Share

Tersesat

Fibrela tergeletak di atas tanah kering kemerahan. Tubuhnya utuh, tapi sebagian bersimbah darah. Beberapa tembakan melukai punggung dan wajahnya. Untungnya itu hanya luka bakar kecil.

“Sial! Barang rongsokan!” umpatnya gusar. Fibrela berusaha menegakkan punggungnya sambil melempar tas kaltornya. Ternyata dia masih punya cukup tenaga untuk melempar benda rusak itu.

Nod turun selang beberapa detik kemudian. Dia langsung berlari ke arah Fibrela. Gerakan semak di sekeliling Fibrela dan sisa asap dari tas kaltor tersebut segera dikenali Nod. Dia menghampiri Fibrela yang duduk mengenaskan di atas tanah. Kekhawatirannya memuncak ketika melihat kepala dan kaki Fibrela bercucuran darah. Nod memperhatikan mata Fibrela yang masih meringis menahan sakit.

Fibrela membalas tatapan tadi dan langsung memarahi Nod, “Kenapa kau turun? Kan sudah kubilang pergi!”

Bahkan Fibrela masih cukup kuat untuk memarahi orang. Tapi Nod tidak menggubris makian Fibrela. Dia segera me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status