Share

Bab 159

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-07-02 20:14:46

“Kamu menghubungi siapa?” Tania penasaran karena ia mendengar suara wanita dari handphone Rafael.

Panggilan yang diterima Rafael membuat Tania penasaran. Mereka masih ada di presidential suite.

Rafael memang meminta Tania untuk istirahat saja. Mereka seharian penuh hanya bersantai di dalam kamar.

Tania ada di dalam pelukan Rafael. Mereka sedang menonton televisi bersama, sebelum panggilan itu mengganggu.

“Itu–”

Rafael belum sempat menjawab, tapi Tania sudah merebut handphone milik Rafael. Darahnya berdesir kencang.

Baru saja semalam Tania memperingatkan Rafael untuk tidak memulai. Tapi sekarang, Rafael malah berani menghubungi seorang wanita di depannya!

“Eh?” Tania terpaku.

Tania terkejut mendapati kontak dengan nama ‘Ibu Mertua’. Ternyata Rafael sedang bicara dengan ibunya! Panggilannya bahkan masih tersambung.

“Halo?” Suara Anggi terdengar dari seberang. “Rafael?”

Tania buru-buru mengembalikan handphone Rafael. Ia kembali duduk di sofa, menunggu seolah tak terjadi apa-apa.

S
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 189

    “Kau gila!” Natasha memaki kasar.Rafael tersenyum miring. Apa wanita itu sedang membicarakan dirinya sendiri? “Cepat jalan!” Rafael mendorong Natasha paksa. Rafael menyeret Natasha sampai ke depan pintu. Ia memberi perintah pada Natasha untuk membukanya.“Kamu tau kalau kamu tidak akan bisa lolos dariku meski bisa keluar dari sini,” ejek Natasha. Rafael mendengus. Ia berdecak sambil menekan leher Natasha lebih keras. Wanita itu menjerit, tapi Rafael malah tertawa. “Masih mau terus bicara? Coba saja. Mungkin hari ini terakhir kali kamu bisa menggunakan mulutmu.” Rafael menggeram penuh dendam. Natasha mulai panik karena Rafael tak lagi bisa diajak bicara. Bau amis di lehernya semakin menyengat. Hangat darah yang mengalir, membuat Natasha ketakutan. “Kamu akan membayarnya! Aku akan melapokanmu pada polisi! Aku akan mengadukanmu pada ayahmu! Aku akan minta ganti rugi!” Natasha terus berteriak. Namun, Rafael tetap pada posisinya. Tangannya masih mengepal erat benda tajam itu di leh

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 188

    “Ck!” Rafael mengernyitkan dahi. Ia berusaha melawan silau yang menusuk matanya. Ia terbaring di atas ranjang sendirian. Melihat tubuhnya yang polos, Rafael tahu apa yang terjadi. “Belum pernah aku begitu membenci seseorang.” Rafael menggeram pelan. Kepalanya masih berdenyut menyakitkan. Seluruh tubuhnya penuh dengan peluh. Namun, meski keadaannya seperti itu, Rafael sungguh ingin mencekik seseorang. Siapa lagi kalau bukan Natasha. “Sampai mati aku tidak akan pernah memaafkan wanita jalang itu!” desis Rafael, penuh dendam. Setelah ini, tidak akan ada kata maaf. Rafael sudah bertekad akan menyingkirkan Natasha, bagaimanapun caranya. “Ck!” Sambil menggerutu, Rafael berjalan ke kamar mandi. Ia membersihkan dirinya dari bekas pergulatan dengan Natasha. Rafael jijik setengah mati. Ia menggosok kulitnya berulang kali, berharap semua sensasi yang terjadi dengan Natasha, hilang terbawa air kotor ke dalam selokan. Rafael tak ingin menyisakan apa pun pada tubuhnya. Ia tak sudi.

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 187

    “Aku ….” Lidah Tania terasa kelu. Tania bimbang luar biasa. Hatinya bergejolak. Di satu sisi, bukti yang tak terbantahkan membuat Tania menuduh. Namun, jauh di sudut hatinya, masih ada rasa percaya itu. “Menurutmu, Rafael pria yang seperti itu?” Romi bertanya, memastikan. Tania menelan salivanya pahit. Entah mengapa, ia mulai meragukan tuduhan perselingkuhan Rafael. “Kamu harusnya lebih mengenal suamimu,” ujar Romi. Tania menatap Romi lekat. Ia teringat lagi tentang insiden Romi dan istrinya dulu. “Kamu juga tidak mengenal baik istrimu.” Tania malah menyindir Romi. Tania langsung menutup mulutnya rapat setelah itu. Ia harusnya tidak mengatakannya. Romi meringis sesaat. Pria itu menghela berat kemudian. “Kamu benar. Aku juga tidak mengenal baik istriku, padahal kami sudah hidup bersama selama bertahun-tahun.” Romi mengeluh. Ta

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 186

    “Eum ….” Tania memasang wajah ragu sesaat. Ia tidak mau menebar janji palsu. Tania harus memastikannya terlebih dahulu. “Sulit ya? Ini salahku.” Nathan menunduk murung. “Aku terlalu sibuk sampai melupakan tanggal pernikahan orang tuaku.” Ekspresi sedih Nathan membuat Tania akhirnya berusaha. “Untuk berapa orang? Aku akan coba mengusahakannya,” ucap Tania. Tania menggigit bibir pelan. Ia mungkin harus sedikit memberikan syarat untuk permintaan Nathan kali ini. “Tapi … Pak Nathan mungkin harus menjadi member VIP Grand Velora dulu. Dengan begitu aku bisa menaikkan reservasi Pak Nathan menjadi prioritas,” sambung Tania. Nathan mengangguk dengan wajah sumringah. Pria itu langsung setuju. “Tentu saja!” Tania balas tersenyum. Ia menanyakan beberapa detail tentang reservasi Nathan sebelum akhirnya sebuah panggilan menyela pembicaraan mereka. “Ah, sep

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 185

    “Rafael enggak pulang,” lirih Tania pelan. Tania memandang jam di layar televisi yang ada di depannya. Sudah lewat tengah malam, tapi sang suami sama sekali belum memberikan kabar. “Apa aku harus menghubunginya lebih dulu?” Tania menggeleng. Ia tidak mau memulai. Di saat dirinya sudah memberi peringatan pada Rafael, Tania tak mau bersikap lemah. “Enggak apa-apa,” ucap Tania seraya mengelus perutnya lembut. “Kalau dia memang milikku, dia pasti akan kembali padaku. Bagaimana pun caranya.” Tania mencoba berbesar hati. Ia beranjak dari sofa. Tidur terlalu larut tidak akan baik untuk kesehatan dirinya dan juga calon bayinya. Untuk sekarang, bayi dalam kandungannya adalah prioritas Tania. Hal yang lain bisa menunggu. Tania masuk ke dalam kamar tidur. Ia mencoba memejamkan mata. Namun, sejam sudah berlalu, Tania tidak bisa tidur juga. Tangannya bergera

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 184

    “Lebih baik aku mati!” Rafael meludah tak sudi. Natasha tertawa. Ia meraih dagu Rafael, mencengkeramnya erat. “Jangan menguji kesabaranku, Rafael. Aku ini bukan orang yang baik hati,” sahut Natasha. Natasha mendorong Rafael keras, membuat Rafael meringis sesaat. Natasha berjalan ke arah sofa. Ia duduk di sana. Satu jari Natasha membuat satu pengawal mendekat. “Bawa dia,” bisik Natasha pelan. Dalam satu hentakan, para pengawal membawa Rafael ke hadapan Natasha. Rafael dipaksa berlutut di depan wanita itu. “Kamu tidak bisa merendahkan aku seperti ini!” Rafael mengumpat. “Ayahku enggak akan tinggal diam!” Rafael berusaha memperingatkan. Natasha hanya mengedikkan bahu. “Masa’ sih?” Ia menyahut meledek. Natasha meraih handphone miliknya. Ia menekan satu tombol, menghubungi Julian. Natasha mencoba membuktikan ucapan Rafael. “Halo, Ayah Julian.” Natasha menyapa dengan nada ramah yang dibuat-buat. Rafael tertegun sesaat. Ia tidak tahu jika hubungan Natasha sudah sedekat it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status