesal telah membukakan pintu. Karena orang itu adalah Leon, laki-laki yang benar-benar ingin dia hindari. See? Belum di ijinkan untuk masuk saja, dia sudah main nyelonong sendiri. Dasar babi emang.

"Mau kopi bang?" Seru Yuki.

"Iya sayang, kopi nya make cinta ya. Ntar mana tau udah ada benih-benih cinta di hati kamu!"

"Gombal Tros!"

"Khusus untuk kamu, gombalan Abang gak pernah abis!" Kekeh Leon

Yuki tak berniat membalas, ia segera mengambil secangkir kopi dan memberikannya pada Leon. Saat hendak beranjak pergi, tiba-tiba tangan Leon menariknya hingga terduduk tepat di sampingnya.

Yuki melotot, dan terkejut saat Leon memeluknya erat.

"Ck, main peluk aja Lo boss. Lepas selagi gue baik!" Kesal Yuki.

"Gue sakit Yu, kepala gue pening!"

Yuki mendengkus, tapi ia juga memang merasa suhu tubuh Leon sedikit lebih panas darinya. Kan, bagaimana bisa Yuki mengusir Leon jadinya.

Yuki melepas pelukan Leon. Laki-laki itu menatapnya tidak suka. Bodo amat lah, Yuki langsung mendekatkan keningnya dengan kening Leon. Yuki merasakan laki-laki itu tegang di tempat duduknya.

Ternyata benar, Leon memang sedang demam. Yuki melepas keningnya, lalu beranjak menuju kamar meninggalkan Leon yang masih mencerna apa yang terjadi.

Yuki kembali dengan membawa termometer dan beberapa obat penurun demam. Leon masih sama saja, masih terdiam di sofa layaknya patung.

"Nafas Bos, Nafas. Ya Tuhan, jangan mati di sini!"

"Eh, iy-iya!" Ucap Leon gagap.

"Tapi tunggu dulu deh bos, kenapa Lo udah ada di sini?" Seru Yuki

"Gue sengaja flight subuh biar ketemu Ama kesayangan dong!" Seru Leon kembali menggombali Yuki.

"Tolol!" Kesal Yuki.

"Kangen Yu, ya ampun. Udah gue bela- belain flight nya subuh, trus langsung otw ke sini. Tapi gak ada kata rindu dari Lo!"

"Ngehalu aja Lo, emang Lo siapanya gue?"

"Jadi kamu minta kepastian status?? Okeh, kapan kamu bersedia aku lamar?"

"Gila!"

"Hari ini bisa ngak Yu? Biar langsung keluarga gue datang trus lamar lo!?"

"Sinting!"

"Ato- gue buat dulu benih-benih gue di dalam rahim Lo Yu?" Seru Leon mulai mesum.

"Gue potong adik Lo!"

"Ntar masa depan kita hancur Yu, tega kamu ya!"

"Bodo-amat!" Seru Yuki kesal.

"Nih termometer sama obatnya, Lu obatin sendiri. Gak mood lagi gue!" Seru Yuki sambil melemparkan kotak obatnya pada Leon!"

"Yah- Yang, tega kamu ya. Gue lagi sakit nih yang! Yang, oi sayang bebeb!!!"

Yuki menulikan telinganya, ia sibuk dengan ponselnya saat mendengar sebuah Notif yang masuk.

Agam 12

Beb? Gue depan apartemen 
Lo. Bukain pintunya dong!"

Yuki langsung beranjak menuju pintu dan benar saja, Agam sudah datang lengkap dengan kotak makanan nya.

"Ada orang ya Yu?? Cowok?" Tanya Agam saat melihat sepatu hitam yang sepertinya milik seorang laki-laki.

"Hmmm! Masuk aja!"

"Siapa nih?"

Agam mengekori Yuki yang menuju ruang tamu. Ia terkejut mendapati Big boss nya ada di sini juga. Ya elah, gagal dong rencananya mau gombal-gombalin Yuki.

***

Leon yang kabur dari hotel langsung menuju bandara. Fiks, ia benar-benar sudah rindu berat dengan pujaan hatinya. 
Ia memberikan mandat penuh pada Akmal agar tidak memberitahu pihak kementerian kalau ia duluan pulang.

Sampainya di bandara internasional Soekarno-Hatta , Leon langsung menuju rumah Yuki. Selama di perjalanan ia senyum- senyum membayangkan bagaimana nantinya ekspresi gadis itu ketika bertemu dengannya yang tiba-tiba.

Leon membunyikan bel apartemen Yuki berulang kali. Apa gadis itu masih tidur? Tapi ini sudah pukul setengah 7 pagi.

15 menit kemudian

Pintu itu terbuka, Leon langsung memamerkan senyum andalannya melihat ekspresi Yuki dan langsung masuk ke apartemennya.

Saat Yuki memberinya secangkir kopi, Tiba-tiba saja Leon menarik nya dan memeluknya. Leon tau jika Yuki berusaha melepas pelukannya. Oleh karena itu, ia beralasan sedang sakit.

And paling parah nya, Yuki percaya dan menyentuh keningnya dengan kening gadis itu. Leon memang terlalu kaget dengan gerakan tak terbaca gadis itu. Hal itu berdampak buruk pada jantung dan juga wajahnya yang ia yakin sudah memerah.

And now??

Leon menatap bengis kehadiran Agam.

"Loh bos?? Udah balek dari singapur??" Seru agam mencoba bersikap ramah meski di tatap tak bersahabat oleh sang bos.

"Ngapain Lo ke sini?" Seru Leon to the point

"Ya elah bos,emang ada tulisan dilarang berkunjung ke sini? Aneh aja Lo boss!" Seru Agam tak terima

"Ck, Gam gak usah ribut!" Seru Yuki yang sedari tadi duduk di sebelah Leon, itu juga karena permintaan leon.

"Dengar kan Lo, bebeb gue lebih belain gue daripada curut asem kayak Lo!" Seru Leon.

"Yu??" Seru Agam memelas.

"Huh, Gam gak usah dengar. Lo juga boss, obat nya udah Lo makan?" Kesal Yuki.

"Udah!" Seru Leon cuek bebek

"Istirahat aja noh, di kamar kemarin!" Ucap Yuki

"Temanin yang!"

"Mati aja Sono!"

"Ck, ngomongannya pahit tapi ngangenin deh! Ya udah, Abang tidur dulu ya yang!" Seru Leon sambil mengecup pipi Yuki lalu berlari masuk ke kamar.

Yuki mengerang kesal, lalu membanting bantal ke kepala Leon yang sekarang tertawa kegirangan.

Agam yang dari tadi menjadi penonton menatap Yuki minta penjelasan.

"Yu, jangan bilang kalian udah jadian! Trus apa maksud nya itu, kamar yang kemarin?? Huh?? Jelasin Yu!" Seru Agam.

"Kepo Lo gam, jadi gak kita pergi?" Seru Yuki mengalihkan pembicaraan.

"Stop Yu, bilang apa yang terjadi!"

Dan disinilah, Ayu mulai menceritakan perihal kamar kemarin dan kenapa Leon bisa ada di apartemen sekarang.

"Hmmm, Tuh si boss kayaknya udah budak cintanya Lo deh yu, Lo sih sok-sokan ngasih harapan!" Seru Agam setelah mendengar semua cerita Yuki.

"Ngasih harapan apa??"

"Ck, elo emang gak peka Yu. Gue aja kalo diposisi si boss bakal merasa lo ngasih harapan bego!"

"Bodo-ah!"

"Kan, dibilangin malah ngeyel Lo!"

"Ck, gue kasihan aja loh gam!"

"Tapi awal dari semuanya nanti itu, ketika Lo ikut sertakan belas kasihan! Dengar Yu, gue gak mau lagi Lo kayak dulu!"

Yuki mengehela nafas lelah, Agam memang selalu benar. Dulu, ia juga sudah memperingatkan Yuki agar tidak melibatkan belas kasihan. Namun, Yuki malah tidak mendengarnya dan berujung kesalah pahaman.

"Lo aja jadi pacar gue mau ngak Gam?" Goda Yuki.

"Amit-amit sama Lo, jijik gue!"

"Babi lah!"

"Ya iyalah, lagian gue gak mau pindah haluan lagi!"

"Jadi? Lo udah fiks sama tuh tunangan Lo?"

"Ck, kalo gue gak terlanjur ngerusak dia sih mana mau gue!"

Yuki melotot, apa maksudnya coba?? Dasar Human.

"Yang duluan dia atau Lo sih gam?" Seru Yuki penuh selidik.

"Ck, Lo kan tau gue ilfell sama dia. But sialnya, kemarin bokap gue jebak gue. Bokap nyuruh kami tinggal satu apartemen, and ternyata bokap udah ngasih perangsang ke minuman gue. Ya udah deh, gue kemarin udah tegang banget. Malah dia make acara make baju seksi lagi, ya terlanjur lah. Lagian dia terima-terima aja kemarin waktu gue ena- ena sama dia!"

Fuck

Yuki berucap lalu membanting kepala Agam dengan sofa lalu beranjak dari duduknya. Bagaimana dengan mudahnya Agam menceritakan hal sevulgar itu padanya??

Sial emang, dasar laknat.

***TBC***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status