Share

LUBANG

Penulis: Catatan Ayra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-05 15:51:39

William melemparkan botol plastik air mineral yang tadi dia remas hancur, lalu berjalan kearah Mayleen dan Hansen, "masih belum selesai?" tanya William. 

Mayleen dan Hansen memakan gigitan terakhir dari roti sandwich mereka, lalu menyesap air mineral mereka, dan segera berdiri. 

"Kami sudah selesai," jawab mereka serentak. 

"Jika begitu lekas," ujar William. 

Sebenarnya tanpa mensurvey, Gu Corporation bisa saja langsung membayar pembeliam tanah ini, namun Mayleen merasa curiga, karena keluarga pemilik tanah ini  sama sekali tidak melakukan penawaran banding ketika Gu Corporation membuka dengan harga terendah standar Gu Corporation. 

Bagi perusahaan lain angka yang Gu Corporation tawarkan mungkin dipandang tinggi, namun bagi Mayleen itu adalah harga terendah standar Gu Corporation, karena itu ketika William menugaskan untuk mensurvei ini, Mayleen sangat bersemangat. Karena ingin menyelidik melihat sendiri. 

Mayleen berjalan mensisiri area tanah yang akan dibeli itu, melihat pemandangan yang begitu indah, dan akses yang mudah di jangkau, lalu mengapa mereka menerima tawaran tanpa menawar. 

"Pikaaa bu!" canda Gu Hansen seraya menganggetkan lamunan mayleen. 

"Hisssh," ujar Mayleen seraya memukul bahu Hansen. 

Lagi-lagi hati William seperti tergelitiki oleh pisau ketika melihatnya, "kita berpencar untuk mengecek lokasi!" perintah William. 

Lalu William membagi-bagi area pengecekan, William menempatkan Mayleen untuk mengecek area hutan, jelas hal ini ditolak keras oleh Gu Hansen. 

"Biarkan aku yang mensurvey hutan," ujarnya. 

"Tidak, karena Mayleen yang bertanggung jawab atas project ini, maka harus dia yang pergi," tukas William.

Mayleen menarik lengan Hansen, "Sudahlah, ini memang menjadi tanggung jawab aku," ujar Mayleen.

"Mereka pun mulai berpencar, tiga jam lagi kita bertemu di tempat ini," tukas William. 

Mayleen pun mulai berjalan masuk ke dalam hutan, "hish dia itu memang benar-benar menyebalkan," gerutu Mayleen dalam hati.

Mayleen menemukan sebuah sungai, di sini sungguh sangat sejuk, Terpikir oleh Mayleen untuk nantinya membuat area makan dengan konsep alam terbuka, dan juga yang berfungsi untuk tempat pernikahan dengan konsep pesta kebun. 

"Ini pasti akan sangat menguntungkan," ujar Mayleen sambil tertawa  dan bertepuk tangan.

Gerimis kecil telah turun, karena menikmati kedamaian seperti ini yang jarang dia temui, maka Mayleen sedikit terbuai dan lupa waktu. Gerimis menyadarkan Mayleen jika dia harus kembali ke tempat yang telah ditentukan. Berlari kecil dengan terburu-buru, namun Maylen malah tersandung, Mayleen mencoba berdiri namun kakinya terkilir, ketika sedang berusaha berjalan tiba-tiba seekor ular menggigit kaki Mayleen. 

Setelah ular itu melepaskan gigitannya, Kaki Mayleen bertambah sakit, namun tetap berusaha berjalan. Pandangan Mayleen lama-lama memudar dan mayleen kehilangan keseimbangan, lalu malah terjatuh beguling-guling.

Tiga jam lebih sudah berlalu, namun hanya tinggal Mayleen yang belum datang ke tempat semula. Tiba-tiba saja hujan besar turun dari langit. Tapi, tanda-tanda Mayleen keluar dari hutan belum juga terlihat. Gu Hansen benar-benar tidak bisa menahan dirinya, lalu berlari menuju ke arah hutan. 

William tertegun sesaat, namun tidak pergi menyusul Gu Hansen. Reina yang melihatnya tentu merasa senang karena William mengabaikan Mayleen, ini berarti kesempatan baginya. Reina merasa sangat senang, merasa seakaan alam tengah merestui dirinya dengan William, dan alam tengah berbaik hati karena telah mau menelan Mayleen sampai menghilang.

William malah masuk kedalam mobilnya, dan melaju pulang ke rumah utama. Tadi tepat ketika mereka baru saja tiba, supir William dan mobilnya juga tiba. 

William meninggalkan Hansen dan Mayleen begitu saja. Namun, ketika sampai di rumah  utama. William malah tidak tenang sendiri. William memasuki kamar Mayleen, kamar ini berwarna hitam dan putih. Terdapat beberapa foto-foto Mayleen dari remaja hingga sekarang. William membuka laci meja rias Mayleen, lalu menemukan satu foto figura kecil yang berisi foto Mayleen dengan Li Jancent. 

Hati William seketika saja bergemuruh kembali, lalu melemparkan figura foto tersebut hingga pecah, lalu pergi melangkah pergi dari kamar Mayleen.Sementara itu,  di hutan Gu Hansen masih terus mencari Mayleen, namun tidak menemukan tanda-tanda Mayleen.

Pada akhirnya Gu Hansen menghubungi polisi setempat untuk  membantu mencari Mayleen. Hujan deras dan hari sudah mau mulai gelap sungguh itu menjadi menambah kesulitan Hansen untuk mencari Mayleen. Jelang jam makan malam, Reina dan William duduk di ruang makan menunggu pelayan menyajikan makan malam mereka.

William mengirimkan pesan kepada Asisten He, "Bagaiamana?" tanyanya. 

"Polisi telah diturunkan untuk mencari Nyonya," jawab  isi pesan asisten He.

William meletakan ponselnya, dan melihat sup hangat yang tersaji di mangkuknya, lalu melihat hujan deras dari balik jendela ruang makannya itu.  Baru saja satu suap Reina menyesap sesendok sup ke dalam mulutnya, William tiba-tiba saja berdiri dan mengambil kunci mobilnya lalu melajukan kembali ke arah tempat Mayleen dan Hansen.

Di hutan team pencari dan Hansen tidak kehilangan semangat untuk mencari Mayleen, hati Hansen benar-benar cemas malam hari, hujan begitu deras. Ditambah melihat riwayat kesehatan Mayleen yang tidak begitu baik, jantung Gu Hansen berdetak dengan dua kali lipat lebih cepat. 

"Hiks..." gumam Mayleen yang sedikit tersadar.

Daya juang hidup Mayleen sedari kecil sudah sangat besar, karena itu meskipun sudah terluka parah. Mayleen berusaha untuk tetap bertahan. 

William pun tiba di lokasi, "Tuan," sapa salah satu polisi yang mencoba menghalangi William. 

Polisi tersebut melihat William yang terburu-buru ingin pergi masuk kedalam hutan dan malah menghalanginya karena tak ingin ada korban baru lagi yang menghilang, itu malah nanti akan menambah pekerjaan mereka. Namun William malah memukul petugas tersebut sampai tersungkur jatuh dan denham cepat menerobos masuk ke hutan. 

William mengeluarkan senter dari sakunya, dan mulai mensusuri jalan setapak hutan itu. William sempat terpeleset beberapa kali, tanah menjadi licin karena derasnya hujan. Dia bertemu dengan Gu Hansen dan yang lainnya, meski sedikit terkejut namun Hansen langsung saja mengabaikan keberadaan William.

Mereka berdua pun mengikuti langkah ketua team pencari, meski hujan namun aura panas dari William dan Hansen sangat kentara dilihat. Hujan sedikit mereda, mereka semua beristirahat sebentar. William memilih duduk menyendiri dari yang lainnya, sementara yang lainnya sibuk berdiskusi tentang pencarian ini. 

Tiba-tiba William berdiri tegak, dan memasang telinganya dalam-dalam. William seperti mendengar lenguhan yang dikenalnya, mencoba menajamkan pendengarannya. Lalu kedua mata William terbelalak, "Itu suaranya," William segera turun kebawah, itu adalah sebuah lubang yang tidak cukup dalam, namun cukup untuk menyembunyikan tubuh Mayleen. 

Hansen dan yang lainnya terkejut melihat William tiba-tiba melompat kebawah, dan ketua team pencari dan pun malah ikut melompat kebawah sementara yang lainnya menunggu diatas. Dia menyenteri tubuh Mayleen yang terkulai, terlihat wajah istrinya itu sudah memutih seperti tidak ada darah yang mengalir, sementara bibirnya membiru karena kedinginan. William segera saja membuka jas hujannya, dan membuka sweater yang sedang dipakainya dan memakaikannya kepada Mayleen.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Vaw
udh 3thn bersama pst mengeali satu sama lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • MY CEO [Hate And Love]   SEBUAH AKHIR

    Li Jancent berjalan perlahan keluar dari markas geng Bamboo, merasa seolah beban berat yang selama ini menghimpitnya mulai terangkat. Udara malam terasa lebih segar, dan untuk pertama kalinya, dia bisa merasakan harapan untuk masa depan yang berbeda. Namun, di balik rasa lega itu, ada juga kekhawatiran yang terus menghantui pikirannya.Apakah dia benar-benar bisa melepaskan dirinya dari kehidupan kelam yang selama ini ia jalani? Dan lebih dari itu, apakah ia bisa membangun hubungan yang tulus dengan Niu Nuan, wanita yang ia jaga lebih karena janji daripada cinta?Keesokan harinya, suasana di rumah sakit terasa tegang namun penuh harapan. Li Jancent duduk di ruang tunggu, memandang jam di dinding yang seolah bergerak begitu lambat. Operasi transplantasi kornea Niu Nuan sedang berlangsung, dan meski ia berusaha tetap tenang, kegelisahannya tak bisa disembunyikan. Pikirannya melayang ke masa depan, membayangkan saat Niu Nuan membuka matanya dan bisa melihat dunia dengan jelas, bisa melih

  • MY CEO [Hate And Love]   MASIH TERASA CANGGUNG

    Hari Ini Li Jancent berdiri di sudut kamar rumah sakit, memandang Niu Nuan yang duduk di ranjang dengan raut wajah sedikit gugup. Hubungan mereka masih terasa canggung meski ia selalu berusaha memperlakukannya dengan baik. Dia tahu bahwa perasaannya pada Niu Nuan bukanlah cinta, melainkan sebuah bentuk tanggung jawab dan janji yang pernah ia buat pada Fang Fang—wanita yang baru saja wafat, yang dulu adalah bagian penting dalam hidupnya.Li Jancent berdiri dengan tatapan kosong. Ia tersenyum kecil, meski terlihat ada keraguan di matanya. Namun, dia berusaha menenangkan Niu Nuan.” Aku tahu, ini pasti berat untukmu," katanya lembut.Niu Nuan mengangguk pelan, mencoba memberikan senyum yang tulus meskipun sulit. Li jancent pun berkata lagi "Kau tidak perlu sungkan. Aku di sini karena aku ingin memastikan semuanya berjalan dengan baik untukmu."Suasana di antara mereka kembali hening. Niu Nuan tahu bahwa Li Jancent selalu ada di sampingnya, namun ia juga merasakan jarak yang tidak kasat ma

  • MY CEO [Hate And Love]   TERTANGKAP

    Berita tentang tertangkapnya Anton menyebar dengan cepat kepada William dan Li Jancent Meskipun mereka semua merasa lega, ada perasaan yang lebih mendalam di hati mereka akhirnya, setelah semua ketegangan dan ancaman yang mereka hadapi, mereka bisa merasa sedikit amanWilliam menatap Li Jancent, matanya berbinar. “Jadi… kita benar-benar bebas sekarang?” imbuhnya sembari berdiri di balkon rumah sakit. Mereka berbicara santai tapi serius.Li Jancent mengangguk sambil tersenyum kecil. “Ya, dia tidak akan kembali lagi. Anton sudah di tangan orang yang tepat, dan dia tidak akan punya kekuatan untuk melawan balik.” Li menghela napas panjang. Seolah-olah beban yang selama ini menekan dirinya perlahan mulai menghilang.Li jancent yang sedang berdiri di sebelah William juga tampak lega, tetapi ada sedikit kecemasan di wajahnya. "Meskipun Anton sudah tertangkap, apakah kita benar-benar aman? Maksudku, dunia ini selalu penuh dengan bahaya yang tak terduga."William menghela napas, menenangkan d

  • MY CEO [Hate And Love]   HAMIL

    Li Jancent berdiri di koridor rumah sakit, matanya tertuju ke arah ruangan tempat Mayleen berada. Di dalam, William tampak gelisah, berdiri di samping ranjang istrinya yang masih terlihat lemas. Li Jancent tidak pernah melihat adik iparnya begitu panik, begitu cemas. Biasanya William adalah orang yang tenang, selalu penuh perhitungan. Tapi malam ini, semuanya berubah. Tak lama kemudian, william menemui dokter yang baru saja masuk ke ruangan dengan wajah tenang namun penuh arti. "Tuan Gu, kami telah mendapatkan hasil tes Mayleen." William segera menghampiri, wajahnya penuh kekhawatiran. "Apa yang terjadi, Dok? Ada apa dengan istriku?" Dokter itu tersenyum kecil. "Sebenarnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nyonya Gu baik-baik saja, hanya sedikit kelelahan dan... ada kabar baik." William mengerutkan kening, mencoba mencerna kata-kata dokter. "Kabar baik? "Ya," jawab dokter sambil melirik berkas di tangannya. "Selamat, Tuan Gu. Istri Anda hamil." Seketika, seluruh dunia William

  • MY CEO [Hate And Love]   BERBAGI KURSI

    "Apa sekarang kita harus mundur?" tanya Bear, nadanya tegas tapi menyiratkan rasa takut yang mulai menghantui dirinya. William menatap Li Jancent yang masih memandang Anton dan sosok misterius di sebelahnya. Di matanta, ada kebimbangan yang jelas. “Tidak,” jawab Li dengan dingin, tanpa mengalihkan pandangannya. "Kita tidak bisa mundur sekarang. Jika kita biarkan mereka pergi kali ini, tidak ada yang tahu kapan mereka akan menyerang lagi," imbuh Li Jancent lagi "Tapi kita kehabisan waktu!" William membalas, matanya berkeliaran ke arah ledakan yang masih membara di belakang mereka. Setidaknya mereka merasa lega karena Mayleen dan Niu Nuan sudah aman berada dibawah perlindungan asisten He. Sementara itu, perdebatan pun berlanjut kembali. “Jangan bodoh,” potong Bear, mendekatkan diri ke Li jancent. "Ini bunuh diri! Kita bahkan tidak tahu siapa orang itu. Dia bisa saja lebih berbahaya dari Anton," imbuh Bear berapi-api. Li Jancent hanya mengeraskan rahangnya, berusaha menyusun rencan

  • MY CEO [Hate And Love]   SERANGAN BALIK

    “Kita diserang dari dua sisi!” seru William, suaranya terdengar tenang meskipun situasi semakin mencekam.Mayleen menggenggam erat tangan Niu Nuan yang masih pingsan di sebelahnya, sementara Bear dan anggota tim lain bersiap menghadapi serbuan dari musuh yang sudah mulai mendekat.Jendela-jendela van bergetar oleh desingan peluru yang diarahkan ke mobil mereka, untung saja kaca jendela dan bagian mobil lainnya dibuat anti peluru, meski begitu tetap saja menciptakan suasana semakin tak terkendali.“Kita harus keluar dari sini, atau kita akan jadi daging panggang!” teriak Bear sambil mengokang senapan otomatisnya.“Kita tidak bisa melawan mereka di sini,” kata Li Jancent, tatapannya tajam ke arah William. “Apakah ada jalan keluar lain?”William menggertakkan giginya. “Tidak ada yang mudah. Mereka sudah mengepung kita.”Suara desingan itu semakin intens, membuat mereka semua berjongkok dan berlindung. Lalu, dengan cepat dan tak terduga, Li Jancent meraih benda yang sama yang dipakai oleh

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status