"Berhenti!" Anindira berteriak dari kejauhan. Ia baru saja tiba di sana, begitu mengejutkan sekaligus mengguncang mentalnya, mendapati dua pria yang sangat berarti dalam kehidupannya saling berhadapan.Leonardo memejamkan matanya erat-erat, merasakan adanya gejolak berbeda yang sedang menyerang raganya. Apa lagi kalau bukan suara dari wanita yang pernah mengisi relung hatinya itu.Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Around. Segera dia ingin melayangkan pukulan. Namun, sebelum tangan itu mampu mewujudkan keinginannya, Leonardo sudah lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya. DOOOORRRR ...Leonardo melepaskan tembakan ke udara, lalu dalam hitungan detik dengan gerakan cepat dia memutar tubuh Around, sehingga posisi tangannya menekuk ke belakang. Menekan tubuh Around dengan sebelah kakinya. Sementara tangan yang satunya langsung menodongkan senjata. Alhasil, Around tak mampu berkutik. "Keparat kau, Leonardo!" Around mengumpat sambil meludahi wajah Leonardo. Emosinya memuncak lan
[SELAMAT!][Anda naik lima level.][Level anda saat ini, Mafia Bermerek #kelas kejam.][Sistem Mafia Terkuat telah diupgrade. Silahkan tekan 'Ya' untuk langkah selanjutnya.] Arsenio lantas menekan 'Ya', seperti yang diperintahkan. Ada perasaan was-was mengusik pikiran. Namun, segera dikendalikan kembali. TRING ...Cahaya jingga berkilau terang, membuat Arsenio menutupi matanya dengan sebelah tangan. "Apa yang terjadi?" Dia bertanya-tanya.Dalam hitungan detik, model dari layar notifikasi pun berubah. Tidak lagi seperti sebelumnya. Kali ini tampak lebih canggih, modern dan mengagumkan. [Selamat datang, dalam Sistem Mafia Terkuat type 5.0.]Tidak seperti sebelumnya, hanya berupa tulisan, yang terbaru ini, selain tulisan muncul juga suara laki-laki. [Kali ini, untuk bisa mendapatkan Poin Kemenangan dan Poin Aksi akan berbeda.]#1. Setiap kali melakukan perlawanan fisik, akan mendapatkan Poin Aksi.[Satu pukulan = 5 Poin Aksi.][Dua pukulan = 10 Poin Aksi][Tiga kali pukulan bertubi
Sementara itu, di rumah sakit All Star Hospital. Ruang VVIP, yang kini sudah tak ditempati lagi. Namun, sudah berdiri banyak orang di sana. Pria tua sambil membawa tongkat besi, yang diperuntukkan untuk menopang langkahnya setiap waktu. Ada lima pria bertubuh atletis dan otot-otot kekar, menggambarkan bahwa mereka rajin berolahraga. Akan tetapi, sedang menundukkan kepala di hadapan pria tua tersebut, tanpa sepatah kata. PLAKKKK ...PLAKKKK ...Suara tamparan terdengar nyaring, menyeruak mengisi ruangan tersebut. Mereka tertunduk malu, menyembunyikan wajah yang memerah akibat luapan emosi pria tua itu. Alexander Guan menatap nanar mereka sili berganti. Wajah yang semula sudah memerah, kini berubah kelabu. Terbayangkan bagaimana marah sekaligus kecewanya, ketua Naga Merah itu?Dirinya yang baru saja kembali dari genung All Star Group, setelah memeriksa kondisi perusahaan itu, tak menduga akan mendapatkan kejutan luar biasa diluar dugaan. "Apa-apaan ini?! Bagaimana bisa, Arsenio perg
DWAAARRRRRR ...Leonardo melemparkan sebuah bom, berukuran bola bekel ke arah Arsenio. Sebelum pemuda tiga puluh tahun itu sempat menjauh, bom tersebut sudah meledak lebih dulu di udara. Kekuatan ledakannya tidaklah besar. Namun, setidaknya mampu membuat Arsenio tersungkur di tanah dengan posisi tengkurap."Tuan Muda!" Bastian berlari setelahnya. Tak peduli asap yang masih membumbung di sana. Dia menutup hidung dan mulutnya dengan sebelah tangan, supaya asap bekas ledakan tidak terhirup."Cepat, tangkap Malik dan seluruh orang yang ada di sini!" titah Alexander Guan cepat."Baik, Tuan!"Cale bergegas pergi. Nyatanya, kedua pria yang seperti langit dan bumi itu, tidak datang seorang diri. Sudah bersiap anggota Naga Merah di belakang. Berjaga-jaga untuk memungkinkan yang ada.Perintah telah diturunkan, mereka segera bergerak. Mengepung area halaman luas itu, dengan membawa persenjataan lengkap.Malik yang memang sudah tidak memiliki tenaga lagi, masih berusaha untuk melawan Anggota Naga
Sky Blue Hospital. Tiga puluh tahun yang lalu.Mobil ambulance baru saja berhenti tepat di depan pintu masuk. Para petugas medis, bergegas mengeluarkan pasien yang berada dalam kondisi kritis dan hamil besar. "Nyonya besar, sepertinya akan melahirkan!" terang Bastian, yang masih berusia dua puluh tahun saat itu. "Baik!" Dokter itu mengangguk, segera dia memerintahkan stafnya untuk membawa wanita hamil tersebut ke ruang bersalin. Namun, sebelum itu Clarissa berucap lebih dulu. "Sematkan keturunan ini!" Dia mengangkat sebelah tangannya dan mata berkaca-kaca. Wanita cantik itu, kembali menjerit dan meringis kesakitan. Seluruh tubuhnya sudah bermandikan keringat dan cairan merah mengalir dari kedua pahanya.Tidak ada yang dipikirkannya selain merasakan nyeri luar biasa di bagian perutnya."Nyonya tenang saja. Kami akan menyelamatkan Tuan Muda kecil." Dokter menjawab dengan nada bergetar. Ia tak bisa memastikan apakah bayi alam kandungan itu akan selamat atau tidak? Keberhasilannya san
Setelah mendengar cerita tentang kematian sang ibu, Arsenio tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Bahkan ia mengepalkan kedua tangan saat mengetahui bahwasanya Around, adalah Dokter yang dahulu mengoperasi ibunya. "Mengapa, Around berniat membunuhku, Ayah?" Arsenio menjatuhkan pertanyaannya yang membuat Alexander Guan diam membisu.Arsenio terbaring di ranjang rumah sakit. Sebelah tangannya dipasangi selang infus. Sebenarnya Arsenio, malas kembali ke kamar yang yang terkesan suntuk itu."Ayah memecatnya karena telah lalai, hingga membuat ibumu kehilangan nyawa." Beberapa detik diam, akhirnya kalimat tersebut lolos dari bibir pria yang sudah tidak muda lagi itu. "Bukankah, pria misterius itu yang sudah membunuh ibu? Lantas, bagaimana dengan pria yang sudah melakukan hal keji itu? Apa ayah tidak langsung membunuhnya?"Pertanyaan demi pernyataan dilontarkan Arsenio, guna mengulik lebih jauh dari alur cerita yang selama ini tidak pernah ia ketahui.Cale dan Bastian hanya diam mema
"Tuan Muda Arsenio."Sang pemilik nama lantas berbalik badan, ketika seseorang memanggilnya dari arah belakang. Kali ini bukan Bastian, melainkan seorang wanita cantik, berpakaian casual, rambut di kuncir ke atas. Memakai sepatu boots warna hitam, senada dengan setelan pakaiannya. Tinggi wanita itu kira-kira 165 cm. Arsenio mengelus dagunya lembut, menatap lekat wanita tersebut dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ini kali pertama Arsenio melihat gadis tersebut. Mungkin? Atau bisa saja sudah saling bertemu, hanya saja ia lupa akan hal tersebut?"Siapa kau? Mengapa kau memanggilku dengan sebutan Tuan Muda?" Arsenio menatapnya lebih tajam. Menelisik lebih jauh, wanita yang tiba-tiba datang dan berlagak seperti sudah lama mengenal. "Jangan katakan, kau adalah pengawal baru yang diperintahkan ayah untuk mengawasi diriku?"Dia mengangkat jari telunjuknya, sedang menerka-nerka, menerawang kemungkinan yang terjadi karena siapa lagi kalau bukan ayahnya? Namun, wanita itu menggeleng cepat. T
Beberapa hari telah berlalu. Gadis cantik, yang menjadi utusan Sistem Mafia Terkuat itu, tinggal di bawah atap yang sama dengan Arsenio. Sempat menjadi pertanyaan besar di benak Alexander Guan, tentang Arsenio yang tiba-tiba mengajak seorang wanita datang ke rumah. Namun, bukan Arsenio jika tidak bisa berkilah.Arsenio mengakui, bahwa Freya, adalah teman semasa sekolahnya dulu. Freya baru saja diusir dari rumahnya karena sudah telat lima bulan tidak bayar uang sewa. Freya hidup sebatang kara. Orang tuanya sudah lama meninggal dunia. Itulah mengapa, Arsenio membawa Freya ke rumahnya. Pintar bukan?"Tuan, ingin pergi kemana?" tanya Freya, melihat Arsenio menuruni anak-anak tangga dengan langkah tergesa-gesa. Meskipun berperan sebagai teman semasa sekolah, Freya tetap memanggil Arsenio dengan embel-embel 'Tuan'. Hal tersebut, dikarenakan Freya beralasan ingin menjadi sketaris pribadi Arsenio. "Aku ingin ke penjara. Melihat, para pecundang itu menghadapi mautnya!" Arsenio membalasnya s