Share

Bab 27

Penulis: Azalea
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 23:31:08

“Sesuai keinginan Mama. Aku akan mengembalikan semua fasilitas yang Papa berikan padaku. Sebagai gantinya, jangan pernah Mama usik lagi kehidupanku apalagi mengganggu istriku.” Bram memutuskan sambungan telepon.

Adeline terbelalak. “Mas, kamu apa-apaan?”

“Kamu lebih berharga dari semua harta yang kumiliki. Tak masalah aku kehilangan semuanya asal jangan kehilanganmu lagi.” Bram menatap istrinya penuh cinta, ia tersiksa dengan rindu dan cintanya pada sang istri.

Jenny semakin geram. “Kalian-”

“Parjo, bawa wanita ini keluar!”

Bram menyuruh security di depan untuk mengusir Jenny. Wanita itu bisa keluar masuk seenaknya tentu karena Mama Pella.

“Aku pastikan kamu menyesal, Mas!” Suara teriakan Jenny masih terdengar padahal sudah diseret keluar.

Adeline menatap Bram masih tidak percaya.

“Mas, kamu tidak main-main ‘kan? Kamu hanya mengancam saja ‘kan?”

“Aku serius.”

“Tapi-”

“Kamu tenang saja. Bersamaku, aku tidak akan membiarkanmu hidup susah. Kita pergi dari sini ya.”

Bukan itu maksud Adeli
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 28

    “Laki-laki macam apa kamu, Mas? Kamu membawaku dan Tari kesini untuk kamu tinggalkan?”“Del, bukan begitu.”“Jadi laki-laki harus teguh dengan pendiriannya, jangan goyah hanya karena masalah kecil.”Bram mengerti dengan maksud Adeline, ia langsung berhambur mendekap erat wanita itu. Matanya sampai berembun saking terharunya.“Kalau kamu menyakitiku lagi ... tidak ada kesempatan lainnya, Mas.”“Aku janji, tidak akan menyakitimu lagi. Aku akan berusaha membahagiakan kalian meski saat ini aku tidak memiliki apapun selain kalian.”Dia sudah menderita selama aku pergi. Tapi masih memilih di sampingku, aku tidak punya alasan untuk menolaknya lagi. Di masa lalu kami sama-sama saling menyakiti. Kuputuskan mengubur semua yang pernah terjadi. Jika memang takdirku masih bersamanya, maka akan kuterima. Sekeras apapun aku menghindar jika memang takdirnya seperti ini maka aku akan lelah sendiri.Adeline mendengar cerita dari Bik Atin, selama lima tahun kebelakang Bram menjadi sosok yang murung, bah

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 27

    “Sesuai keinginan Mama. Aku akan mengembalikan semua fasilitas yang Papa berikan padaku. Sebagai gantinya, jangan pernah Mama usik lagi kehidupanku apalagi mengganggu istriku.” Bram memutuskan sambungan telepon.Adeline terbelalak. “Mas, kamu apa-apaan?”“Kamu lebih berharga dari semua harta yang kumiliki. Tak masalah aku kehilangan semuanya asal jangan kehilanganmu lagi.” Bram menatap istrinya penuh cinta, ia tersiksa dengan rindu dan cintanya pada sang istri.Jenny semakin geram. “Kalian-”“Parjo, bawa wanita ini keluar!”Bram menyuruh security di depan untuk mengusir Jenny. Wanita itu bisa keluar masuk seenaknya tentu karena Mama Pella.“Aku pastikan kamu menyesal, Mas!” Suara teriakan Jenny masih terdengar padahal sudah diseret keluar.Adeline menatap Bram masih tidak percaya.“Mas, kamu tidak main-main ‘kan? Kamu hanya mengancam saja ‘kan?”“Aku serius.”“Tapi-”“Kamu tenang saja. Bersamaku, aku tidak akan membiarkanmu hidup susah. Kita pergi dari sini ya.”Bukan itu maksud Adeli

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 26

    “Kita tunggu saja.”Kalau pun Dimas menolak, Bram akan mencari pendonor untuk Batari, apapun akan dilakukan demi kesembuhan anak itu.Tapi tetap saja Bram berharap Dimas datang untuk membawa Mentari bertemu Adeline.“Lalu ... anakku?”Bram mengulas senyum. “Aku melihatnya sekilas, dia tampak sehat. Dimas akan membawanya kesini.”Mata Adeline berbinar, sakit yang dirasakannya seperti tiba-tiba menghilang. “Benarkah?”“Ya. Sabar sedikit.”Adeline mengerti pasti tidak akan mungkin Dimas langsung datang begitu saja. Ia akan menunggu, berharap Dimas bisa secepatnya datang membawa Mentari.“Terima kasih, Mas.” Matanya berembun, dadanya menghangat.“Apapun untukmu.” Bram menatap dalam manik mata istrinya membuat Adeline tersipu, ia memalingkan wajahnya dan berjalan menuju koper meski tertatih karena kembali sakit itu terasa.“Jangan lupa obati dulu itu.”Bram geleng-geleng kepala, ia dengan cepat masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Adeline kembali ke kamar Batari, meninggalkan

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 25

    “Tenang, Dek. Jangan begini.” Dimas mencoba membuat istrinya itu tenang.“Bagaimana aku bisa tenang kalau dia mau ambil anak kita, Mas!” Dadanya naik turun.Bram bangkit dari duduknya. “Aku tunggu keputusanmu, Dim.”“Jangan pernah kamu datang lagi, jangan harap Mentari akan bisa kamu bawa!” teriaknya saat Bram berlalu dan masuk ke dalam mobil.Semua orang memperhatikan mereka. Dimas membujuk istrinya untuk pulang.Ternyata Erina sengaja mengikuti karena penasaran. Ia menitipkan Mentari pada ibu mertuanya yang kebetulan datang. Ia sudah merasakan sesuatu hingga tak tenang.“Mas, aku tidak ridho ya kalau kamu sampai pergi kesana apalagi membawa Mentari.” Kemarahan Erina masih berlanjut saat sampai di rumah.“Kita bicara di dalam.” Dengan lembut ia menarik istrinya masuk.“Minum dulu, kamu sedang emosi.” Dimas tidak ikut terpancing, ia tidak mau suasana semakin tak terkendali.Ia khawatir pada Batari, putrinya yang lain tapi di sisi lain Dimas tidak akan mungkin mengabaikan Erina. Posisi

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 24

    Ia hanya menghampiri Adeline tanpa bicara apapun. Ditepuknya lembut pundak sang istri.Adeline buru-buru mengusap pipinya yang basah, ia juga diam tidak berniat mengusir Bram karena sekarang pikirannya kacau. Kenyataan baru membuatnya benar-benar hancur, apalagi menyangkut putrinya.Bram duduk di sofa sedangkan Adeline masih di kursi dekat ranjang pasien, ia menggenggam erat tangan Batari. Anak itu yang biasanya ceria sekarang terkapar tak berdaya, padahal sebelumnya Batari masih bermain dengan riangnya.Tuhan, jangan ambil putriku. Sudah cukup aku mengikhlaskan putriku yang lain dirawat ayahnya. Aku tak sanggup untuk kehilangan lagi.Meski belum dipastikan karena hasil tes lab belum keluar namun gejala yang dialami oleh Batari menunjukkan penyakit serius. Adeline berharap kalau dokter salah mendiagnosa.Masih ada di ruangan itu, Bram tidak bergerak sedikitpun. Ia memandang punggung Adeline yang bergetar, suara tangisnya memang tidak terdengar namun gerakan tubuhnya tidak bisa berboho

  • Malam Panas Bersama Istri Majikan   Bab 23

    Bram memeluk tubuhnya sendiri karena merasakan dingin yang menusuk tulang, bajunya bahkan sudah basah karena terkena cipratan air hujan. Namun semua itu tidak membuatnya melangkah untuk pergi. Bram tidak mau lagi kehilangan istrinya.Pintu berderit membuat Bram sontak menoleh, senyumnya merekah.“Pulang sana. Jangan membuatku jadi bahan gunjingan.” Bukannya menawarkan untuk masuk, Adeline malah terang-terangan mengusir suaminya itu.“Bisakah aku menunggu di dalam, ponselku juga mati tidak bisa menelepon supirku. Setidaknya sampai hujan reda.”“Jangan lama-lama.” Adeline membuka pintu sedikit lebar dan membiarkan Bram untuk masuk.“Terima kasih.” Betapa bahagianya Bram saat dipersilahkan untuk masuk. Meski ia tahu setelah itu ia akan dipaksa untuk pergi juga.Selain karena takut ada yang curiga pada Bram, Adeline juga tidak tega melihat lelaki itu menggigil di luar saat hujan deras mengguyur bumi.Sekalian Adeline juga ingin membicarakan soal perceraian yang seharusnya sudah selesai se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status