Share

Bagian 4

"Oi Yu, dipanggil big bos Lo !"

Datang-datang ke ruangannya ,Agam sudah membawa berita tidak mengenakkan pagi ini.

"Ngapain Gam? Perasaan gue baru aja dari Sono!" Kesal Yuki.

"Udah pergi aja boss, jangan kelamaan ntar jadi kita-kita yang kena semprot. Kan gak enak!" Ujar Karin

"Itu mah enak di Lo aja!"

"Nah itu tau Yu, buruan deh. Pigi Sono!" Usir Bagas sambil mendorong punggung Yuki.

Amazing emang, mereka melakukan Yuki tidak ada hormat-hormatnya. Mendengkus Yuki lalu menuju lift ke lantai atas.

Tok-tok

"Masuk!"

Yuki masuk ke ruangan Leon, ia mengerutkan kening nya ketika merasakan aura-aura negatif. Lalu pandangannya tertuju ke arah staf yang sedang menundukkan kepalanya. Yuki tebak , Leon pasti baru saja memarahinya.

"Ada apa Boss?" Seru Yuki.

Sebuah map terlempar, Yuki dan staf lainnya terkejut.

"Ulangi hasil kerja kalian, saya akan memecat kalian berempat jika berkas ini masih salah!" Leon berucap dingin.

Para staf itu langsung pamit setelah mengambil map yang tadi dilemparkan Leon.

Yuki masih terdiam di tempatnya. Sambil menatap Leon yang juga menatapnya.

"Kenapa ada yang salah Yu? " Seru Leon melembut menyadari Yuki yang diam dari tadi.

"Kemarin bukan gue yang handel mereka bos, itu urusan Karin!" Ucap Yuki membela diri.

Leon menahan nafasnya lalu membuangnya pelan-pelan. Ia tidak mau kasar kepada Yuki, gadis pujaannya.

"Tapi kan Karin bawahan Lo Yu!"

"Dia bawahan gue saat proyeknya bareng sama gue boss, itu lain halnya dengan ini!"

Brakk

Leon membanting meja, ia benar- benar emosi.

Yuki terkejut namun tetap berdiri dengan tegak seolah tak berpengaruh dengan gebrakan Leon.

"Kamu harus bisa propesional Yu, Karin itu bawahan kamu!" Bentak Leon.

Yuki tersulut emosi, ia menatap Leon tajam. 
"Oh, kalo gitu maksud Lo. Mendingan gak usah ada banyak ketua divisi di kantor. Cukup Lo aja yang mantau semua. Lo kira kerjaan gue cuman ngurusin kerjaan orang huh? Mikir dong boss, gue juga baru rapat direksi kemarin. Mana sempat gue review makalah mereka." Seru Yuki ikut berteriak.

Yuki melangkah menuju pintu dan membantingnya kuat. Beberapa karyawan yang berada di luar nampak terkejut, mereka pasti mendengar pertengkaran tadi.

Yuki berjalan dengan tergesa melewati Akmal yang menyapanya dan menatap nya heran. Dan juga melewati Karin, Bagas dan Agam yang baru saja sampai di ruang big boss.

"Kayaknya mereka berantam lagi ya?" Seru Bagas. 
"Gue jadi merasa bersalah sama bos, pasti tadi perihal kesalahan gue!" Ucap Karin lesu. 
"Ya udah jangan diulangi lagi Rin, ntar bos kita juga yang kena marah si bigboss!" Ucap Bagas bijak.

***
"Wah tumben banget jam siang gini Lo udah kesini Yu, any problem??

"Frans plis, buatin obatnya ya!" Pinta Yuki memelas pada Frans.

"Separah apa sih urusan kantor Lo?" Kekeh Frans langsung mengambil apa yang dipesan oleh Yuki.

"Nih Yu, gue masukin sedikit aja ya!" Ujar Frans memberikan secangkir americano dengan sedikit obat penenang saraf.

"Thanks!"

Yuki langsung meneguk habis kopinya. Lalu mulai menyandarkan kepalanya di meja. Ia benar-benar harus bisa mengontrol emosinya, kalau tidak- ia sendiri Yang akan dirugikan. Hanya Frans dan Agam yang tau tentang penyakit sialannya ini. Fuck emang kan?

"Yu, tidur di kamar gue aja noh! Kosong lagian, wangi kok!" Seru Frans sambil mengguncang bahu Yuki.

"Hmmm!"

Yuki berjalan lemas ke arah kamar Frans. Dari pada tertidur di meja, bagus kalau dia tidur di kasur saja.

***

Leon menghela nafas nya kasar. Ia jadi merasa serba salah sekarang. Ia tidak mau Yuki semakin jauh darinya, padahal baru saja ia menciptakan cerimyti dengan nya. Tapi, hancur lagi kan.

Ia melirik Akmal yang sedang memasuki ruangannya.

"Ck, kenapa lagi sih Lo bos!"

"Lo gue pecat!"

Nauzubillah ! Akmal langsung membisu. Ia, dia akui emang dia juga salah di sini. Tapi kenapa harus make acara pecat segala sih? Gila emang!

"Bos, becanda Lo gak lucu!"

"Gue gak becanda, gara-gara Lo. Bebeb gue jadi marah sama gue!"

Akmal kicep, ini kan urusannya udah beda kalee. Kenapa harus dibawa- bawa segala?

"Okehh, gue bakal bujuk Yuki deh bos. Tapi pliss, jangan pecat gue. Istri gue udah hamil bos, mau gue kasih makan apa coba!"

Leon terkekeh jahat, ia menatap Akmal yang sepertinya salah bicara.

"Hamil ya!" Kekeh Leon.

"Eh- aduh bukan bos ku. Itu maksud nya itu- Auh ah. Gelap!" Seru Akmal kicep.

"Adik Lo gatel juga ya mal, Lo nelan ludah Lo sendiri kayaknya! But buat sekarang gue gak bakal mecat Lo, tapi gantinya Lo harus beresin ini semua. Gue mau ngejar bebeb gue!" Seru Leon pergi dengan seringainya.

Akmal mencak-mencak tak terima, tiba masalahnya sebesar ini. Leon melampiaskannya pada. Dasar iblis emang.

***

Yuki merasa ada yang mengelus rambutnya. Mengerjapkan matanya, ia lalu meregangkan badannya.

"Udah bangun hmm?"

Yuki terkejut, ia langsung duduk dari tidurnya. Matanya membola menatap Leon ada di kamar Frans. Demi apa??

"Kenapa Lo ada di sini!" Tanya Yuki masih menatap Leon lekat.

"Look! Gue minta maaf ya Yu buat yang tadi. Pliss jangan ngejauhin gue!"

Tiba-tiba Leon sudah berjongkok di kasur sambil memandang Yuki penuh harap. Ia benar-benar menyesal tadi membentak Leon.

"Jawab pertanyaan gue dulu!"

"Okeh, tadi gue paksa Frans buat ngasih kunci kamar dia, and here why gue bisa ada di sini!"

Yuki mengehela nafas kasar. Ia bangkit berdiri lalu berjalan menuju pantri. Meninggalkan Leon yang masih dalam posisi duduknya.

"Frans, Lo tega ya!" Seru Yuki sambil menendang pantat Frans.

"Eh Babi, asu sakit!!!! Yukiiii!" Teriak Frans sambil mengusap bokongnya. Ia terlalu terkejut dengan serangan mendadak dari Yuki. Menyadari apa penyebabnya, ia langsung mendudukkan Yuki yang mengembang kempiskan hidung nya.

"Tenang dulu Yu, pliss jangan nendang dulu deh! Jadi kan, tadi itu calon suami elo. Datang marah-marah, trus ancem bakal bakar cafe gue kalo gue gak kasih kunci kamar!"

Yuki terdiam, ia lalu menghela nafas nya lelah. Ia mengalihkan pandangannya ketika Leon duduk di sampingnya.

"Yu, pliss ya sayang. Jangan ngambek gini dong!"

"Yu, kan- gue dikacangin!"

"Lo gak usah ganggu Yuki dulu deh. Lo gak tau apa-apa tentang dia !" Ujar Frans tajam

"Gue tau semua tentang dia, jangan sok- soakan deh Lo!"

"Semua hmm?" Seru Frans memandang remeh Leon.

"Diam Lo!"

"Kalo Lo tau tentang Yuki, seharusnya Lo tau dia punya penyakit saraf. Kalo tensinya naik, kebanyakan pikir, emosi berlebihan bisa aja dia mati! Lo udah tau faktanya itu hah?? "

Leon diam, dia memandang Yuki yang terdiam di sampingnya.

"Leon, kalo Lo beneren suka sama Yuki. Lo harus tau hal itu, gue gak mau sahabat gue menderita hanya karena elo! Gue tadi sengaja gak ngasih tau Lo, biar dia bisa nenangin pikirannya! Sekarang gue pergi dulu!"

Leon dan Yuki sama-sama terdiam, Tak ada yang berniat membuka percakapan. Leon rasanya sungguh merasa bersalah.

"Yu, astagahh Yukii!!" Teriak Leon heboh ketika Yuki tiba-tiba pingsan.

Leon langsung menggendong Yuki menuju mobilnya di bantu Frans. Seketika itu juga Frans sadar, Leon memang benar-benar mencintai sang sahabat.

***TBC***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status