Share

KREK-KREK

Mayleen memijit-mijit alisnya, "sungguh pasangan yang serasi," gumam Mayleen merutuki Reina dan William.

Dirinya pun merebahkan diri di ranjang besarnya itu, air matanya terjatuh memikirkan kakaknya yang pasti sekarang tidur dengan tempat tidur kecil dan kasur yang tidak nyaman. Keluarganya benar-benar telah dihancurkan oleh William. 

Mayleen adalah Nona Muda dari keluarga Li, meski tidak sekaya dan sekuat keluarga Gu, namun keluarga Li juga bukan keluarga yang kesusahan. Pabrik pengalengan buah warisan dari orang tua mereka berjalan cukup baik, sementara kakaknya adalah dokter bedah jantung terbaik yang memiliki wajah tampan dan karir yang cemerlang, jenius di bidangnya. 

Namun sekarang semua itu telah menjadi pecah berkeping-keping tiada sisa semenjak jantung Lisa ada di dalam tubuhnya dan memompa segala gerak dan nafas dalam tubuhnya.

Meski merutuki William namun Mayleen harus tetap bersikap patuh dan baik, semua itu hanya demi Li Jancent yang telah menukar hidupnya untuk dirinya. Jadi seberapa pun kuatnya William menyakitinya, Mayleen akan tetap berdiri di tempatnya bagi batu karang besar yang ada di lautan, yang tertepa ombak setiap hari namun tetap berada di posisinya. 

Pagi-pagi sekali Mayleen dibangunkan oleh ketukan di pintu kamarnya, itu adalah kepala pelayan, "Paman Tang, ada apa?" tanya Mayleen dengan suara masih mengantuk.

"Nyonya, mulai hari ini atas perintah dari Tuan Muda maka setiap pagi Nona diharuskan untuk memasak sarapan," jawab Paman Tang. 

"Apa!?" ujar Mayleen terkejut dan langsung dalam kesadaran penuh. 

"Memasak?" tanya Mayleen memastikan. 

"Iya Nyonya," jawab Paman Tang.

Mayleen segera saja turun, dengan masih memakai kemeja selututnya, rambutnya dibuat sanggul asal, ada beberapa helai yang jatuh. Mayleen pun mulai memasak bubur jamur dan ayam. Lalu merebus beberapa telur. Mayleen juga mengambil susu dan juga juice jeruk. 

Juice jeruk adalah kesukaan William dan di setiap pagi harus menyajikan juice jeruk tersebut. Sementara susu adalah kesukaannya sedari kecil, karena kesehatan yang buruk, Li Jancent mewajibkan segelas susu sapi murni harus dihabiskan oleh Mayleen. 

"Nyonya biarkan pelayan yang menyajikan diatas meja," ujar Paman Tang.

"Jika begitu terima kasih Paman," jawab Mayleen seraya menyerahkan nampan besar yang berisi sarapan tersebut kepada pelayan yang ada di samping Paman Tang.

William dan Reina baru saja turun dari tangga. Reina dengan bangga menggandeng tangan William, Mayleen melihat mereka namun acuh tak acuh dan melewati mereka berdua begitu saja. 

William menggigit bibirnya, karena melihat Mayleen tadi memasak dengan hanya menggunakan kemeja selutut saja. Reina menarik William masuk ke dalam ruang makan. Paman Tang masuk dan menghidangkan minuman pendamping untuk Reina, sup herbal kesuburan rahim. Konon katanya jika dimakan setiap pagi maka akan baik untuk rahim. Ambisi Reina hanya satu, yakni mengandung anak William dan berencana menjadi Nyonya Muda di rumah utama ini. 

William memanggil Paman Tang dan membisikan sesuatu, "Singkirkan semua kemeja tidur dari lemari Nyonya!" perintah William. 

Hari ini Mayleen tidak memakai seragamnya, karena ingin mensurvey lokasi Resort baru yang akan dibuka lagi oleh Gu Corporation. Hari ini Maylen memakai celana selutut, kaos berwarna putih juga mamakai topi dengan rambut tetap dikuncir bergaya ekor kuda.

Mayleen memakai tas selempang dan sebuah sandal gunung yang tampak manis. Penampilan Mayleen nampak sempurna. Terlihat seperti seseorang yang tidak pernah memiliki penyakit jantung bawaan akut."Aku pergi," ujar Mayleen kepada suami dan selir yang baru dibawa oleh suaminya itu.

William melihat tas bekal makan yang Mayleen bawa, tadi ketika memasak Mayleen berpikir hari ini mereka akan pergi ke gunung, jadi sekalian saja membawa sarapan pagi untuk dirinya dan Gu Hansen. "Apa kau tidak sarapan dulu bersama kami?" tanya Reina dengan nada seperti sedang memberikan perhatian. 

"Tidak, aku sudah membuat bekal. Kami akan memakannya di jalan nanti," jawab Mayleen dengan tersenyum senang seraya menunjukan tas kotak bekal makanan yang ada di tangannya. 

Tak ingin membuat Gu Hansen menunggu, Mayleen segera saja bergegas keluar. Baru saja beberapa langkah Mayleen keluar, William malah mengejar langkah Mayleen. Kemarin ketika marah, William memberikan instruksi agar departemen marketing melakukan cek lokasi untuk resort baru mereka di hari sabtu pekan ini. 

Namun William tidak menyangka yang pergi selain  Mayleen ternyata  Gu Hansen juga ikut. Ketika Mayleen membuka pintu, dengan cepat William melangkah dan malah menarik lengan Mayleen. 

"Kau mau ke mana?" tanya-nya sembarang karena canggung. 

"Direktur Gu apa kau lupa? bukankah kau meminta team kami untuk melakukan survey di hari sabtu ini?" Jawab sekaligus tanya Mayleen. 

"Jika begitu, ayo!" ujar William seraya keluar dan masuk begitu saja  kedalam mobil Gu Hansen. 

Melihat bukan Mayleen yang duduk disebelahnya dan malah William yang duduk di sebelahnya tentu saja ini membuat Gu Hansen sedikit terkejut. Mayleen juga masuk dan duduk di kursi belakang, "Ada perubahan rencana," ujar Mayleen memberitahu dengan nada malas. 

Gu Hansen hanya bisa menghela napas tidak bisa melontarkan perkataan protes.  Tiba-tiba saja pintu mobil belakang terbuka lagi, dan Reina ikut duduk di kursi belakang, "Aku juga ikut," ujarnya. 

Mayleen menatapi Reina, "Dia ini benar-benar seekor ngengat," guma Rui dalam hati. 

Wajah kedua pria yang duduk di kursi depan tak kalah sengitnya dengan wajah cemberut Reina. Sementara Mayleen merasa kesal setengah hidup sembari memijit-mijit kedua pelipis alisnya.

Gu Hansen pun dengan rela tak rela melajukan mobilnya, dengan membawa dua ngengat yang tak diundang itu. Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, mereka pun tiba dilokasi. Udara sejuk mulai tercium, wangi aroma tanah yang baru saja terguyur hujan terasa sangat menyejukan hati.

Mayleen teringat bekal makannya, karena pagi-pagi sekali harus pergi, maka Gu Hansen pasti belum sarapan. Mayleen tadi membuat empat roti sandwich untuk mereka. Melihat istrinya mengambil kotak makannya, William langsung saja mengambil kotak makan tersebut dari tangan Mayleen. 

"Apa isinya?" tanya William dengan nada dingin. 

"Itu hanya sebuah sandwich," jawab ringan Mayleen.

"Jika begitu bukalah, aku ingin memakannya!" perintah William. 

Tadi ketika di rumah utama, William belum menyentuh sama sekali sarapan paginya, karena mengikuti istrinya dan Gu Hansen ke sini. Mayleen meletakan kotak bekal tersebut di atas kap mobil Gu Hansen. Lalu mengambil dua buah sandwich, satu diberikan kepada William, dan satu lagi diberikan kepada Gu Hansen.

William mengunyah roti sandwich itu dengan masih wajah cemberut dan pipi yang mengembul. Sementara Gu Hansen memakan roti tersebut dengan wajah tersenyum senang. Ini adalah roti yang dibuat secara khsusus untuknya.

Mayleen dan Gu Hansen sesekali melemparkan tawa dan senyum karena saling melempar canda, "krek,krek," bunyi suara botol plastik air mineral terdengar diremas dengan keras. Reina memperhatikan William meremas marah botol plastik tersebut seraya memandangi Hansen dan Mayleen yang duduk tak jauh dari mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status