"Kenapa ibu selalu melarang hubungan kita? kenapa ayah selalu nurut dengan ucapan ibu? Kenapa aku selalu kesulitan berbicara dengan ayah? aku akan cari tahu sendiri."
***
Tiara masih belum bisa kembali pada tubuhnya. Dia masih sibuk berkeliaran memecahkan permasalahannya selama ini. Malam ini dia pulang kerumahnya. Melewati gerbang kokoh yang tergembok rapat. Menembus dinding istana megahnya. Dia bisa melewatinya tanpa harus meminta satpam membukakan pintu.
Diruang keluarga ayah dan ibunya sedang berdiskusi membicarakan Tiara.
"Sampai kapanpun ibu tidak mau punya mantu miskin! si Tomi itu nanti akan menjadi parasit bagi kita. Ibu tidak mau harta ayah nantinya dirampas dia," protes ibu pada ayah Tiara.
"Ya sudah. Ayah nurut saja apa kata ibu."
Tiara kesal sekali menyaksikan drama ini. Rupanya dalam keadaan sekaratpun, ibu tirinya tidak peduli perasaan Tiara.
Setelah ayah pergi menuju kamar dan meninggalkan ibu tirinya sendiri diruang keluarga. Ibu berbisik geram,
"Heuh ... itu bocah kenapa ngga buruan mati aja! aku sudah tidak sabar merebut semua harta kekayaan ayahnya dan pergi bersama pacarku. Lelah rasanya, belasan tahun harus mempertahankan rumah tangga yang tidak aku inginkan. Aku ingin segera pergi bersama pujaan hatiku. Hem ... aku harus pergi ke dukun yang lebih ampuh lagi. Agar ayah Tiara semakin nurut dan selalu tergila-gila denganku."
Tiara yang dengan jelas mendengar semua perkataan ibu tirinya itu langsung kecewa dan marah. Dia langsung menggunakan semua kekuatannya untuk menjatuhkan guci mahal kesayangan ibu tirinya. Berhasil guci itu terjatuh dan pecah.
prang ...
Ibu tirinya langsung kaget. Antara sedih dan takut. Sedih karena guci mahal kesayangannya pecah dan takut karena aura seram mulai membuat bulu kudugnya berdiri.
Suara jeritan ibu tiri pun membuat ayahnya keluar kamar dan melihat apa yang terjadi. Sesaat telpon rumah pun berdering. Itu panggilan masuk dari rumah sakit. Tempat dimana Tiara dirawat.
"Halloo ... selamat malam," ucap ayah Tiara.
"Selamat malam pak. Begini ... Tiara kritis lagi, bisa kalian datang. Saya khawatir kali ini dia tidak bisa diselamatkan," suara dokter itu terdengar cemas sekali.
Orang tua Tiara beserta para pengawal pun pergi menuju rumah sakit.
***
Tiara kembali kritis karena dia sekuat tenaga memecahkan guci mahal milik ibu tirinya. Ini hari ke sepuluh dia koma. Dia belum bisa membuka mata. Kemarin keadaan mulai membaik. Perlahan dia bisa menggerakan tangannya. Tapi malam ini keadaan buruk lagi.
Ibu dan ayah bermalam dirumah sakit. Tidur disamping putri semata wayangnya itu.
Setelah sholat subuh. Tomi datang menjenguk Tiara dan hendak membacakan ayat-ayat suci al-quran. Dia meminta ijin pada keluarga. Awalnya ibu tiri menolak, namun dokter membela dan menemaninya untuk mengaji disamping Tiara.
"Biarkan bu! ijinkan Tomi membacakan ayat suci al-quran. Tiara sudah tidak ada harapan lagi. Kemungkinannya untuk sembuh hanya 10 persen. Sangat mustahil kecuali ada keajaiban Tuhan," jelas pak dokter yang tegas dan baik hati.
"Bismillah hirohman nirohim. Yaaa sin," suara merdu Tomi saat mengaji membuat ayah Tiara meneteskan air mata.
Ayah sudah lama tidak mendengar ayat-ayat suci itu. Seketika kemat dari dukun yang diperintah oleh ibi tiri luntur. Tiba-tiba ayah sangat terpukul melihat kondisi putrinya. Ayah yang tadinya angkuh dan tidak mau berbincang dengan Tomi. Kali ini malah ngajak Tomi berdiskusi.
Ibu tiri mulai panik dan menyuruh Tomi berhenti membacakan ayat-ayat suci itu. Ayah menyuruh para pengawal mengamankannya dan membawanya pulang. Kali ini ayah tidak ingin diganggu oleh istri mudanya itu.
***
Ajaib!!!
Berkat keajaiban dan kasih sayang Tuhan. Tiara yang di vonis tidak ada harapan untuk selamat. Kali ini membuka matanya perlahan. Tidur yang sangat panjang. Tiara siuman. Tiara menantap kedua lelaki disamping kanan dan kirinya. Mereka berdua adalah dua lelaki yang sangat Tiara sayangi.
Tiara memegang erat tangan Tomi dan tangan ayahnya. Tiara memohon dengan sangat pada ayahnya.
"Ayah ... aku mohon restui kami. Aku sangat mencintai Tomi. Aku berusaha untuk berbicara dengan ayah selama ini, tapi begitu sulit. Nikahkan kami ayah, aku mohon!!!"
"Ia sayang ... ayah akan nikahkan kalian. Ayah merestui kalian. Kamu cepet sembuh yah. Kembali ceria seperti dulu," pinta ayahnya.
"Terimaksih ayah sudah merestui hubungan kami. Saya janji akan menjaga Tiara dengan baik."
Ayah sengaja pergi dari ruang rawat. Membiarkan Tomi dan Tiara melepas rindu setelah tidur panjangnya.
Tiara menyentuh pipi lembut Tomi dan berkata,
"Akhirnya aku bisa nyentuh kamu lagi. Aku takut sekali kehilangan kamu. Terimakasih sudah setia menunggu selama belasan tahun ini. Untuk menanti kepastian ini. Kita akan segera menikah. Kita tidak akan terpisahkan lagi."
***
Matahari mulai terbit dan menyinari bumi ini dengan sangat cerah. Tomi membantu Tiara untuk duduk dikursi rodanya. Dia hendak membawa Tiara menghirup udara pagi dan menikmati alam yang indah ini.
Mereka berdua mulai berkeliling taman dirumah sakit. Menyaksikan burung-burung kecil berterbangan mencari makan. Kupu-kupu indah sedang hinggap di bunga-bunga mekar. Tiara tersenyum manis. Merasa bersyukur dirinya masih bisa hidup untuk yang kedua kalinya. Ia telah melewati masa kritisnya.
Mereka bercanda ria membahas tentang rencana pernikahan mereka.
"Nikahnya sederhana saja tidak apa-apa? Saya tidak punya banyak uang untuk menggelar resepsi yang megah hehe," sambil tertawa kecil Tomi mengatakannya.
"Tentun saja tidak mengapa. Yang penting sah. Aku sudah tidak sabar ingin merasakan malam bertama bersama kamu haha," Tiara tertawa terbahak.
Tomi pun ikut tertawa dan membelai lembut kepala Tiara. Ada bekas jahitan dikepalanya, tapi tidak mengurangi kecantikannya. Dia tetap manis, bahkan setelah 10 hari tidak mandi pun karena koma.
Mereka melepas rindu seharian. 24 jam mereka bersama. Dari mulai matahari terbit sampai tenggelam. Semua aktifitas hari ini, ditemani Tomi. Hal itu membuat keadaan Tiara cepat membaik. Mungkin karena rasa bahagianya. Jadi keadaan Tiara sudah lebih baik.
Mulai dari membantu Tiara membersihkan tubuhnya. Menggosok gigi. Menyuapi Tiara makan pagi, siang dan sore. Membantu Tiara minum obat secara teratur dan mengajari Tiara mengaji.
Disela-sela kegiatannya. Tiara bercerita tentang ibu tirinya dan hasil penyelidikannya. Ternyata ibu tirinya main dukun agar ayahnya tergila-gila padanya dan selalu nurut. Pantas saja ayah selalu sulit diajak diskusi. Ayah bahkan tidak peduli dengan perasaan putri semata wayangnya itu.
Dulu primadona desa itu datang ketengah-tengah keharmonisan keluarga Tiara. Pantas saja ayahnya kepincut sebab ibu tirinya menggunakan pelet. Ayah tidak sadar. Jadi begitu saja meninggalkan ibu kandung Tiara.
Ayah sengaja membawaku. Katanya agar aku bisa hidup layak. Kalau ikut ibu kandung takut tidak bisa sekolah dan hidup enak. Karena Ibu Tiara saat itu tidak memiliki pekerjaan.
Sekarang tugas Tiara adalah ingin mencari tahu dimana keberadaan ibu kandungnya.
Baca bab selanjutnya yah dan jangan lupa subcribe teman-teman!!!
"Saya akan mencoba santet gagak hitam sekali lagi kii! Yang kemarin belum berhasil. Tiara belum meninggal. Malah sekarang dia sudah siuman dari komanya. Saya mohon bantu saya lagi aki siliwangi!!!"***Ibu tiri mulai geram dan sangat murka melihat Tiara siuman. Usahanya menyewa jasa santet ternyata gagal. Dia mencari jasa santet terampuh melalui media sosial. Secara online dia berkomunikasi dan bernegosiasi masalah harga.Dia tidak bodoh. Banyak penipuan di media sosial baru-baru ini yang viral terjadi. Salah satunya saat ibu tiri menyewa jasa pelet online minggu lalu. Uang sudah ia transfer, Namun nomor HPnya malah diblokir. Pelet tidak dilaksanakan dan uangpun hilang.Namun kasus teetipunya ibu tiri ini tidak membuatnya kapok. Malah dia membuatnya pelajaran. Agar lebih pintar dan berhati-hati lagi. Kali ini dia akan menyewa jasa santet lagi di aki siliwangi. Dia sangat percaya pada aki karena dia sudah tahu tempatnya.Wala
Tomi terpaksa meninggalkan motor bututnya di rumah. Dia harus pergi ke Majalengka mencari ibu kandung Tiara. Berbekal tabungannya yang tidak seberapa, itupun hasil bobok celengan ayamnya yang sudah hampir 2 tahun ia kumpulkan. Tanpa minta belas kasih dan balas budi. Dia pergi niat ibadah dan membantu permasalahan kekasih hatinya.Tomi harus menaiki beberapa tranaportasi untuk menuju alamat itu. Dari rumah meuju jalan raya, ia diantar ayahnya menggunakan motor butut milik Tomi. Kemudian dia menunggu bus datang. Ia berdiri di halte bus seorang diri. Tidak menunggu lama, bus pun datang. Ini bukan pertama kalinya dia berpergian.Bisa dibilang Tomi pemuda yang aktif. Dia sering ikut acara tour keagamaan. Karena profesi dia kan sebagai marbot masjid. Selain tugas utamanya membersihkan masjid. Dia juga Sering membantu Pak Ustad dalam mempersiapkan acara-acara dimasjid dan acara tour ibu jamiyahan.Setelah sampai dia harus naik angkot jurusan yang berbeda
"Aku talak kamu sekarang juga!" ucap ayah Tiara penuh kesal."Silahkan. Tapi serahkan dulu semua harta kamu. Kalau tidak! aku akan membuat putri kamu lebih menderita lagi!" ancam Anita, istri mudanya.***Tiara hanya bisa berbaring di kasurnya. Dia lumpuh. Dia hanya bisa meneteskan air mata. Namun, semangatnya untuk sembuh begitu kuat. Dia berusaha menggerakan bibirnya agar dapat bicara.Tomi pun datang. Langsung menangis meminta maaf. Harusnya dia turuti semua keinginan Tiara. Tomi janji kalau nanti Tiara sembuh. Dia akan turuti semua kemauan Tiara. Tidak akan menolaknya lagi. Sekali pun Tiara meminta untuk nikah lari. Tomi akan laksanakan."Kamu pasti sembuh! aku akan bacakan ayat-ayat suci untuk kamu."Tomi fokus mengaji. Sementara ayah di rumah sedang bertengkar dengan istri mudanya."Aku talak kamu sekarang juga!" ucap ayah Tiara penuh kesal."Silahkan. Tapi serahkan dulu semua harta kamu. Kalau tid
Masih suasana duka. Hujan deras pun turun menyelimuti kota. Tiara sudah kembali pulang pada Tuhannya di usianya yang genap 26 Tahun. Keegoisan orang tua membuatnya pergi sebelum merasakan bahagianya pernikahan. Penantian panjang Tomi pun sia-sia.Tomi membelai rambut Tiara untuk yang terakhir kalinya. Selimut putih pun mulai dokter tutupkan keseluruh tubuh Tiara. Dokter membawa Tiara pergi dari ruang rawat itu dan mulai memandikannya. Benar-benar Kisah yang sangat pilu.Tomi menuju musholah rumah sakit. Dia datang pada Tuhannya dan memohon ampun. Atas kekhilafannya selama ini. Atas yang mereka lakukan selama ini. Harusnya mereka tidak berlarut-larut dalam zinah selama belasan tahun. Akhirnya mereka tidak bisa bersama.Tomi yang selaku marbot masjid dan paham tentang agama. Selalu menutup mata dan hatinya. Padahal dia tahu pacaran itu adalah perbuatan dosa besar. Karena dalam agamanya, haram hukuknya laki-laki dan perempuan yang belum ma
Suara adzan subuh terdengar sangat merdu. Tomi pun terbangun dari tidurnya. Hari ini dia tampak bersemangat sekali. Tentu saja, dia mulai bekerja hari ini. Dia menyiapkan baju putih dan celana kulot hitamnya. Setelah itu, dia pergi menuju kamar mandi. Membersihkan diri dan mengambil wudhu.Seperti biasanya. Tomi melakukan sholat subuh qobliyah 2 rokaat sebelum melaksanakan sholat wajib subuh. Selalu konsisten karena dirinya tahu pahala yang sangat besar yang akan didapat. Pahalanya melakukan sholat qobliyah subuh yaitu kebaikannya melebihi dunia dan seisinya.Setelah selesai melakasanakan sholat. Ibu memerintah Tomi untuk sarapan terlebih dahulu. Agar kerjanya fokus. Sarapan itu penting untuk memulai aktifitas. Tomi makan dengan lahap, ibu bahagia sekali. Anak semata wayangnya itu sudah lagi tidak terlihat murung. Sudah mau makan dan mau membuka lembaran baru."Assalamualaikum, Tomi pamit bu. Doain agar kerjaan Tomi lancar dan berkah ya bu!" pinta To
"Kenapa Rara begitu akrab dengan bapak HRD itu. Aku jadi cemburu!" keluh Tomi dalam hatinya.***lima jam berlalu Tomi bekerja. Belum juga Tomi menjawab pertanyaan Rara, waktu istirahat pun tiba. Rara pamit untuk makan siang dan begitu saja meninggalkan Tomi."Kok dia ngga ngajak aku makan siang bareng?" Tomi masih berhalusinasi kalau Rara itu adalah Tiara, pacarnya yang sudah meninggal beberapa minggu lalu.Sakit seperti menyayat hati. Biasanya Tiara sangat perhatian sekali, melayani Tomi makan siang seperti raja. Tomi masih belum bisa melupakan kenangan manis bersama kekasihnya itu. Jelas saja. Sebelas tahun mereka bersama. Mengukir indah kenangan manis. Pasti terasa amat sulit dilupakan.Tomi berjalan seorang diri menuju kantin. Dia benar-benar sangat membutuhkan sosok Tiara disampingnya. Belum juga lukanya pulih. Dia harus menyaksikan drama yang membuatnya membakar hati. Di kantin. Tidak sengajaTomi melihat Rara sedang makan siang berdua bersam
Terbitlah kekasih hidupku. Datang!!! Seperti matahari yang terbit dan menyinari bumi ini. Jadilah kekasih hidupku dan warnailah hari-hariku dengan cinta kasihmu. *** Rara berhasil membawa Tomi pulang dari rumah sakit Jiwa. Mereka berdiskusi di rumah orang tua Tomi. Rara menjelaskan pada orang tua Tomi. Kalau dirinya tidak bisa menikah dengan Tomi. Karena dia sudah bertunangan dengan bapak HRD. "Mohon maaf pak, bu. Saya sudah punya tunangan. Jadi saya tidak bisa menikah dengan Tomi. Tapi saya akan menemani hari-hari Tomi sampai dia sembuh." "Tidak apa-apa nak. Justru kami yang meminta maaf karena sudah lancang meminta kamu untuk menikah dengan Tomi. Terimakasih atas kebaikanmu." Sejak kejadian itu. Tomi dan Rara mulai akrab. Mereka menelpon satu sama lain. Memberikan semangat pada Tomi dan memberikan perhatian. Tomi mulai bangkit kembali. Hari-harinya mulai berwarna lagi. Tiara yang sudah lama mati seakan hidup kembali dalam sos
Salah Jurusan!!!Mungkin itu kata yang tepat untuk problemku saat ini. Aku tidak minat kuliah jurusan Bahasa Inggris, karena minatku di seni. Tapi sekarang malah berdiri ditengah-tengah gerombolan mahasiswi jurusan Bahasa Inggris. Aku benar-benar nyasar.Aku sangat tidak suka dengan Bahasa Inggris. Pelajaran yang aneh. Sangat susah dibaca. Tulisan dan cara baca sangat berbeda. Pengucapan yang sulit, membuatku malu untuk speak up. Ditambah dengan logat jawaku yang medok. Membuatku benar-benar malu menjadi mahasiswi jurusan Bahasa Inggris.Semua karena keinginan ayahku. Katanya, agar bisa bersaing di masa depan. Di jaman yang semakin canggih dan moderen ini, memiliki skill berbahasa inggris sangat penting. Bahkan menjadi point plus di dunia kerja. Aku hanya bisa nurut. Tapi keputusan itu justru membawa petaka bagiku. Karena diriku kesulitan mengikuti perkuliahan. Seperti terseret-seret karena memang bukan basic dan minatku. Bisakah aku bertahan di Jurusan Ba