Share

Meminta Restu Papa Angkat

Tepat pukul 20.00 Lintang berada di rumah orang yang tak terduga.

'situasi macam apa ini? Sial! Bodohnya aku!' batin Lintang mengolok dirinya sendiri.

Ia baru menyadari kebodohannya saat ia sudah duduk di kursi ruang makan keluarga Bowo.

Tiga pasang mata tengah menatapnya dengan tajam. Membuat Lintang bahkan tak berani untuk sekedar melakukan gerakan kecil.

"Kenapa tegang begini? Ayo-ayo! Semuanya, dimulai makan malamnya," seru Bowo.

"Maaf Om, tapi saya kesini bukan untuk ikut makan malam," aku Lintang dengan wajah santai tanpa ada raut tegang atau grogi.

"Lalu?"

Ishan membusungkan dada, ia meletakkan sendok dan garpu yang ada di kedua tangannya.

"Sebenarnya ...."

Ishan menyela dengan menggantung kalimatnya untuk sesaat.

Setelah ia menarik napas untuk mengumpulkan nyalinya, bak menghafal sebuah text, Ishan kembali menyampaikan niatnya dengan lancar.

 Sangking lancarnya sampai-sampai tak ada jeda dalam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status