Share

(S2) 76. Semvak keramat

Penulis: Rossy Dildara
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-01 15:27:46

"Baik, sekarang Pak Kenzie memeluk perut istri dari belakang, lalu kalian berdua saling memandangi satu sama lain." Instruksi fotografer itu membuatku tidak nyaman.

Cekrek! Cekrek!

Dua jepretan berhasil diabadikan. Kemudian kami melakukan pose yang lain.

Namun, semua pose rasanya terlalu intim sekali, membuatku semakin tak nyaman. Apalagi saat diminta pose untuk berciuman. Aku merasa seperti dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan kemauan hatiku.

Ini benar-benar menyiksa batinku, tapi menyenangkan batin Pak Kenzie. Aku bisa merasakannya.

"Kamu wangi banget, Zea," bisiknya lembut di telingaku, suaranya membuat sekujur tubuhku meremmang.

Aku langsung mengalihkan pandangan, tak berani menatap matanya yang sudah sayu. Sorot mata itu sama persis seperti saat dimana dia ingin mengajak bercinta. Aku yakin sekarang keinginan itu semakin menggebu.

Ah, aku ingin cepat-cepat menyelesaikan foto-foto ini lalu menikmati makan siangku!

*

*

*

(POV Kenzie)

"Permisi, Pak... Nona ... M
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 78. Sangat enak

    "Ih Kak Kenzie! Mana handuknya!" Zea memekik, segera meraih gaunnya yang tergeletak di lantai, menutupi tubuhnya dengan gerakan terburu-buru. "Nggak usah pakai handuk segala, toh nanti juga mau dibuka," bisikku, suara sengaja ku buat mendayu, mengusik perasaannya. Aku mendekat, merengkuh tubuhnya, lalu menggendongnya dengan mudah. Zea terkejut, matanya membulat sempurna. Tanpa basa-basi, bibirku menyambar bibirnya. Aku tak mampu lagi menahannya. Ketegangan yang menyesakkan sudah mencapai puncaknya, rasa sakit mulai muncul. Aku butuh sentuhannya, apalagi setelah melihat tubuhnya yang telanjang. Rasa ingin memilikinya membara. Dadanya, montok dan menggoda, menunggu untuk kucicipi. Tanpa penghalang kain, kesempurnaannya tampak jelas, jauh lebih memikat dari yang kubayangkan. Kurebahkan tubuh Zea perlahan di atas kasur, lalu melepaskan ciuman. Napasnya tersengal, kejutan masih terukir jelas di wajahnya. "Nggak usah tegang dan takut, Sayang. Aku akan bermain pelan. Aku jamin rasanya

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 77. Keindahan tubuhnya

    "Tentu saja Opa akan doakan. Tapi semisalnya Zea menolak malam ini, kamu jangan memaksanya juga. Harap dimaklumi karena mungkin saja alasannya menolak karena dia kecapean. Opa yakin kamu pasti sudah mengerti soal ini. Ini juga bukan pernikahan pertamamu." Opa memberikan pesan penting, mengingatkanku untuk bersikap bijak dan pengertian."Iya, Opa. Aku mengerti." Aku mengangguk cepat, mencoba untuk menenangkan diri. Aku melepaskan pelukan, mencoba untuk mengendalikan emosiku.Setelah itu, aku pun kembali ke pesta. Namun, di tempat yang ku tinggalkan tadi, tak ada Zea yang kulihat di sana. Hanya ada Keiko seorang diri yang asyik berselfie ria dengan ponselnya."Ke, di mana Zea?" Tanyaku, suaraku terdengar sedikit parau karena khawatir. Aku menatap sekeliling, manik mataku menyapu kerumunan tamu, mencari keberadaan Zea dengan cemas."Mbak Zea tadi diantar Bunda ke kamar pengantin kalian, Kak.""Ke kamar pengantin?" Dahiku b

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 76. Semvak keramat

    "Baik, sekarang Pak Kenzie memeluk perut istri dari belakang, lalu kalian berdua saling memandangi satu sama lain." Instruksi fotografer itu membuatku tidak nyaman. Cekrek! Cekrek! Dua jepretan berhasil diabadikan. Kemudian kami melakukan pose yang lain.Namun, semua pose rasanya terlalu intim sekali, membuatku semakin tak nyaman. Apalagi saat diminta pose untuk berciuman. Aku merasa seperti dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan kemauan hatiku.Ini benar-benar menyiksa batinku, tapi menyenangkan batin Pak Kenzie. Aku bisa merasakannya."Kamu wangi banget, Zea," bisiknya lembut di telingaku, suaranya membuat sekujur tubuhku meremmang.Aku langsung mengalihkan pandangan, tak berani menatap matanya yang sudah sayu. Sorot mata itu sama persis seperti saat dimana dia ingin mengajak bercinta. Aku yakin sekarang keinginan itu semakin menggebu.Ah, aku ingin cepat-cepat menyelesaikan foto-foto ini lalu menikmati makan siangku!***(POV Kenzie)"Permisi, Pak... Nona ... M

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 75. Duduk dipangkuan

    "Oma sih maunya laki-laki. Tapi kalau perempuan juga nggak masalah, yang penting dia lahir sehat dan sempurna tanpa kekurangan satupun." Jawaban Oma Selly terdengar bijak. Setelah proses ijab kabul selesai, aku dan Pak Kenzie berpindah ke panggung pelaminan. Sebuah panggung yang terasa begitu luas dan indah dengan dekorasi yang mewah. Satu persatu kami menyalami para tamu undangan yang terlihat asing bagiku, namun Pak Kenzie mengenal mereka semua. Tak lama, seorang fotografer dengan kamera yang besar dan mengkilap, melangkah menghampiri kami. Dia, yang juga telah mengabadikan momen sakral ijab kabul, kini sepertinya akan mengabadikan momen berikutnya. "Mau foto keluarga dulu apa foto berdua dulu nih, Pak?" tanyanya kepada Pak Kenzie. Pak Kenzie langsung mencari-cari keluarganya yang telah larut di tengah kerumunan. Ayah dan Bunda juga terlihat sibuk menyalami para tamu undangan. "Foto berdua dulu deh, Pak. Tapi nanti dulu, masih banyak tamu," jawab Pak Kenzie. "Ya sudah,

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 74. Pernikahan terakhir

    Lho… sepertinya pernikahanku dan Pak Kenzie sudah sah, ya? Aku baru tersadar. Sepanjang prosesi tadi, aku terlalu larut dalam pikiran tentang Papa, sampai-sampai aku tidak menyadari bahwa prosesi pernikahan telah selesai. "Kamu kenapa sih, Zea? Ayok cepat. Orang-orang sudah menunggu." Suara Pak Kenzie sedikit menekan, nada suaranya mulai berubah, tampaknya dia mulai kesal karena lamunanku yang berkepanjangan. "I-iya." Aku menjawab dengan terbata-bata, masih sedikit linglung. Aku langsung mengambil salah satu cincin dari kotak itu, cincin emas yang berkilauan, lalu memakaikannya ke jari manis Pak Kenzie. Setelah itu, gantian Pak Kenzie yang memakaikan cincin padaku. Namun, sebelum itu, dia melepas cincin yang sudah aku pakai saat pernikahan siri dengannya. Dia menyimpan cincin itu di saku jasnya, tanpa penjelasan. Entah maksudnya apa, aku sendiri tidak bertanya. Aku terlalu lelah untuk memikirkan hal itu. Aku segera mencium punggung tangannya, lalu berlanjut dia yang mencium ken

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   (S2) 73. Menikung dari belakang

    "Pak Kenzie, kenapa Bapak tega merebut Zea dariku?!" Teriakan itu menusuk telingaku seperti sebilah pisau.Mas Jamal… wajahnya merah padam, urat-urat lehernya menegang, mata merahnya melotot tajam, mengintimidasi. Tubuhnya gemetar menahan amarah yang meluap-luap.Baru kali ini kulihat kemarahannya. Tapi… kenapa dia bisa ada di sini?Setahuku, saat Pak Kenzie menikah dengan Nona Helen, dia masih menjaga rumah, setia menjalankan tugasnya. Apa mungkin… ini semua karena aku? Karena akulah yang menikah dengan Pak Kenzie?"Apa-apaan kau Jamal! Berani-beraninya membuat kegaduhan di acara pernikahanku!" Suara Pak Kenzie menggelegar, membuatku tersentak.Dia sudah berdiri, jas hitamnya tampak tegang, mencerminkan amarahnya yang membuncah. Tangannya mengepal kuat. Wajahnya memerah, napasnya memburu.Tentu saja, dengan tabiatnya yang gampang emosi, Pak Kenzie jelas marah besar. Apalagi kejadian ini dilihat bany

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status