HAPPY READING
Tigran memasang earphone ke telinganya, ia mendengar suara sambungan pada telinganya. Ia menunggu hingga sang pemilik ponsel mengangkat panggilannya.
“Selamat pagi pak,” ucap seorang wanita dibalik speakernya.
“Selama pagi juga,” ucap Tigran.
“Ada yang bisa saya bantu pak.”
“Elina, saya datang ke kantor agak telat. Kalau soal meeting nanti, tolong cancel besok pagi saja.”
“Baik pak.”
Tigran lalu mematikan sambungan telfonnya, ia perlu konfirmasi kedatangannya ke kantor, agar jika ada beberapa staff nya datang, maka sekretarisnya itu tidak kebingungan. Ia mengarahkan mobilnya ke TK Cikal yang berada di Cilandak. Ia tahu betul bahwa TK itu bertaraf Internasional dan telah terakreditasi Internasional Baccaulaureatte (IB).
Beberapa menit berlalu, akhirnya ia tiba di depan bangunan taman kanak-kanak itu. Banyak sekali anak-anak yang status sosialnya di kalangan atas bersekolah di sini. Ia yakin Naomi memang memberikan pendidikan terbaik untuk masa depan putrinya.
Ia melihat security membuka pintu pagar untuknya, ia membuka power window, ia menatap ada beberapa ibu-ibu muda dan personal asisten sedang duduk di kursi tunggu, karena sekolah ini menyediakan tempat untuk menunggu.
Tigran memarkir mobilnya di plataran, ia keluar dari mobil, ada beberapa ibu muda memperhatikannya dari kejauhan. Tigran melangkah mendekati bangunan gedung, ia mencari guru Kayla. Ia mendapati apa yang ia cari, ia tersenyum kepada seorang guru yang berjalan di koridor. Wanita itu menghentikan langkahnya, sepertinya dia tahu bahwa dirinya membutuhkan pertolongan.
“Selama siang ibu,” ucap Tigran.
“Selamat siang juga pak, ada yang bisa saya bantu?”
Tigran mengulurkan tangannya ke arah wanita berseragam orange itu, “Perkenalkan saya Tigran, walinya Kayla.”
Guru itu memperhatikan Tigran dari atas hingga ke bawah, dan lalu tersenyum, “Pasti ayahnya Kayla.”
“Ah, iya,” Tigran menyungging senyum, ketika guru Kayla mengatakan bahwa dirinya ayah Kayla.
“Saya baru melihat bapak di sini, biasa ibu Naomi yang sering jemput Kayla, biasa juga adiknya Lili.”
“Bukannya ibu Naomi single parent?”
“Iya, benar kebetulan saya ayah dari Kayla. Kita memang sudah lama berpisah. Kemarin saya sudah bertemu Kayla dan ibunya. Kita membagi waktu untuk mengurus Kayla. Kedatangan saya ke sini, ingin membagikan box biscuit untuk teman-temannya Kayla. Kalau ibu berkenan, bisa bantu saya bagikan box itu kepada teman sekelas Kayla.”
“Iya, bisa pak.”
Tigran, guru Kayla dan security membantu, Tigran membawa kardus berisi box biscuit berupa hampers itu ke depan kelas Kayla. Tadi gurunya mengatakan bahwa kelas berakhir di jam 10.45. Hampers ini memang bukan acara ulang tahun Kayla, melainkan memang untuk dibagi-bagikan saja.
Tigran memandang ke arah pintu, mencari keberadaan Kayla. Ia menemukan apa yang ia cari, ia menatap Kayla sedang duduk dikursi sambil menyusun puzzle. Beberapa detik kemudian pandangan mereka bertemu. Ia melihat senyum sumringah sang pemilik wajah.
“Papi!” Teriak Kayla dari kejauhan, lalu berlari kearah pintu menghampiri Tigran dengan wajah bahagia.
Pandangan guru, security dan anak-anak lain tertuju pada Tigran dan Kayla. Tigran lalu menyambut Kayla dan memeluk gadis kecil itu.
“Papi, papi jemput Kayla?”
Tigran mengangguk, “Iya sayang. Sekalian papi mau bagii-bagi biscuit untuk temen-temen kamu.”
“Asyik.”
“Ibu, tolong bagi-bagiin ya, sama anak-anak. Kalau ada sisa bagiin ke kelas sebelah,” ucap Tigran.
“Baik pak. Ibu Naomi nya nggak ikutan juga pak?”
“Nanti istri saya nyusul,” ucap Tigran.
Tigran menatap anak-anak bahagia dapat bingkisan darinya. Ia menatap Kayla masih dalam gendongannya.
“Kayla mau pulang sama papi,” rengek Kayla.
Tigran menyungging senyum, “Iya sayang, nanti kita pulang sama-sama.”
“Asyik.”
Suara riuh anak-anak tampak bahagia karena mendapat hampers biscuit darinya. Biscuit itu memang diperuntukan anak-anak. Ibu guru dan security juga berterima kasih kepada Tigran karena mendapat bagian. Beberapa menit berlalu, akhirnya kelas Kayla telah usai.
Tigran dan Kayla melangkah keluar dari ruang kelas. Langkah Tigran terhenti memandang Naomi di sana, wanita itu mengenakan celana kulot putih dan kemeja berwarna biru muda yang lembut. Rambut panjangnya dibiarkan terurai. Ia akui bahwa Naomi sangat cantik mengenakan apapun. Dia sangat elegan.
Jujur sebenarnya ia tidak lancang datang ke sekolah ini, karena kemarin ia memberitahu Naomi dan Kayla bahwa ia akan datang menjemput Kayla.
Naomi tidak percaya bahwa ia bertemu lagi dengan Tigran di sini. Pria itu menggendong putrinya melangkah menuju parkiran. Ia benar-benar tidak mengerti, kenapa Tigran melakukan ini. Sebenarnya dia tidak ada hak atas Kayla, karena dia bukan ayah biologis Kayla.
“Hai, mami.”
“Hai juga sayang,” ucap Naomi, ia mengelus rambut Kayla, sambil menatap Tigran, pria itu mengenakan kemeja abu-abu dan celana hitam, pakaiannya sangat rapi dan rambutnya tertata rapi. Ia dapat mencium aroma citrus yang segar dari tubuh Tigran.
“Kok kamu bisa ada di sini?” Tanya Naomi, jelas ia tidak suka jika ada orang asing menjemput putrinya. Ia sudah mengatakan kepada gurunya, tidak ada boleh ada orang asing yang datang menjemput Kayla kecuali keluarganya. Namun gurunya sepertinya lupa, kalau Tigran itu bukan keluarganya.
“Saya sudah mengatakan kepada kamu, kalau saya akan datang menjemput Kayla,” ucap Tigran dengan nada lembut, ia tidak ingin Naomi menjadi salah paham.
“Mami, Kayla senang, akhirnya papi jemput Kayla. Temen-temen Kayla semuanya di kasih biscuit sama papi.”
“Owh ya!”
“Iya, mami. Akhirnya temen-temen Kayla tahu siapa papi Kayla. Kayla senang sekali, akhirnya papi jemput Kayla di sekolah,” ucap Kayla antusias.
***
HAPPY READINGMereka masuk ke dalam, Naomi memperhatikan area rumah, rumah ini di dominasi warna putih, rumahnya tampak luas dan mewah. Mereka masuk ke dalam ruang keluarga, ia menatap seorang wanita muda di sana. Dia mengenakan dress hitam dengan tali sphagetti. Ia pernah melihat wanita itu saat acara pesta pernikahan Erlan dan Kinan kemarin.Wanita mudah itu mendekati mereka, “Ini Elizabet adiknya Tigran,” ucap mama Tigran.“Hai, mba Naomi.”“Hai Elizabet.”Tatapan mereka tertuju pada Kayla dan papa di sana. Papa Tigran memperlihatkan grand piano berwarna putih di sana. Dengan pita besar berwarna merah sebagai tanpa bahwa itu adalah gift. Kayla melompat-lompat melihat hadiahnya.“Ini gift untuk Kayla dari opa,” ucap papa kepada Kayla.“Wah, asyik, asyik. Thank you, opa.”“Sama-sama sayang.” Naomi yang melihat itu terbelalak kaget, karena tadi ia pikir hadiah berupa boneka atau mainan anak-anak. Ternyata papa Tigran memberinya sebuah grand piano putih, ia tahu betul berapa harga p
HAPPY READINGTigran melirik jam melingkar di tangannya menungjukan pukul 14.00, mobilpun tiba di rumah Naomi. Ia memarkir mobilnya di halaman rumah. Ia membuka hendel pintu dan Naomi juga keluar, wanitanya menurunkan hadiahh-hadiah pemberian Chris tadi di restoran.“Sayang, aku nggak mampir ya. Aku ada meeting hari ini jam tiga.”“Iya, enggak apa-apa.”Tapi Tigran menggendong Kayla yang sedang tertidur, ia bawa masuk ke dalam rumah. Sementara bibi membantu Naomi membawa kado-kado itu ke dalam. Tigran membaringkan tubuh Kayla ke tempat tidur, ia memandang putrinya. Walaupun statusnya sebagai ayah tiri, ia tetap mencintai putrinya.Tigran keluar dari kamar Kayla, ia menatap Naomi yang menyusun gift dari Chris. Tigran mendekati Naomi, Naomi tersenyum kepadanya.“Kamu sudah mau pergi?” Tanya Naomi.“Iya, sayang.”“Nanti malam kamu dandan yang cantik, kita dinner di rumah orang tua aku.”Naomi tersenyum dan mengangguk, “Iya.”“Makasih ya, kamu sudah hadir di tengah-tengah hidup aku dan
HAPPY READINGChris berikan senyum terbaiknya kepada mereka. Chris tau bahwa anak perempuan memiliki karakter yang berbeda dengan laki-laki. Anak perempuan itu cenderung berhati lembut dan perasa. Banyak orang mengatakan bahwa anak perempuan justru lebih dekat dengan sosok ayah ketimbang ibunya. Namun selama ini ia tidak pernah ada di samping Kayla, sungguh ia merasa sangat bersalah.Ia melangkah semakin dekat, inginnya mengatakan kepada Kayla ia tidak ingin putrinya mengikuti jejaknya. Ia ingin anaknya mengambil jalan di sampingnya dan melangkah lebih jauh dari apa yang ia bayangkan. Tidak peduli berapa usianya, ia akan tetap menjadi bayi perempuan kesayangannya.Lihatlah senyumannya membuatnya tersenyum dan tawanya menular, hatinya murni dan sejati diatas segalanya, ia senang bahwa dia adalah putrinya. Kini ia sudah berada di hadapan Tigran, Naomi dan Kayla. Inginnya segera memeluk putrinya, namun ia tahu situasi mereka seperti apa. Kayla belum mengenalnya dengan baik, karena inil
HAPPY READINGSetelah berdiskusi panjang dengan Tigran, Naomi setuju bahwa Kayla akan dipertemukan dengan ayahnya. Tigran sudah menghubungi Chris, dan hari ini mereka akan bertemu di restoran Temani Kids Café Kemang. Jujur ia memang merekomendasikan restoran ini kepada Tigran, dan jaraknya sangat dekat dengan butiknya.Restoran pilihannya sangat nyaman apalagi bersama anaknya. Kayla dan dirinya sering menghabiskan waktu makan siang di sini. Karena selain makan siang, ia bisa menemani Kayla bermain yang di dalamnya ada permainan anak, berupa perosotan, ayunan, panjat-panjatan dan bola-bola ukuran raksasa ada di sana.Mereka duduk di table kosong sambil menunggu kedatangan Chris. Walau sebenarnya ia masih bersitegang dengan kehadiran Chris, namun ia tetap mengesampingkan egonya. Ia sebagai orang dewasa, memahami bahwa pernikahan itu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan harapan dan rencana.Setiap orang akan berubah, perubahan itu berdampak pada penyesuaain kebutuhan perhatian dan
HAPPY READINGBeberapa menit kemudian, kini ia tiba di rumah Naomi, ia memarkir mobilnya plataran. Mereka keluar dari mobil, lalu menatap Kayla yang berada di depan daun pintu menyambut kehadirannya.“Papi,” ucap Kayla kegirangan.“Halo putri papi,” ucap Tigran.“Papi jemput mami kerja?” Tanya Kayla.“Iya.”Tigran tersenyum dan mendekati Kayla, “Anak papi udah selesai les nya?” Tanya Tigran.“Udah papi. Papi tidur di sini lagi kan?”Tigran lalu tertawa, “Iya, dong.”Naomi yang mendengar itu lalu menoleh menatap Tigra, pria itu mengedipkan mata kepadanya. Naomi tahu pria itu menggodanya.“Kamu mau minum kopi?” Tanya Naomi.“Iya, boleh.”Tigran menatap Kayla berlari menuju kolam renang. Ia mengikuti langkah Kayla di sana.“Papi, Kayla mau berenang.”Alis Tigran terangkat, “Mau berenang?”“Iya, boleh kan papi.”“Boleh dong.”Tigran menoleh mencari keberadaan bibi, “Bi, gantiin baju Kayla dulu ya. Dia mau berenang.”“Baik pak.”Tigran menatap bibi yang sedang membawa Kayla ke dalam kamar,
HAPPY READING“Sayang, Chris hanya ingin lihat Kayla. Kamu juga harus menerima kenyataan bahwa Kayla benar anak dari Chris, dialah ayah biologis Kayla. Kita tidak bisa bersikap egois di sini, terbukalah dengan keadaan. Selama dia menjaga sikapnya dengan baik, kita bisa menerimanya.”“Kita sudah dewasa, jika mempersulit keadaan, maka akan memperburuk keadaan. Dia tidak meminta banyak, dia hanya ingin bertemu dengan Kayla, walau sekali dalam seumur hidupnya.”“Tapi aku nggak bisa Tigran.”“Harus, bisa sayang. Kita hadapi sama-sama. Dia hanya ingin melihat saja, tanpa memperebutnya dari kita. Kayla tetap anak kita, tapi kita harus mengakui kalau dia ayah biologis Kayla.Tigran menangkup wajah Naomi, mencoba memberi pengertian kepada sang kekasih, “Kamu nggak boleh egois sayang. Kalau dia ingin beremu Kayla, kita tetap berada di sampingnya.”“Semakin kita dewasa, kita semakin banyak belajar bijak. Kamu mengerti kan maksud aku.”Naomi menatap Tigran, terlihat jelas tatapan keseriusan pad
HAPPY READINGNaomi melihat Tigran, pria itu menunjukan sikap lebih tenang dari pada dirinya. Dia terlihat confidence dan percaya diri, menghadapi situasi ini. Bagaimanapun hubungan dirinya dan Tigran dibangun dengan rasa percaya diri.Naomi perlu Chris berbicara empat mata, bagaimanapun ini bukan masalah Tigran. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri. Tigran tidak perlu ikut campur, karena itu bukan urusan. Tugasnya menjaga hubungannya masa sekarang. Ia yakin bahwa hubungannya masa sekarang jauh lebih baik daripada hubungan dengan masa lalu.“Dia Chris mantan suami aku,” ucap Naomi menahan emosinya.Tigran menarik nafas beberapa detik, ia menatap iris mata Naomi, “Buat apa dia datang ke sini?” Tanya Tigran.“Dia ingin bertemu dengan Kayla,” gumam Naomi pelan.Tigran memegang punggung Naomi pelan, dan lalu memeluknya. Pelukan Tigran membuat Naomi jauh lebih tenang. Tigran tahu mau bagaimanapun Kayla itu tetap memiliki ayah biologis, ayah biologisnya itu Chris. Ia sebagai kek
HAPPY READING“Pergilah dari kehidupan saya dan Kayla. Jangan pernah kembali, bagi saya kamu itu tidak ada. Saya dan Kayla sudah bahagia tanpa kamu.”“Tapi Naomi, kamu harus tahu alasan saya.”“Saya tidak perlu tahu tentang kamu.”“I know, kalau saya salah. Prilaku saya tidak bisa dimaafkan. Tapi mengertilah kenapa saya melakukan ini.”“Alasan apa?” Tanya Naomi dengan berani menatap iris mantan suaminya. Ia berharap agar Tigran segera datang, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 16.00.“Saya malu dengan hadirnya saya saat dulu, karena saya belum mapan secara finansial, sedangkan keluarga kamu sangat terpandang. Saya sungguh minder akan hal itu. Saya tidak bisa berbuat banyak apalagi saat itu saya juga tidak bisa berbisnis. Bisnis kita tidak berjalan dengan baik, hingga aku tidak mampu dipercayai oleh kedua orang tua kamu. Saya merasa kalau saya bodoh.”“Saya tidak memiliki karir apa-apa, saya juga tidak bisa dibanggakan saat itu. Apalagi melihat kamu hamil, value say
HAPPY READINGNaomi mengambil tas Hermes-nya, dan ia lalu turun ke bawah. Ia melihat beberapa staff nya melayani tamu, ia memandang ke arah jendela depan yang masih tampak terang.Naomi mengedarkan pandangannya kesegala area butik. Naomi memandang staff nya tadi di sana, staff nya itu tidak sendiri melainkan bersama seorang pria. Naomi menyelidiki siapa pria itu. Langkahnya terhenti ketika staff nya tersenyum kepadanya, lalu tubuh itu menjauh.Tatapannya bertemu dengan seorang pria di sana. Benar dugaanya bahwa pria itu adalah mantan suaminya. Ia menelan ludah, sosok itu kini sudah berubah, dia sekarang memiliki postur tubuh tinggi besar, wajahnya terlihat sangat bersih dan pakiannya sangat rapi. Dan dia jauh lebih tampan dari yang dulu.Dia mengenakan kemeja putih dipadukan dengan celana hitam slimfit. Rambutnya tertata rapi, rahangnya terlihat lebih tegas.“Hai, Naomi. Apa kabar?”***Naomi memegang erat handbag nya, jujur pria itu lah yang ingin ia hindari di dunia ini. Apapun alas