Home / Fantasi / Mahkota Darah sang PHOENIX / 48. Battle of Fighter. Bagian 1

Share

48. Battle of Fighter. Bagian 1

Author: Aksarajjawi
last update Last Updated: 2025-12-06 10:28:18

"Tahap kedua, lakukan dengan Seni Bela Diri. Kalian berdua bisa mempelajari taktik ini," tangan Mo Laxian membuka. Lalu dari bawah lengan bajunya meluncur dua gulungan lontar kayu bambu. Mo Laxian menyodorkan gulungan itu kepada Cang Jue dan Zhu Linglong. "Ini adalah buku untuk kalian mempelajari setiap gerakan Seni Bela Diri. Berasal dari Sekte Yushen, tempatku melatihnya dulu. Dalam waktu satu minggu, kalian harus mempelajari semua dasarnya. Setelah itu, aku pasti akan menguji kalian," jelas Mo Laxian.

Zhu Linglong meraih sodoran buku dari Gurunya itu. Jari jemarinya lantas membukanya. Bunyi gemeletuk karena kayu-kayu yang tergabung menjadi satu buku berbenturan ketika dia buka. Bau bambunya juga khas, membuat perasaan senang di hati Zhu Linglong yang membukanya. Muncul gambar-gambar pola gerakan yang tersusun satu per satu menjadi sebuah gerakan. "Ini cukup bagus, Guru," lolosnya kemudian.

"Kau bisa membacanya?" tanya Cang Jue, memperhatikan gadis itu. Masih ada fakta, bahwa ga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   87. Penegasan Ulang

    Xiao Chen memandang Cang Jue. Melihat lebih teliti penampilannya. Lalu sudut bibirnya terangkat, "baik. Kalian berdua ingin menikah sekarang juga, ya?" Cang Jue menoleh sebentar pada Zhu Linglong. Menambah langkah untuk sedikit mendekat pada gadis itu. Untuk sekali lagi, Cang Jue memutuskan agar mencoba lebih menyertai keberadaan Zhu Linglong sebagai teman dekatnya. Teman hatinya. Sekaligus, teman baginya untuk membuat keputusan dan keyakinan. Bagi Cang Jue, gadis itu bukan sekedar orang yang harus dia selamatkan saat ini. Tetapi, juga orang yang ingin dia buat nyaman saat ini. Sesaat pikiran impulsif yang memaksanya untuk memilikinya, memang cukup menghantui keserakahan hatinya. Tetapi, setelah berpikir lebih berulang kali. Seharusnya, Cang Jue tidak memanfaatkan keadaan kepolosan Zhu Linglong untuk membawanya menikah dengan tujuan menyamar. Sekaligus, mengikat gadis itu tanpa sadar akan menjadi miliknya sendiri. Setakat itu, Cang Jue merasa... seharusnya dia bisa memperlakuka

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   86. Tawaran Xiao Chen

    Pria bernama Xiao Chen tersebut lantas melihat kepada Cang Jue. Mengurungkan niatnya untuk mendekat pada Zhu Linglong. Xiao Chen tersenyum lebih lebar, kini beranjak mendekati Cang Jue. "Kalau begitu ... sekarang biarkan aku berbicara padamu Tuan Baju Biru," ujarnya kepada Cang Jue. Cang Jue menyipitkan matanya. Merasa, sedikit aneh. Pikirannya berkecamuk. Wajahnya kaku. Dahinya mengerut. "Sebenarnya apa tujuanmu menghalangi kami pergi dari sini?" tanya Cang Jue penuh selidik. "Ehm," dehem Xiao Chen, kipas di tangannya bergerak mulai mengipasi wajahnya sendiri, "kalau sudah ada pelanggan yang datang, maka berarti aku harus melayani dengan baik," kata Xiao Chen, menjawab dengan nada yang sangat ramah. "Sekiranya, apa yang dibutuhkan oleh Tuan dan Nona di sini?" tanya Xiao Chen, melanjutkan. Mendengar kalimat pertanyaan itu, Zhu Linglong dan Cang Jue saling memandang. Keduanya bertemu tatap, seolah ingin berbicara. Masih berusaha untuk memahami situasi yang terjadi di tempat ini.

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   85. Toko Xiao Chen

    Mulut Cang Jue melengkung naik. Cukup tipis. Tapi artinya sangat dalam. Laki-laki itu mengangguk sekali, "terima kasih," singkat Cang Jue, lalu melanjutkan bicara dengan lebih lembut, "kalau begitu... mari kita masuk ke kota, aku akan lakukan sesuatu untuk mempermudah kita di Kota ini." Selesai mengucap itu, dia mengelus dahi Zhu Linglong pelan. Lalu sedikit memberi jarak posisi mereka berdua yang saling sembunyi di balik tumpukan kayu tinggi.Melihat suasana yang mulai sedikit menggelap. Tanda, bahwa siang hari akan segera sirna. Cang Jue bergerak lagi. Mengeluarkan jurus dua tapak jarinya. Mulai mengalirkan inti Meridian Jiwa. Memusatkan energi sihirnya untuk bisa keluar. Sampai akhirnya, mahkota Kerajaan yang selalu dia pakai di atas kepalanya... muncul dari balik gelombang cahaya sihir birunya. Cang Jue, membawa mahkota itu ke telapak tangan kanannya. Lantas, menghancurkan mahkota itu menggukanan tenaga dalamnya. Hingga pecahan berlian tercipta cukup banyak dan indah. Menjadi

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   84. Inner Side vs Perasaan Terpendam

    Jantung Zhu Linglong mengacau. Matanya nyaris keluar. Kalimat Cang Jue barusan terus terang menyentuh sanubari suci milik Zhu Linglong. "M-menikah? Kau tak salah bicara Cang Jue?!" Cang Jue menatap lekat pada Zhu Linglong. Mengukuhkan dirinya. "Tidak salah. Aku akan menikahi mu, dan ... dengan status ini, kita akan menyamar menjadi suami istri biasa. Bukan Kaisar Utara ataupun Putri Zhu Linglong yang diculik dan sedang dicari banyak orang," jelas Cang Jue dengan sangat tenang. Rasa-rasanya, sebagian akal Zhu Linglong hilang sepenggal. Memang benar, jika hatinya sudah mulai berbunga-bunga. Keberadaan Cang Jue sudah cukup menyentuh dirinya. Tetapi, menikah? Bukankah itu hal yang sangat besar maknanya. Setahu Zhu Linglong, pernikahan adalah ikatan suci yang tidak sembarangan. Zhu Qingyun pernah menceritakan hal ini, kakak laki-lakinya itu bilang... biasanya, pernikahan terjadi ketika jodoh sudah membiarkan cinta mengikatnya. Menikah, juga tidak pernah Zhu Linglong pikirka

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   83. Langkah, ke Wilayah Barat

    "Aku sanggup! Aku akan terima semua letak kerja sama kita hari ini Ketua Pengadilan. Semua sudah sangat jelas. Dan kita tidak boleh tutup mata!" kata Zhu Qingyun, turut berdiri, bersejajar di sebelah Ling Xuanzhen.Kedua orang dengan beda tujuan dan beda usia itu telah menyepakati untuk melakukan penyelidikan diam-diam. Untuk memecah segala teka-teki yang keduanya masih belum ketahui apa kebenarannya.Akan bertaruh segala hal, sekalipun nyawa mesti dikorbankan.Bagi Ling Xuanzhen semua untuk kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya.Bagi Zhu Qingyun semua untuk kebenaran yang sebenarnya untuk adik kesayangannya.🖇️🪶Berlabuh kini tempat, menuju di mana Zhu Linglong dan Cang Jue berpijak. Sebuah jalanan lebih dengan rumput liar. Tanahnya basah, menciptakan pola jejak kaki yang nyata.Mereka berdua telah berjalan terus tanpa henti, hingga sampai di ujung pulau Utara. Berbelok melewati jalan pintas, sampai kini telah berhenti di sebuah hutan yang cukup subur. Pohon-pohon tinggi menjula

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   82. Restu Jasa Sinar Emas & Simbol Tanda Hukuman Sinar Emas Panas

    Ling Xuanzhen mengalihkan arah pandang matanya. Turun melihat lembaran kulit kambing yang tulisannya masih terlihat. Lembaran itu tergeletak dengan tenang di atas meja. Tulisan nya berisi :>Namun baru kali ini, Sinar Emas itu tidak muncul.Serta masalah Zhu Qingyun, mendadak menjadi sebuah potongan teka-teki yang sepertinya berhubungan dengan ketidak-munculan Sinar Emas restu jasa milik Ling Xuanzhen."Zhu Qingyun, apa kau pernah bertemu Kaisar Cang Jue setelah penculikan itu terjadi?" tanya Ling Xuanzhen, ingin memastikan satu hal.Zhu Qingyun menggeleng. "Tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status