Share

Naga Itu Belum Mati !!

Ayunan pedang Isamu ini menciptakan bayangan puluhan pedang yang mengarah lurus ke arah leher naga raksasa itu bagaikan sebuah badai yang siap meluluhlantakkan sebuah pulau.

Setiap bayangan pedang dari jurus milik Isamu ini mengandung kekuatan sihir angin yang sangat kuat.

“Crash …”

Kepala terakhir dari Naga Api Neraka akhirnya berhasil dipotong oleh Isamu dan akhirnya terjatuh ke dasar lautan.

Miekato lalu menggunakan kekuatan dari badai yang telah dia ciptakan untuk melemparkan tubuh Naga Api Neraka ke dataran es yang ada di dekat mereka. Dia sepertinya menginginkan sesuatu pada tubuh naga ini karena itu dia tidak membiarkan tubuh Naga Api Neraka ini tenggelam. 

Setelah berhasil memindahkan tubuh Naga Api Neraka, Miekato langsung menatap Isamu dengan senyum kemenangan. “Anda akhirnya berhasil mengalahkan Siluman Naga yang menjaga Samudra Hitam ini, Kapten.”

“Tanpa bantuan dari kekuatan sihirmu, mustahil aku bisa memotong kepala terakhir dari Naga Api Neraka. Dalam pertarungan ini, sepertinya kaulah yang paling banyak berjasa, Miekato.”

Miekato segera memberikan selamat pada Isamu. Namun, hal itu langsung ditepis oleh Isamu karena memang Miekato'lah yang memberikan kontribusi paling besar dalam pertarungan kali ini.

Tanpa bantuan kekuatan sihir dari Miekato, pertahanan yang ada di leher Naga Api Neraka tidak akan mungkin bisa hilang. Dan mungkin saja saat ini dirinya masih berada di dalam ruang kemudi kapal yang tenggelam di dasar lautan. Karena itu, tanpa malu-malu Isamu segera balik memuji kekuatan sihir yang dimiliki Miekato.

Miekato menanggapi pujian itu dengan senyuman dan menatap tubuh naga raksasa tanpa kepala yang tergeletak di atas dataran es.

“Apa kau ingin mengambil tubuh naga itu? Kau harus ingat bahwa saat ini kita tidak memiliki kapal. Jadi, bagaimana kita bisa membawa tubuh seekor naga yang berukuran raksasa. Meskipun tubuh Naga itu memiliki nilai jual yang sangat tinggi, tapi sepertinya kita harus meninggalkannya di tempat ini,” seru Isamu pada Miekato.

“Tenang saja Kapten. Aku tidak membutuhkan tubuh naga ini. Aku hanya akan mengambil jantungnya saja karena jantung siluman naga yang telah berusia ribuan tahun, akan sangat bagus untuk meningkatkan kekuatan sihir yang aku miliki,” jawab Miekato.

Miekato lalu menatap seluruh awak kapal yang lain dan menanyakan pada mereka semua satu per satu, apakah ada di antara mereka yang juga menginginkan jantung dari siluman Naga Api Neraka ini.

Dia kemudian menggunakan kekuatan sihir anginnya untuk terbang mendekati tubuh Naga Api Neraka itu setelah mendapat jawaban dari para awak bahwa tidak ada di antara mereka semua yang menginginkan jantung Naga Api Neraka ini karena memang di antara mereka semua tidak ada yang mempelajari ilmu sihir yang begitu dalam selain Miekato.

Akan tetapi, raut wajah Isamu menunjukkan sedikit rasa kekhawatiran ketika melihat Miekato terbang mendekati tubuh Naga Api Neraka karena dia merasakan sedikit keanehan pada tubuh naga itu.

Biasanya, setiap makhluk hidup yang telah mati akan langsung kehilangan aura kehidupannya. Tapi, hal ini tidak terjadi pada tubuh Naga Api Neraka. Meskipun naga itu telah kehilangan semua kepalanya dan sudah seharusnya mati, tapi Isamu masih bisa merasakan ada aura kehidupan yang memancar dari tubuh naga itu meskipun hanya samar-samar.

“Miekato … !! Naga itu belum mati. Dia hanya berpura-pura mati saja. Cepat menjauh dari tubuh naga itu,” teriak Isamu memberi peringatan.

Akan tetapi, Miekato sama sekali tak menghiraukan peringatan dari Isamu karena saat ini matanya tertuju pada jantung naga yang telah lama ia idam-idamkan selama bertahun-tahun.

“Hump!! Kau pikir aku bodoh. Aku tidak akan percaya dengan ucapanmu itu karena aku telah melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau membunuh naga ini,” umpat Miekato dalam hati.

Dalam benak Miekato, ia merasa bahwa Isamu sebenarnya juga menginginkan jantung naga ini meskipun dia menjawab tidak saat Miekato menanyai dirinya.

Miekato langsung menambah kecepatan terbangnya dan mendarat di tepi dataran es yang hanya berukuran beberapa meter itu. Luas dataran es itu kira-kira hanya seluas sebuah lapangan yang biasa dipakai latihan para prajurit istana. Dia lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah dada naga itu untuk mengambil jantungnya. 

Namun ….

“Roar …”

Tiba-tiba terdengar suara raungan seekor naga yang sangat menakutkan hingga membuat tubuh siapapun yang mendengarnya akan bergetar ketakutan.

Dan sesosok naga yang berwarna hitam pekat terlihat terbang mengitari daerah tempat tubuh siluman Naga Api Neraka itu berada.

Miekato langsung menghentikan gerakannya dan membeku seperti patung karena terkejut bercampur rasa takut yang begitu dalam.

Aura kehidupan yang memancar dari tubuh siluman Naga Api Neraka seketika menjadi semakin kuat saat Naga yang berwarna hitam pekat itu menyemburkan api yang berwarna hitam ke tubuh Naga Api Neraka.

Kedua belas kepala naga yang telah dipotong Isamu dengan bantuan Miekato, langsung tubuh kembali dengan sangat cepat. Dan ada perbedaan yang sangat mencolok dengan kepala Naga Api Neraka yang baru yaitu setiap kepala memiliki sepasang tanduk yang terbuat dari api.

“Aku telah memberimu sebagian dari kekuatanku. Sebagai gantinya, aku ingin kau membawa para manusia itu ke Kerajaan Iblis karena aku ingin menjadikan mereka sebagai kelinci percobaan.”

“Baik, Tuan.”

Naga berwarna itu langsung menghilang setelah mengucapkan perintahnya pada Naga Api Neraka.

Naga Api Neraka langsung menatap Miekato dengan tatapan yang sangat mengerikan layaknya seekor binatang buas yang siap menerkam mangsanya.

“Bukankah kau manusia yang ingin mengambil jantungku. Untung saja Tuanku menginginkan kalian semua dalam keadaan hidup. Jika tidak, sudah pasti aku akan meremukkan semua tulang-tulangmu sebelum aku membunuhmu.”

Naga Api Neraka itu langsung menggunakan kesebelasan kepalanya yang lain untuk menyerang Miekato.

Miekato hanya bisa pasrah menerima semua serangan dari Naga Api Neraka karena selain gerakannya yang sangat cepat, Miekato juga sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan tubuhnya.

Semua persediaan dan saraf-saraf yang ada di tubuh Miekato seakan-akan terkunci oleh tekanan aura yang sangat kuat.

Isamu dan para awak kapal yang lain tidak sempat menolong Miekato karena mereka semua menuju ke tempat Miekato berada dengan cara berenang. Sebab, tidak ada di antara mereka semua yang memiliki kemampuan untuk terbang.

Saat ini, tubuh Miekato sudah dipenuhi dengan banyak sekali luka akibat serangan Naga Api Neraka.

Naga Api Neraka sepertinya ingin menyiksa Miekato terlebih dahulu sebelum membawa Miekato pergi ke Kerajaan Iblis. Bagaimana juga, dia merasa sangat terhina dengan apa yang akan dilakukan oleh Miekato. Sebab, jantung naga adalah bagian terpenting dalam tubuh seekor naga yang selalu dijaga layaknya mahkota seorang Raja.

“Tidakkkk …...” seluruh kru kapal tiba-tiba berteriak secara bersamaan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status