Pertemuan antara Bagas Surya Atmaja dan Nawang, seorang penyanyi pada sembuah club mengubah hidup Bagas. Sebuah tragedi membuat keduanya terlibat hubungan satu malam dan berujung pada pernikahan. Keduanya akhirnya memutuskan menjalani pernikahan walau tanpa cinta. Saat Bagas akan mencoba menerima Nawang, salah satu suruhan keluarga Atmaja datang dan meminta Bagas pulang. Bagas pun memutuskan pulang. Namun, di kediaman Atmaja banyak hal yang harus Bagas dan Nawang hadapi. Sikap keluarga Bagas yang tidak menerima kehadiran Bagas, Seruni yang merupakan mantan Bagas dan berbagai kejadian menegangkan yang dialami Bagas. Mampukah Bagas dan Nawang bertahan dalam sebuah ikatan halal? Sementara Seruni berusaha kembali lagi kepada Bagas? Belum lagi ada tangan-tangan tak terlihat yang selalu berusaha melukai Bagas dan mencoba menghancurkan ketentraman di Kediaman Atmaja.
Lihat lebih banyakSeorang pemuda berusia 27 tahun tengah berjalan menelusuri perkebunan sawit milik PT. Nusa Bahtera yang berada di wilayah Kalimantan Selatan. Pemuda itu berpawakan tinggi tegap berkulit putih dan rambut cepak rapi. Sepintas mirip aktor korea Lee Min Ho.
Bagas Surya Atmaja namanya, aslinya orang Jawa dan lulusan S1 Biologi. Dalam perusahaan ia menjabat sebagai tenaga ahli dalam urusan riset dan pengembangan teknologi. Tugasnya adalah memastikan kualitas sawit yang digunakan untuk produksi, bagus.
"Bagas." Seorang wanita cantik memanggilanya.
"Kenapa Na? Ada masalah sama hasil lab minyak sawit kita?" tanyanya dingin.
"Oh enggak. Aku cuma mau ngajak kamu jalan-jalan. Mau ya?"
"Oh sorry, aku udah ada janji sama Ricky nanti malem. Kita ada urusan penting."
"Kamu tuh ya. Apa sih yang kurang dari aku?" Gadis bernama Nana mulai tersulut emosi.
"Aku ini cantik, langsing, putih dan anak orang kaya juga. Jangan lupa papahku salah satu dewan direksi di perusahaan. Bisa pecat kamu kalau kamu menolak aku."
"Terserah. Coba saja kalau berani. Akan aku pastikan nama baik perusahaan ini hancur. Jangan lupa aku punya kartu AS papah kamu," sinis Bagas.
"Dasar cowok guy. Sana pergi saja sama pacar cowokmu itu." Ungkap Nana benar-benar emosi.
"Kalau kamu gak tahu apa-apa, diem! Dan jangan bikin gosip ngaco. Atau aku laporin tingkah kamu di club sama papah kamu. Biar papah kamu tahu seberapa liar putrinya di luaran sana." Bagas kemudian pergi meninggalkan Nana.
"Brengsek kamu Bagas, lihat aja aku bakalan dapetin kamu." Teriak Nana frustasi.
🍀🍀🍀🍀
Di sebuah rumah kontrakan yang berisi lima anggota laki-laki dimana dua orang tampan nan rupawan, dua orang biasa saja dan satu orang sangat-sangat biasa.
Kelimanya adalah perantauan dari luar Kalimantan. Ada Ricky dan Bagas yang berasal dari Jawa. Zidan dari Palembang, Hasan dari Padang dan Mateo dari Papua. Saat ini mereka sedang makan bersama sambil lesehan. Sesekali mereka mengobrol dan tertawa jika ada hal yang lucu.
"Kenapa kau Ky, muka kau pucat sekali?" Tanya Mateo yang paling tua disini. Mereka kompak memanggilnya abang padahal mateo orang Papua.
"Aku lagi dilema Bang, mau ngajuin mutasi ke Jawa atau enggak." Jawab pemuda bertubuh tinggi atletis berkulit eksotik khas lelaki Jawa.
"Kenapa galau? Kalau betah disini ya disini aja kalau mau balik Jawa ya balik Jawa aja. Repot sekali kau ini," ucap Mateo.
"Makanya aku bilang juga apa Ky, udah kamu nyari istri orang sini aja. Toh perawan Kalimantan cantik-cantik. Gak bakalan galau kamunya," sambung Zidan.
"Macam kalian semua tak tahu saja kalau Ricky ini gak mungkin nikah sama perempuan. Orang pacarnya Bagas. Ya kan Gas?"
Serempak semua orang tertawa. Iya karena Ricky dan Bagas sahabat karib yang sering bersama. Sama-sama tampan, mapan dan rupawan sekaligus sama-sama suka nolak perempuan. Jadilah ada gosip kalau mereka pasangan sejenis.
"Astaga Dan! Aku sama Ricky masih normal kali. Ampun deh, siapa sih yang nyebarin gosip enggak bener tentang kami? Udah lah Ky nikah kamu sana biar aku gak dicap homo lagi gara-gara kamu gak kawin-kawin." Bagas menyahut dengan santai.
"Enak aja, kenapa harus aku? Kamu aja yang nikah sana sama si Nana. Bukannya dia yang ngejar-ngejar kamu ya." Ricky tak mau kalah.
"Halah gak usah pada rebutan sapa yang mau kawin duluan. Aku yang bakalan kawin duluan. Soalnya lamaranku untuk Syarifah sudah diterima." Hasan yang awalnya diam akhirnya bersuara.
"Serius?" tanya keempatnya kompak.
"Seriburius. Bulan depan kita kawin," sambung Hasan.
"Alhamdulillah."
🍀🍀🍀🍀🍀
Bagas beberapa kali menyulut rokok namun baru menghisap sebentar langsung dimatikan. Terus berulang-ulang sampai habis setengah bungkus rokok.
Seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh dan melihat Ricky sudah duduk disampingnya. Mereka menatap malam di bawah langit Borneo.
"Kasihan rokoknya. Kalau gak mau dihisap kasihkan ke yang lain aja. Kamu kan bukan perokok." Ricky memulai percakapan.
"Kamu mau?" Bagas menyerahkan bungkus rokoknya.
"Ckckck. Aku kan bukan perokok. Amnesia ya kamu," ucap Ricky sarkas.
Bagas hanya terkekeh mendengarnya.
"Ada masalah?" Ricky memasang muka serius.
"Seminggu ini aku mimpi ayah dan ibuku terus. Ayah melambaikan tanganku terus. Beliau berdiri di gerbang masuk rumah Eyang. Sedang ibu selalu terlihat menangis. Ada apa ya?" Bagas mulai bercerita.
"Aku bukan penafsir mimpi. Jadi aku gak tahu artinya," jawab Ricky.
"Kamu masih belum move on dari Lily?" Tanya Bagas mengalihkan pembicaraan.
"Gak akan pernah bisa Gas. Kadung bucin aku sama dia." Ricky tersenyum.
"Ckckck. Kayak gak ada cewek lain aja." Bagas menyeringai.
"Gak usah sok ngomongin move on sama aku kalau kamu sendiri malah lebih parah dari aku. Mending aku kangen sama mantan pacar tapi masih single. Lah kamu? Kangen sama istri orang. Lebih baik yang mana hayo?" Ricky tak mau kalah.
"Sial." Umpat Bagas sambil memukul lengan sahabatnya itu.
"Padahal udah 5 tahun Ky, aku masih gak bisa ngilangin rasa cintaku sama dia," ungkap Bagas.
"Apa yang kamu suka dari Seruni?"
"Entahlah. Hanya saja tingkah lakunya yang lemah lembut bikin aku teringat sama ibuku."
"Hem ... kamu melihat sosok ibumu dalam dirinya. Bukankah ibumu meninggal saat usiamu 10 tahun?"
"Iya. Aku mengenalnya saat aku mulai tinggal sama Eyangku. Pembawaannya yang anggun, tutur katanya yang halus dan hanya dia yang mau berteman denganku. Disaat semu keluarga menolakku. "
"Hati sangat rumit. Sebuah organ yang isinya tak bisa dihitung pakai ilmu apapun." Pikiran Ricky mulai menerawang jauh kepada seorang gadis cantik, mantan pacarnya.
"Mending kamu urus mutasimu Ky. "
Ricky menatap sahabat baiknya. Keningnya mengerut.
"Paling gak, di Jawa ada kedua orangtua yang menyayangimu. Walau mungkin kamu gak bisa balik sama Lily masih ada orangtua yang bisa kamu perjuangkan kebahagiaannya. Jangan sampai kamu nyesel kalau mereka udah gak ada. Aku bahkan gak tahu wajah ayahku karena beliau meninggal sebelum aku lahir. Ibu pun menyusulnya saat usiaku baru 10 tahun. Aku bahkan belum bisa membuatnya bangga." Bagas menghembuskan nafas pelan setelah mengucapkannya.
"Lari untuk menjauh ternyata belum pasti berhasil. Lihat saja kita berdua, mau lari sejauh apapun ternyata ujung-ujungnya mentok sama mantan," lanjut Bagas.
"Gagal move on." Kompak keduanya.
Keduanya tertawa miris mengingat kisah percintaan masing-masing. Lalu mereka beralih topik pembicaraan. Berusaha menghilangkan kesedihan masing-masing karena gagal move on dari pujaan hati. Memang benar ternyata melarikan diri dari masalah belum tentu adalah jalan terbaik. Mungkin dengan menghadapinya justru cara yang lebih jitu untuk move on.
Aku hanya bisa menahan kekesalanku. Demi Allah, ingin rasanya meluapkan segala amarahku tetapi aku memilih diam. Aku tak mau mempermalukan diriku sendiri. Cukup dia yang tidak tahu malu, bukan aku.Saat ini sedang diadakan reuni angkatan matematika beberapa angkatan. Mas Ricky tentu saja datang bahkan dialah ketuanya. Aku, ikut datang tentu saja. Selain karena di rumah aku tidak ada kegiatan apa-apa, aku juga rindu sama ketiga anakku.Ina sekarang menjadi dosen di almamaterku. Iya, dia jadi dosen kimia. Sementara adiknya Ana, kini sedang menempuh S2 matematika. Sementara Gamma, dia kuliah di Undip ambil teknik kimia. Eh, aku lupa bilang ya, kalau aku udah jadi nenek-nenek. Udah punya cucu cowok satu usianya kini tiga tahun. Meski udah beruban dan kerutan dimana-mana tetep gerakanku masih gesit. Makanya cucuku manggil aku neli alias nenek lincah."Dek. Kok gak makan?" Sebuah suara terdengar dan sedikit mengagetkanku."Males.""Eh, itu so
Aku baru saja memarkirkan motorku di halaman rumah. Kulirik jam tanganku, pukul lima lewat lima menit. Segera saja aku masuk ke dalam rumah.Aku mengedarkan pandang mata. Tumben sepi, ngomong-ngomong duo krucilku mana? Mungkin sedang jalan-jalan dengan Eyang Kakung dan Eyang Putrinya. Jadi, aku memutuskan ke kamar dan segera mandi.“Bunda,”Aku tersenyum menatap ke arah dua gadis cilik, mereka langsung berlari ke arahku. Si sulung sampai lebih dulu, adiknya pun menyusul.“Bunda, Ina kangen,” ucap si sulung yang kini berusia tujuh tahun.“Ana juga kangen, bunda,” ucap si nomer dua. Alkana Betania Mehrunissa adalah nama yang kami berikan untuk putri kedua kami yang kini berusia tiga tahun.“Bunda juga kangen sama kalian,” ucapku dan memeluk keduanya.Kami bertiga masih berpelukan seperti Telletubies. Pelukan kami terhenti karena suara salam dari satu-satunya lelaki dalam keluarga ini.
POV LilyTiga bulan sudah aku berstatus menjadi seorang istri dari Alfaricky Ramadhan. Alhamdulillah aku bahagia. Walaupun masalah rumah tangga selalu ada, tapi sampai saat ini kami masih bisa melewatinya.Kami dalam perjalanan ke Purwokerto, mau memeriksakan diri ke dokter. Seminggu ini Mas Ricky mengalami gejala mual-mual parah setiap pagi. Tak ada sesendok nasi pun yang bisa masuk. Kalau dipaksa pasti muntah. Bahkan bubur ayam yang biasanya menjadi sarapan favoritnya ditolak mentah-mentah.Akhirnya kami memaksanya ke dokter. Saat di bawa ke dokter yang praktek di Jatilawang, beliau malah menyarankan aku untuk diperiksa. Bahkan memberikan rujukan dokter siapa saja yang bisa aku hubungi. Karena menurut dugaan dokter Anwar, suamiku terkena gejala 'ngidam' alias aku hamil.Setelah itu, aku langsung memborong 5 testpeck dan paginya kucoba semua dan hasilnya dua garis semua. Alhamdulilah. Karena itulah hari ini kami dalam perjalanan ke dokter k
POV RickyDini hari aku terbangun. Kurasakan seseorang berada dalam dekapanku. Istri tercinta sekaligus cinta pertamaku. Seorang gadis istimewa yang membuatku jatuh cinta sampai gagal move on.Pikiranku berkelana ke masa lalu. Bagaimana pertemuan pertama kami, hingga kami bisa pacaran lalu akhirnya putus. Semua masih terekam jelas dalam memori ingatan.Kuingat hari-hari setelah putus dengannya adalah hari terberat bagiku. Salahku juga, kenapa aku lebih perhatian pada Mutia daripada pacarku sendiri. Ini semua karena permintaan Tante Fania. Seorang janda yang rumahnya masih satu kompleks dengan rumahku. Hanya karena rasa simpati yang berlebihan justru jadi bumerang untukku.Mutia sangat gencar menemuiku dan memintaku jadi pacarnya setelah aku putus dari Lily. Bahkan beberapa kali memohon sambil berurai air mata. Aku menolak dengan tegas bahkan menjauhinya. Apalagi setelah mengetahui sifat asli dari Tante Fani
Aku menggeliat mencoba membuka mata. Merasakan ada seseorang yang menyentuhkan tangannya pada pipiku.“Bangun, Sayang.”“Hem,” Aku menatap suamiku yang masih bertelanjang dada. Ya Tuhan nikmat-Mu sungguh luar biasa.“Bangun. Tuh denger suara ngaji di masjid sudah kedengaran. Bentar lagi subuh. Ayok mandi junub!” Dia membangunkanku sambil memainkan hidung mancungnya pada ujung hidungku. Geli sekali.Akhirnya aku bangun dan mencoba duduk, sedikit meringis. Kemudian menatap sekeliling kamar. Berantakan sekali, baju yang semalam kami pakai berantakan di lantai, kertas tissu yang menumpuk di tempat sampah bahkan ada sedikit yang bernoda merah, belum lagi rambutku yang awut-awutan. Ah, malu sekali.“Kenapa hem? Masih sakit?”Aku hanya menggeleng.“Mandi yuk! Mau bareng apa mau sendiri-sendiri?” tanyanya dengan seringai menggoda.“Sendiri aja, Mas.”“
Aku menghembuskan nafas lelah. Hari ini capek sekali. Tamu yang datang benar-benar tak ada henti-hentinya.Selepas ashar, banyak teman SD, SMP dan SMA-ku yang datang. Termasuk Fida dengan membawa gandengan baru. Syok aku dibuatnya. Waktu itu dia datang ke rumah dan curhat kalau mau pisah dengan suaminya, padahal mereka sudah punya anak berusia 2 tahun. Alasannya karena tidak ada kecocokan.Selepas isya, kami pun masih kedatangan tamu. Sekarang malah kebanyakan tamunya Mas Ricky. Ada salah satu tamunya yang sangat ganteng. Sama gantengnya dengan suamiku. Bedanya kalau suamiku kulitnya eksotis tapi kelihatan macho, kalau yang ini putih bersih kaya Lee Min Ho, ahohoho.“Bukan muhrim. Enggak usah kayak gitu mandangnya!” Pak suami mulai cemburu.“Habisnya dia ganteng, Mas. Kayak Lee min Ho,” bisikku.Dia menatapku tajam. Aku meringis. Aduh salah ngomong nih.“Oh ya, Ky. Aku rencana mau balik juga ke kampung,” k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen