-Pengakuan Tersangka- "Semuanya dimulai ketika saya lewat di dekat kuburan pada malam hari. Saya mendengar suara seorang wanita yang memanggil saya. Saya berbalik, tapi tidak ada siapa-siapa di sana. Suara itu terus menjadi lebih keras dan lebih insisten sampai akhirnya saya melihatnya. Dia adalah sosok hantu, berpakaian putih, dan dia menuntut agar saya mengembalikan kalungnya yang saya ambil dari makamnya." *** Oliver Brown adalah seorang pemuda miskin yang tinggal di sebuah tuna wisma di kota kecil. Dia memiliki pekerjaan sambilan sebagai pelayan di restoran setempat untuk menghidupi dirinya sendiri. Oliver bangun pagi-pagi buta untuk mempersiapkan diri dan pergi ke restoran untuk bekerja. Dia biasanya bekerja hingga larut malam dan setiap hari pulang dengan uang yang cukup untuk makan dan membayar sewa tempat tinggalnya. Suatu hari, ketika Oliver sedang pulang dari bekerja, dia dihentikan oleh seorang pria tua yang menawarkan untuk membeli pendant yang bernama vampir dari lela
"Itu bukan masalah, Oliver. Hanya saja firasatku mengatakan hanya kau yang bisa-" David terhenti sejenak. Sebuah perasaan gamang dirasakannya lebih dalam. David kembali memastikan niat Oliver hari itu, "Kau yakin akan membuka sakel itu?Membuka sakel dari sosok yang dipercaya para penduduk sebagai vampir tidak semudah kita mengelas besi, Oliver. Pikirkan lagi bila ingin bermain nyawa. " "Hei, ada apa dengan kepalamu, Teman? Apakah bir sudah membuatmu semakin bodoh sehingga kau sudah tidak menginginkan uang?" tanya Oliver jengah sedikit. David tahu bahwa Oliver adalah tipikal orang yang 'kurang perhitungan'. "Aku hanya tidak ingin bermain dengan nyawa jika kau membuat sebuah kesalahan." kata David. Dia tampak kewalahan menghadapi sifat keras kepala seorang Oliver Brown yang mudah tergiur oleh berbagai tawaran menyangkut 'kebebasan finansial'. "Sakel itu adalah penanda khusus di abad ke-14, Oliver." tandas David. "Lalu?" tanya Oliver sedikit meremehkan 'isi otak' David. David kemba
Sebuah suara robekan dari objek tajam mengoyak leher David yang meronta DENGAN keras. Berusaha membebaskan diri dari cengkeraman Sang Lady yang kini menjadi vampir.Namun, ia merasa terhenti oleh kekuatan magis yang terasa begitu kuat dan menghalanginya untuk mendekati lebih dekat. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menyaksikan Sang Lady Vampir menyeret David ke dalam kegelapan. Oliver merasakan adrenalinnya meningkat tajam ketika ia melihat temannya ditarik oleh Sang Lady Vampir dengan kekuatan sihirnya. Ia berlari mendekati mereka dengan kecepatan penuh, mencoba untuk menyelamatkan David dari cengkeraman Sang Lady Vampir.David merasa panik dan takut ketika Lady Celeste menghisap darahnya tanpa ampun. Ketika ia memanggil nama Oliver Brown, suaranya penuh dengan ketegangan dan ketakutan. Mungkin ada rasa putus asa dalam suaranya, karena David merasa terjebak dalam situasi yang mengerikan dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemungkinan ia juga merasakan rasa sakit yang hebat ketika
Atasan Lucius sedang mendiskusikan penyelidikannya terhadap sebuah makam kuno. Ketika mereka sedang memeriksa dokumen dari semua tersangka pencurian artefak, seorang rekan Bell masuk dan membuka percakapan, "Lucius telah bekerja di makam kuno itu selama berminggu-minggu. Ada kabar terbaru tentang apa yang dia temukan?" -BERITA HARI INI- "TELAH DITEMUKAN TUBUH TAK BERNYAWA DI AREA PEMAKAMAN KUNO DIAGON ALLEY. DIDUGA KORBAN MENGALAMI PENYERANGAN BRUTAL DAN MENINGGAL AKIBAT PENDARAHAN HEBAT." Hari itu beberapa karyawan di Saluran Kepolisian Diagon Alley membicarakan berita pagi yang masuk dalam topik trending. Tuan Bell juga membaca isi berita yang saat itu tengah disiarkan di televisi. "Ya, saya sudah berbicara dengannya kemarin. Dia membuat beberapa penemuan menarik. Sepertinya makam itu milik seorang bangsawan kaya dari abad ke-14 sebelum masehi." Tuan Bell berkata dengan tenang. "Menarik. Apa lagi yang dia temukan?" "Ada beberapa artefak yang dia temukan. Termasuk sebuah peti m
Frank merasa terhina oleh komentar tersebut dan menjawab dengan rasa tidak sabar, "Kamu tidak tahu siapa yang kamu lawan, Wanita. Kamu hanya menghadapi kesialan besar." Namun, sebelum Frank dapat melanjutkan lagi, wanita itu tiba-tiba menghilang dalam sebuah sigil emas yang muncul di bawah kakinya. Frank hanya bisa menatap terkejut pada tempat di mana wanita itu berada, bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita itu dan bagaimana ia bisa menghilang begitu saja. Frank Flanders, lalu tanpa berkata apa-apa, keduanya meninggalkan ruangan untuk menghadapi masalah yang lebih besar.***Dr. Jones melihat peti mati di depannya dengan tatapan penasaran. "Lihat, saya yakin peti mati ini memiliki kisah menarik. Kita harus mencari tahu siapa pemiliknya dan apa yang ada di dalamnya." Asisten pertama mengangguk setuju. "Baiklah, Pak. Ini akan menjadi penemuan yang luar biasa jika kita berhasil menemukan sesuatu yang berharga di dalamnya." Asisten kedua menambahkan, "Tapi apakah membuka peti mati itu
“Liontin ini terbuat dari emas putih dengan Batu Darah sebagai mata yang indah di tengahnya. Desainnya juga sangat elegan dan cocok untuk digunakan dalam acara formal maupun informal. Darimana kau dapatkan ini?” tanya Tuan Borgins dengan selidik. Oliver berusaha menutupi rasa was-was ya kemudian menjawab, "Dari seorang teman."Setelah memeriksa liontin dengan cermat, Tuan Borgins menyatakan bahwa liontin tersebut adalah barang yang sangat berharga dan langka. Tuan Borgins menawarkan harga yang sangat tinggi untuk pendant tersebut, yang membuat Oliver terkejut. “Hmm, terdengar menarik. Berapa harganya?” “Harganya adalah 9000 galleon, namun saya dapat memberikan diskon 10% jika Anda memutuskan untuk membelinya hari ini.” tawar Oliver yang berharap Tuan Borgins mau menerimanya. “Hmm, itu cukup mahal. Apakah Anda bersedia untuk bernegosiasi?” sergah Tuan Borgins datar. Setelah mempertimbangkan tawaran Tuan Borgins, Oliver setuju untuk menjual liontin tersebut. Tuan Borgins memberikan
-Flashback on- [Rufus mendapatkan memorinya ketika ia adalah keturunan terakhir dari Ketua Pembasmi Vampir yang tewas oleh Vlad Transylvannia, seorang Pemimpin Ordo Vampir yang kala itu menguasai Diagon Alley lama.Rufus terbangun di suatu tempat yang asing, tidak tahu bagaimana dia bisa berada di sana. Dia melihat sekitar dan merasa kebingungan karena segala sesuatu terlihat sangat berbeda dari dunia yang dia ingat. Seorang wanita misterius mendatanginya dan memberinya sebuah kotak yang berisi beberapa benda, seperti pedang dan baju besi. Dia memberitahu Rufus bahwa dia adalah keturunan terakhir dari Keluarga Pembasmi Vampir yang terkenal. Wanita itu menjelaskan bahwa keluarga Rufus telah bertarung melawan Ordo Vampir pimpinan Vlad Transylvannia pada abad ke-14, tetapi mereka kalah dan semua anggota keluarga kecuali Rufus tewas. Dalam kotak tersebut, Rufus menemukan buku harian leluhurnya yang berisi informasi tentang keluarga dan bagaimana mereka bertarung melawan vampir. Rufus
BLASS! Sebuah cahaya kuning keemasan muncul dari area Rufus dan Dr. Jones yang termanifestasikan lewat Perisai Vampir yang dibuat Rufus. Para vampir itu mulai terbakar dan tidak dapat menahan panasnya perlindungan tersebut. Terdengar jeritan dan erangan dari para vampir yang terbakar oleh cahaya perisai tersebut."GGGGGRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRGGGGHHHHHH!" "Kau berguna juga,Nak!"Dr. Jones tersenyum lega melihat efektivitas Perisai Vampir yang telah diciptakan oleh Rufus. Ia tahu bahwa mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup di dunia yang penuh dengan vampir ini. Namun, kegembiraan mereka berdua tidak berlangsung lama. Salah satu anggota vampir yang lebih kuat muncul dari kegelapan dan menyerang Dr. Jones dengan cepat. Rufus bereaksi dengan segera dan melindungi Dr. Jones dengan Perisai Vampirnya. Saat itu, kekuatan vampir tersebut sangat kuat sehingga perisai Rufus mulai terkoyak dan mulai melemah. Rufus berjuang untuk mempertahankan p