Share

Di dalam Istana (Bagian 4)

Alaric dapat mendengar dehaman ibunya secepat dia melewati ruang rekreasi. Sejujurnya, dia tak memiliki niatan apapun untuk mendatangi ibunya — jadi dia seharusnya berjalan melewati ruangan itu saja.

“Terlambat,” tegur sang ibu. “Aku sudah melihatmu.”

“Ibu,” sambutnya, tertawa penuh kegugupan. “Aku tak melihat Ibu disini tadi.”

Sang ratu mengerutkan dahi. “Kenapa kau bau amis?” Alaric tertawa, menunduk untuk mencium pipinya. Dia duduk di depannya, dan para melayan mulai menyiapkan cangkir dan tatakan tambahan untuknya. “Kau berada di suasana hati yang bagus, sepertinya.”

“Oh,” ucapnya. “Lumayan.”

“Kenapa?” ibunya menyeruput tehnya. “Menemukan seseorang di promenade?”

“Bukan disana,” gumamnya. “Tapi, Ibu, aku memang menemukan seseorang,” jawabnya jujur.

Dan mungkin dia akan menyesali ini, namun dia begitu bahagia bahwa Hiraya sebenarnya tak memiliki seseorang di hatinya — bahwa dia masih memiliki kesempatan. Sang ratu meletakkan cangkirnya, mendengarkan. Matanya memicing seolah mencoba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status