''Ini siapa? Kenapa anda tahu nomer saya?'' aku sangat meyakini bahwa dia adalah Bagas, mantan suamiku.''Amira ... Masa kamu sudah lupa? Aku ini suamimu,'' ucapnya membuatku terkejut.''Maaf! Saya tidak memiliki suami seperti anda, jadi tolong jangan menghubungi saya kembali dan ingat masalah kita sudah cukup sampai di sini.'' peringatanku padanya, lalu aku mematikan sambungan telepon secara sepihak.Aku fikir yang menelepon siapa, ternyata lelaki yang tidak tahu diri. Lebih baik aku mengganti nomer telepon supaya Bagas tidak dapat menghubungiku.Kemudian, aku melempar ponsel kasar. Tubuhku sampai sekarang masih tidak enak badan. Apa mungkin begini kali ya, rasanya hamil? Kepalaku pun masih terasa cenat-cenut.Kemudian, aku paksakan untuk tertidur, namun sampai sekarang kedua mataku ini tak kunjung terlelap. Aku malah berfikir ketika usia kehamilanku delapan bulan pasti perutku ini akan buncit seperti balon yang besar. Membayangkan rasanya begitu ngilu dan pasti ketika melahirkan beg
''Baiklah, saya akan cek sekarang!'' ujarnya membalas senyumanku, dia pun segera membuka kembali mesin dan memeriksannya. Dia Reyhan, yang kata Papa anak dari Bi Asih.Reyhan mencoba membenarkan mesin supaya bisa hidup kembali, dia ternyata sangat lihai. Persis seperti yang sudah berpengalaman.Tatapan lelaki itu memandang kami sambil tersenyum, wajahnya sangat membuat aku terpesona. Jika mampu digambarkan sangat tampan dan persis seorang aktor.Setelah berlama mununggu, Reyhan pun sepertinya sudah selesai mengorek mesin, dia segera menghidupkan mobil. Dan ternyata tak disangka mobil langsung menyala dan membuat aku dan Mama tersenyum lebar padanya.''Wah ... Ternyata kamu sangat pandai sekali Reyhan, saya sama sekali tidak menyangka. Terima kasih sekali ya,'' ucap Mama pada Reyhan, dengan perasaan senang lelaki itu mengangguk.''Iya Nyonya, sama-sama. Kebetulan tadi saya lihat Nyonya dan Non Amira sedang kesusahan karena mobil ini tidak menyala, maka dari itu saya berinisitif membant
''Apa Bibi tahu siapa yang membawa senjata tajam itu?'' Amira penasaran dengan orang tersebut yang telah berani datang ke rumah ini.''Dia Tuan Bagas, Non!'' jelas Bibi, seketika kedua mata Dita terbuka lebar, ia sangat tidak menyangka ternyata Bagas datang kembali ke rumah ini.Amira melangkah cepat, menatap dari kejauhaan Bagas yang terengah-engah bertengkar dengan sucurity rumah ini. Tangan kanannya mencekal sebilah pisau, aku yang melihat benda tajam itu segera keluar dari rumah karena sangat takut Bagas akan macam-macam pada sucurityku.''Ada apa kamu ke sini Bagas? Kenapa kamu datang ke sini dengan marah-marah?'' tanyaku tajam menatap kedua matanya, dia begitu murka entah apa yang sudah membuat dia meradang seperti itu.''Apa kamu yang menyekap Dzakira sampai dia tidak pernah pulang menemuiku hah? Apa kamu merasa sakit hati atas apa yang telah aku perbuatkan padaku. Ingat Amira, aku melakukan pengkhinatan karenamu juga, ini semuanya salahmu, jika kemarin kamu tidak lumpuh aku ti
Dzakira menatap orang tersebut dengan kaget, ia seakan tak menyangka ternyata yang menolongnya Bayu. Lelaki yang sudah membuatnya seperti ini.Bayu pun terlihat kaget, ia bisa bertemu kembali dengan Dzakira.BUGH!''Kamu ... Kebetulan kita di sini, aku akan melaporkan kamu ke pihak berwajib karena sudah mengambil ginjal saya,'' ancam Dzakira sambil meninju dan menunjuk ke arah wajah Bayu, ia yang gelapapan kaget karena mendapatkan bogem mentah dari Dzakira.''Anda siapa? Sudah saya tolong malah menuduh yang tidak-tidak, sampai mau laporin ke polisi lagi. Setres ya anda.'' Bayu mengecam, tatapannya tajam seperti tidak terjadi apa-apa, padahal sudah jelas-jelas ia yang melakukan hal buruk pada Dzakira. Ia ternyata sangat pandai bersandiwara.''Menuduh ucapanmu?! Saya tidak menuduh, namun benar kenyataannya,'' Dzakira mencekal pergelangan tangan Bayu. Tubuh Bayu bergetar karena semua mata memandang ke arahnya, mereka keheranan dan tak menyangka.''Apa buktinya saya telah melakukan sesu
''Ternyata kamu di sini, Bayu?!'' ujar seseorang, mengagetkan Bayu dan Ningsih.Bayu sama sekali tidak menyangka wanita tersebut mengetahui keberadaannya sekarang. ''Bunga ... Ngapain kamu ada di sini dan kenapa kamu bisa tahu aku ada di Rumah sakit ini?'' tanya Bayu kaget melihat kedatangan Bunga--sahabat--Amira.''Aku ke sini ingin memberitahu sesuatu padamu, sampai sekarang aku masih sangat mencintai dan aku tahu kamu sedang di Rumah sakit ini karena tetangga di sekitar komplek perumahanmu,'' ujar Bunga pada Bayu.Ternyata tanpa diketahui Bunga dan Bayu adalah mantan kekasih terindah, dahulu ketika zaman cinta monyet, mereka bedua menjalin hubungan. Tapi sayangnya kandas karena kesalahpahaman diantara mereka.''Aku sudah bilang beberapa kali, tolong jangan hadir kembali ke dalam hidupku. Aku sudah melupakan dan mengubur masa lalu bersamamu. Jadi mulai detik ini, lupakan tentang hubungan kita karena aku sudah tidak mau kembali berurusan denganmu,'' jelas Bayu, ia kekeh tidak ingin
''Kenapa kalian diam?''''Maaf Pak, kami tidak bisa melapor karena pihak berwajib pun akan menerima setelah batas waktu 2x24 jam. Bapak pun juga tidak bisa menyuruh kami karena bukan atasan kami,'' jawab suster santai menolak perintah Bagas.Bagas yang mendengar langsung murka, ia memedam amarah. Lalu mencekal kerah baju suster yang barusan menjawab ucapannya.''Stop Pak, jangan bertindak kasar. Masalah ini kita bisa bicarakan baik-baik,'' belanya, aku pun melepaskan kerah baju suster dan memandangnya tajam.Suster yang mendapat perlakuan kasar hanya bisa merenung dan menunduk.''Baik-baik bagaimana? Kalian semua bodoh, kekasih saya hilang di Rumah sakit ini tapi sama sekali tidak ada rasa tanggung jawab. Saya akan melaporkan kasus ini ke polisi, Rumah sakit ini pun akan saya laporkan karena sudah menyebabkan Dzakira menghilang.'' ancam Bagas sambil menunjuk ke beberapa perawat. Keduanya tangal terkepal kuat.''Mohon maaf Pak atas kelalaian pihak Rumah sakit ini, kami berjanji akan me
''Aku sudah tidak suci lagi Amira ....'' rilih Bunga menangis sembari menutup wajahnya.Kedua mataku terbuka lebar, ''Apa? Sejak kapan?''''Sejak aku dan Bayu bersama,'' jelas Bunga.''Lalu bagaimana kelanjutannya?'' tanyaku kembali, hatiku merasa tak menyangka, aku kira Bunga adalah wanita lugu, baik dan tidak akan mungkin melakukan hal sebodoh itu.''Untung saja aku tidak hamil. Sewaktu aku tengah akan berangkat ke rumahmu, aku mampir bertemunya di Rumah sakit. Namun ia malah membuatku kecewa, sakit hati atas ucapannya.'' Bunga menatap sendu, aku sangat tahu hatinya sangat terluka saat ini.''Kamu yang sabar Bunga, semua ini mungkin sudah terjadi. Lebih baik sekarang, kamu lupakan Bayu dan menata masa depan yang indah.'' ujarku memeluknya erat, aku tidak tahu harus mengungkapkan apa, karena hatiku benar-benar tidak menyangka.''Tapi, aku tidak tahu akan ada lelaki yang bisa menerimaku atau tidak dengan kondisiku yang sekarang sudah tidak suci lagi, aku benar-benar sudah kotor Amira
JANGAN LUPA KLIK BERLANGGANAN DAN KOMENTAR YA, BIAR AUTHORNYA SEMANGAT NGETIK LAGI😍💪''Jangan ada yang berani mengazani bayi Amira ....!'' ucap seseorang menggema mengangetkan kami. Aku segera menatap ke arah pintu, ternyata yang bersuara adalah Papa, Mama pun ikut serta datang menjenggukku di klinik ini. Aku begitu amat bahagia melihat kedua orang tuaku datang.Tetapi ada seseorang yang sangat membuatku kaget. Kedua orang tuaku tidak datang berdua, melainkan dengan lelaki yang sudah membuat sahabatku terluka.''Kamu ....!'' rilihku menatap tak suka padanya.''Iya Amira, ini aku, apa kamu masih ingat denganku?'' tanyanya dengan wajah berseriAku tidak memperdulikan ucapannya, sama sekali tak suka melihat kedatangannya yang membuatku tak percaya. Apalagi mengingat dirinya yang sudah tega menyakiti perasaan Bunga. Memang kejadian itu sudah menjadi masa lalu, tapi pastinya rasa sakit itu masih membekas di dalam hati Bunga.''Maksud Papa apa melarang Reyhan mengazankan bayi Amira?'' ta