Janis, a 24-years old general surgeon, finally had everything she wanted in her life. Peace. She didn't know that signing an exclusive contract to be someone's personal doctor will end up being hell. She had to remain tight lipped for whatever was going to happen. Sebastian was a jerk with silvery voice and he liked to keep guns as his pets. Janis was fed up due to his mysterious leather jacket facade and she was ready to perform an autopsy.
View More“Siapa dia?”
Mata Leandra Nafisah membola saat melihat wanita tak dikenal yang tiba-tiba datang bersama sang Suami ke rumah. Hampir dua bulan suaminya pergi keluar kota untuk urusan kerja. Tentu saja Lea terkejut saat melihatnya datang bersama seorang wanita. Apalagi penampilan wanita itu terlihat seksi dan berani mengenakan baju yang sedikit terbuka.
“Sayang … Lea … dengerin Mas dulu. Aku akan menjelaskan semuanya.”
Kenan Husein, pria yang sudah empat tahun ini dinikahinya tampak menatap Lea penuh harap. Pria berwajah menarik itu terlihat sedang memohon agar Lea bersabar.
Lea menarik napas panjang, menatap tajam ke arah Kenan, kemudian menganggukkan kepala. Ia sudah lama menunggu kedatangan suaminya dan sangat shock saat melihatnya tiba-tiba datang bersama seorang wanita.
Namun, Lea juga harus mendengar penjelasan Kenan. Ia sangat mengenal suaminya dan tahu jika suaminya tidak akan berbuat aneh-aneh di luar sana.
Kenan menarik tangan Lea dan mengajaknya duduk di sofa. Wanita tak dikenal itu juga duduk di sana sambil sesekali melirik mereka berdua.
“Dia Lisa. Dia adik sahabatku. Dia sedang hamil dan suaminya seorang tentara yang sedang tugas negara. Untuk sementara dia akan tinggal di sini, Lea.”
Lea tampak terkejut, menatap Lisa sekilas. Wanita itu masih sangat muda, Lea menafsir usianya mungkin kisaran awal 20-an. Tidak diduga ternyata dia sudah menikah.
“Lalu ke mana keluarganya? Apa tidak ada yang bersedia menampungnya?”
Kenan menarik napas panjang sambil mengelus lembut tangan Lea.
“Sayang … Lisa itu yatim piatu. Kakaknya sedang sakit. Untuk biaya berobat saja dia kesulitan, bagaimana hendak menampung adiknya juga. Jadi apa salahnya kita menampung dia di sini?”
Lea terdiam, menelan saliva sambil kembali melirik Lisa. Lisa tersenyum sekilas sambil menganggukkan kepala. Namun, entah mengapa Lea merasa ada yang disembunyikan wanita muda ini.
“Apa benar seperti itu?” tanya Lea kemudian.
Lisa mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Mbak. Maaf, kalau merepotkan. Hanya Kak Kenan yang saya kenal. Jadi tidak ada tempat lain lagi untuk berlindung.”
Lea menghela napas sambil kembali melihat Kenan. Kenan tersenyum, mengelus tangan Lea sambil menatapnya dengan sendu.
“Memangnya berapa usia kandunganmu?” tanya Lea.
“Baru tiga minggu, Mbak.”
Lea menarik napas sambil melirik perut Lisa. Memang perut wanita itu tidak terlihat begitu besar. Namun, segitu saja sudah membuat Lea meradang.
Sudah empat tahun ia menikah dengan Kenan dan hingga kini belum ada tanda-tanda mengenai kehamilannya. Kadang Lea merasa sedih, apalagi jika ia mendengar ucapan mertuanya.
Kenan anak tunggal dan kedua orang tua Kenan selalu menuntut cucu darinya. Kalau sudah begitu, Kenan akan menghibur dan membesarkan hatinya. Kenan sangat perhatian pada Lea dan begitu besar mencintainya. Bahkan dulu Kenan yang jatuh cinta padanya lebih dulu dan berusaha mati-matian untuk mendapatkan Lea.
“Ya sudah … kalau begitu biar aku minta tolong Bibi siapkan kamar. Kamu pasti lelah, kan?”
Lisa mengangguk sambil tersenyum. Lea segera memanggil salah satu asisten rumah tangga dan tak lama sudah mengantar Lisa ke kamarnya. Tinggal Kenan dan Lea di ruang tamu.
Kenan tersenyum sambil menatap dengan penuh hasrat ke istrinya. Lea hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
“Apa kamu tidak merindukan aku, Sayang?” tanya Kenan.
Lea tersenyum sambil menatap wajah rupawan Kenan. Meski Kenan keluar kota, dia selalu pulang seminggu sekali. Lalu dia juga tak lupa selalu menelepon Lea setiap malam. Hal seperti itu selalu dilakukannya sepanjang dua bulan ini dan Lea yakin tidak ada yang berubah dengan Kenan.
“Apa kamu tidak akan keluar kota lagi?” Bukan jawaban yang dilontarkan Lea malah sebuah pertanyaan.
Kenan tersenyum dan menggelengkan kepala.
“Tentu tidak, Sayang. Aku sudah menyelesaikan urusanku di kantor cabang. Semua sudah beres di sana. Selanjutnya aku bisa pantau dari sini saja.”
Lea tersenyum sambil menganggukkan kepala. Keluarga Kenan merupakan salah satu pemilik perusahaan terbesar di kota ini. Mereka memiliki bisnis di berbagai bidang. Kemarin adalah pembukaan kantor cabang baru dan Kenan perlu merapikannya agar bisa berjalan dengan baik serta bisa dipantau dari kantor pusat.
“Sudah omong-omongnya, kita lanjut di dalam, ya?”
Tanpa menunggu jawaban Lea, Kenan langsung menggendong tubuh Lea membawanya masuk ke dalam kamar. Terang saja Lea tersenyum kesenangan dibuatnya. Sudah lama dia merindukan belaian suaminya dan rasanya malam ini dia akan melalui malam panas dengan Kenan.
Entah berapa kali mereka melakukannya, yang pasti Lea sangat kelelahan dan sudah terlelap. Ia terbangun saat panggilan alam mengganggunya. Lea mengerjapkan mata sambil meraih jubah tidurnya. Ia membungkus asal tubuh polosnya dan berlarian ke kamar mandi.
Cukup lama Lea menghabiskan waktu di kamar mandi. Usai bercinta tadi, Lea langsung terpulas dan lupa belum membersihkan diri. Jadi sekalian saja ia membersihkan diri kali ini. Namun, saat keluar dari kamar mandi dan hendak kembali ke kasur Lea baru sadar jika tidak ada Kenan di sana.
“Mas Kenan ke mana? Dia gak ada di kamar mandi. Terus ke mana?”
Lea merapikan jubah tidurnya, membuka pintu kamar dan berjalan mengendap-endap keluar kamar. Seluruh ruangan di rumah sudah temaram. Salah satu kebiasaannya memang mematikan semua lampu di rumah jika sudah terlelap.
Lea berjalan sambil berpegangan ke dinding seraya memicingkan mata. Ia mengedarkan pandangan untuk mencari suaminya. Kemudian matanya tiba-tiba melihat sekilas bayangan melintas keluar dari kamar tamu, tempat Lisa beristirahat.
“Siapa itu? Apa Lisa yang keluar?” batin Lea.
Ia mempercepat langkahnya hendak mengejar sosok bayangan tadi. Ia takut kalau itu Lisa yang keluar kamar. Bisa jadi Lisa haus dan lupa membawa minum. Sedangkan tadi, ia lupa menunjukkan dapur.
Lea berdecak sambil menghela napas saat melihat kamar Lisa tertutup rapat dan bayangan yang dilihatnya tadi sudah menghilang.
“Kayaknya aku salah lihat, deh.”
Lea menghela napas dan bersiap membalikkan badan kembali ke kamar. Namun, dia langsung dikejutkan oleh sebuah tepukan yang singgah di bahunya. Lea hampir menjerit kalau tidak melihat wajah Kenan tadi.
“Mas!! Kamu ngagetin aku aja!!” semprot Lea.
Kenan hanya tersenyum sambil mengerjapkan matanya.
“Kamu dari mana? Aku mencarimu tadi.”
“Aku dari dapur, bikin mie instan. Kamu juga aku bikini, sudah aku bawa ke kamar.”
Lea tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ia hampir lupa dengan kebiasaan Kenan yang suka makan mie instan usai pergulatan panas mereka.
Tak lama, mereka sudah kembali ke kamar menghadap mie instan yang asapnya masih mengepul.
“Hmm … enak banget. Udah lama gak makan mie instan bikinanmu, Mas.”
Lea tersenyum kesenangan sambil terus menikmati mie instannya. Kenan yang duduk di sampingnya ikut senang sambil sesekali menganggukkan kepala. Kemudian tiba-tiba perhatian Lea teralihkan ke leher Kenan. Ada lingkaran merah tertera jelas di leher putih mulusnya.
Lea terdiam sejenak, menghentikan makannya dan langsung mengulurkan tangan menyentuh leher suaminya.
“Lehermu kenapa, Mas?”
'𝙸 𝚓𝚞𝚜𝚝 𝚕𝚘𝚜𝚝 𝚖𝚢𝚜𝚎𝚕𝚏 𝚒𝚗 𝚢𝚘𝚞'-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 5:𝙲𝚘𝚖𝚏𝚘𝚛𝚝𝚊𝚋𝚕𝚎𝙹𝚊𝚗𝚒𝚜'𝚜 𝙿𝚘𝚟. Its 2Am I'm here studying his reports. My hair is in bun. My glasses perched up on my nose. Im wearing my Pjs. Leggings and oversize hoodie.As i study he is injured quite bad.He is shot near heart and the bullet grazed his the leg. The bullet could damage his vein which could cause paralysis.As I was studying and marking the reports.Soon I heard thud and soon followed by a grunt and groan.I ran to Sebastian room and opened the door.I saw him on the ground and writhing in pain."Oh my god!" I whispered shout.I ran to him and helped him up and sat him on the bed."Mr knight look at me!" I said tapping his cheeks.He was dizzy due to pain. I lay him down and gave him a dose of painkiller."Sebastian" I said as he opened his eyes."Why are you here?" He asked his eyes glaring."What do you mean? Are you dumb?" I said and h
✍'Wherever you areWhenever you areWhatever you areI will always choose you'----------------------------------------------------------Chapter 4: Grumpy beginningsJanis's POVI'm packing my stuff, my best friend Kate is here to help me.More like to annoy me."Shut up!" I yelled and she laughed.We stood up and helped me to pack."Undergarments""Check""Hoodies, pants, coats,leggings sweatshirts" she said"Check" I said."Party outfits, club outfits,heels boots" she said"Check! Wait! What"I said and she cackled."Don't you dare to remove them from your bag" she warned me and I gulped."Okay" I said."Make up, toiletries,novels and reading glasses" she said"Check" I said and all the things are pack."Bitch! Why novels! And why not lingerie! Maybe some handsome hunk you find there" she exclaimed and dramatically fell on my bed."I'm going to treat somebody, not to seduce" I scoffed."But our club nights and part nights are still on right?" She asked hopefully."Yes" I said and s
'𝚂𝚑𝚎 𝚜𝚖𝚒𝚕𝚎𝚍 𝚊𝚗𝚍 𝚑𝚒𝚜 𝚠𝚘𝚛𝚕𝚍 𝚜𝚝𝚘𝚙𝚙𝚎𝚍'_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 3:𝙰𝚗𝚜𝚠𝚎𝚛𝙹𝚊𝚗𝚒𝚜'𝚜 𝙿𝚘𝚟Its been 4 days. I have to give Benette an answer. But I can't leave my mom alone.I need money too.I gripped my hair in frustration. I rolled around my bed and soon I fell off it."Ow!" I think I broke my butt."Janis! Are you alright dear?" My mom yelled from downstairs."Yes mom!" I said.My butt hurts so bad."My poor butt" I said rubbing it."Dear! Dinner is ready!" My mom said"Coming" I said and run downstairs.I was on last stair and I fell."Ow!!" I yelped"Janis!"Mom exclaimed."Mom I'm okay" I said and my mom shook head."At least you fell from last stair" My mom mumbled."Mom!" I exclaimed."What? You are clumsy but not like before" She said"I get it" I said."But mom thses embarrassing people genes came from you" I said and she slapped upside down of my head."Quit! Now eat dinner" she said and I sat on table.W
'𝙱𝚎𝚜𝚝 𝚕𝚎𝚜𝚜𝚘𝚗 𝙸 𝚑𝚊𝚟𝚎 𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚕𝚎𝚊𝚛𝚗 𝚒𝚗 𝚖𝚢 𝚕𝚒𝚏𝚎, 𝚌𝚊𝚖𝚎 𝚏𝚛𝚘𝚖 𝚝𝚑𝚎𝚠𝚘𝚛𝚜𝚝 𝚏𝚎𝚎𝚕𝚒𝚗𝚐 𝙸 𝚑𝚊𝚟𝚎 𝚎𝚟𝚎𝚛 𝚏𝚎𝚕𝚝 𝚒𝚗 𝚖𝚢 𝚕𝚒𝚏𝚎'-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 2:𝙼𝚎𝚎𝚝𝚒𝚗𝚐𝙱𝚎𝚗𝚎𝚝𝚝𝚎'𝚜 𝙿𝚘𝚟. We currently trying to locate that fuckers who ruined my wedding.I was trying to calm down my wife.Sebastian is currently getting treatment. He was shot during the attack.Flashback"Now I pronounce you husband and wife! You may kiss the bride" the priest said.As we were climbing down from the stage.Amidst fireworks, Gunshots echoed through the hall."It's an attack!!" People screamed and ran. They didn't even kill a person. Their target was Olivia.The single gunshot echoed and is aw Sebastian standing in front of his sister.The blood oozing out of his chest. He grabbed Olivia and hid her.Soon a bullet was shot in his leg. He fell to the ground.He was breathing heavily."Go save her" he breathed out
Chapter 1: HelpJanis's PovI was currently running from one ward to another, different patients different treatments.I'm a doctor specialist, the general surgeon you can say."If he feels any pain give him the painkiller," I said and the nurse nodded. This boy had a fractured leg. I was going to my office and entered and sat on my chair. Soon there was a knock at my office door. "Come in," I said and the nurse came told me that a patient is waiting outside. "Please ask her to come nurse Siana," I said "Ok Dr. Janis" she said. "Hello Dr. Janis." The patient said. The patient is a woman. "Hello Mam. Please take a seat" I said She took a seat and I asked her problem. "I have Second stage Tumor and I'm scare. Please help me. I have a son and I don't want to leave him alone" she said tears in her eyes. "Relax, lets do your blood. I will write the test down" I said and she nodded. She took the paper with test written down. "Nurse Siana. " I called out to nurse. "Yes Dr. Jani
Amidst the fireworks, gunshot echoed through the wedding hall. People were running to save themselves.Sebastian was trying to save the bride which was the the target of Red Rosé Gang.He was fighting. The bullets were being fired and punches were being thrown.He grabbed the bride and hid her in the closet of nearest room.The gang was fighting, the enemy was stronger than before but they had to eliminate the evil.He was saving the bride. But couldn't save himself.He needed someone to save him. He belongs to a gang named Rangers that work undercover for the FBI.They work in a circle to eliminate the gangs like Skull, who are the main threat.They look illegal but they work under FBI.They need a doctor for Sebastian. A personal doctor provided by FBI. So the doctor don't reveal their secrets.Janis, daughter of the FBI agent Kyle. Kyle died many years ago while doing his mission and now his daughter is a doctor.The daughter of Kyle is the perfect person to treat Sebastian beca
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments