Share

Bab 3 - Balas Dendam

Penulis: Aku Ingin Makan Daging
Wajah Dylan langsung memerah dan pria itu berbicara dengan keras, "Lydia!"

"Apa yang kamu lakukan?" ujar pria itu dengan nada dingin.

Dylan datang begitu cepat. Apakah pria itu benar-benar khawatir Lydia akan menyakiti Olivia?

Olivia mengerutkan bibirnya dan terlihat khawatir, matanya tiba-tiba memerah, dan wanita itu menutupi wajahnya sambil membelakangi Lydia. Kemudian, dia membela diri dengan suara panik, "Aku tidak melakukan apa-apa, Lydia. Kamu sudah salah paham."

Apakah Lydia sudah gila? Berani sekali dia memukul Olivia di depan Dylan?

Lydia mengernyitkan alisnya, "Tidak perlu berpura-pura, aku tahu ini kamu."

Lydia mendekati Olivia dengan tatapan tajam, mengeluarkan cetakan foto Dylan yang dikirim ke ponselnya, lalu melemparkannya ke hadapan mereka.

Melihat foto tersebut, Dylan terjebak antara keterkejutan dan kebingungan sejenak. Olivia langsung pucat, ekspresinya berubah menjadi gelap.

Setelah hari yang sibuk kemarin, Dylan tanpa sadar tertidur sejenak saat mengunjungi Olivia di rumah sakit. Foto ini jelas diambil pada saat itu.

Dan pada saat itu, hanya Olivia yang ada di sana.

Sudah jelas siapa yang mengambil foto itu. Olivia berusaha menusuk hati Lydia, tetapi tidak menyangka dia malah menusuk dirinya sendiri.

Bagaimana bisa Olivia mempertahankan citra kepribadian polos dan lemahnya?

Sebelumnya, Lydia masih akan mengkhawatirkan perasaan Dylan. Tapi sekarang, sudah tidak perlu lagi.

Lydia tersenyum pahit dan suara dinginnya terdengar.

"Sudah aku bilang, aku datang untuk melunasi hutang. Inilah hutangmu kepadaku, Olivia, wanita yang merusak hubungan orang lain disebut pelakor, dan kamu adalah orang itu. Puas sekarang? Aku berharap kamu sukses selalu."

Meskipun Dylan tidak begitu cerdas, dia tahu persis bagaimana foto ini bisa sampai ke tangan Lydia. Kekhawatiran muncul dalam dada Dylan, ekspresi wajahnya berubah dingin dan muram.

Pria itu melihat wajah pucat Olivia dengan dingin dan ketus.

Hati Olivia bergetar dan dia dengan tergesa-gesa berbicara untuk membela diri, "Dylan, Lydia sudah salah paham. Aku tidak melakukan apa-apa. Aku tidak mengambil foto ini. Pasti dia yang menyuruh orang mengambilnya untuk menjebakku!"

Dylan mengernyitkan keningnya, lalu Olivia yang sedang menangis meraih lengan baju pria itu dengan pelan.

"Dylan, aku bisa minta maaf pada Lydia. Jika ini semua karena masalah donor darah yang mempengaruhi hubungan kalian, aku tidak akan mencari Lydia lagi di masa depan. Aku benar-benar tidak tahu tentang foto ini. Aku bisa bersumpah atas nama Richard."

Kening Dylan sedikit mengerut ketika mendengar nama Richard, dia memikirkan teman perjuangannya yang telah lama meninggal, lalu ekspresi dinginnya mulai mereda secara perlahan.

"Lydia terlalu emosional tadi, dia tidak seharusnya melakukan itu. Apakah kamu perlu bantuan dokter?"

Olivia menutup separuh wajahnya yang terasa sakit akibat pukulan Lydia, kemudian dia menggelengkan kepala, "Tidak apa-apa."

Dylan mengangguk dan melirik Lydia di sampingnya, wajah pria itu terlihat dingin dan tanpa emosi.

"Hanya karena ini, kamu ingin bercerai? Lupakan saja, ayo donor darah terlebih dahulu." Pria tersebut ingin membicarakannya, tetapi saatnya tidak tepat.

Foto sepele ini tidak membuktikan apa-apa. Kesehatan Olivia jauh lebih penting. Dylan bisa menjelaskan kepada Lydia nanti bahwa dirinya curiga ada orang lain yang memotret secara diam-diam.

Olivia merasa lega, dia tahu dia telah melewati situasi berbahaya ini, dan Dylan masih memilihnya.

Lydia kalah lagi!

Tetapi Lydia sebenarnya sudah menduga hasil ini, hanya saja dia sudah malas membeberkan kemampuan akting profesional Olivia, dan memilih untuk menjauh dari mereka.

Kemudian Lydia melirik para dokter di sebelahnya dengan tenang, "Kalian yakin dia membutuhkan transfusi darah?"

Para dokter membeku selama beberapa detik dan mengangguk ketika melihat wajah Olivia. Di bawah tatapan Dylan, mereka tergesa-gesa berkata, "Iya, Nona Olivia baru saja jatuh, lukanya parah dan kakinya kehilangan banyak darah, dia membutuhkan transfusi darah."

"Kalau begitu, tunggu apa lagi?" Suara dingin Dylan memberi perintah.

"Baik." Dokter pergi untuk bersiap.

Dari sudut pandang yang tidak terlihat oleh orang lain, Olivia mengungkapkan senyuman puas kepada Lydia.

"Tunggu sebentar."

Namun, Lydia tidak lagi diam dan, sebaliknya, wanita itu mendekati tempat tidur Olivia dan menarik selimutnya. Tindakannya penuh dengan ketegasan dan tanpa ragu-ragu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 430 Kamu Orang Paling Buruk

    Dulu, banyak yang berpikir Kelly akan menikah dengan Samuel, sehingga mereka semua bersikap manis padanya. Namun, ketika Samuel memilih orang lain, Kelly mendapati dirinya tak lagi bisa masuk ke lingkaran sosial tersebut. Tidak ada lagi yang mau membantunya.Lydia memandang dengan tatapan dingin. Dia tak tahu bagaimana wanita itu bisa sampai di sana, karena lokasinya cukup jauh dari tepi pantai. Sayangnya, tanpa undangan, wanita itu hanya bisa berdiri di luar, dihentikan oleh pengawal. Lydia berdiri diam, tak berniat membiarkannya masuk."Menolongmu? Atas dasar apa?" tanya Lydia.Kelly berdiri lemah dengan nada memelas. "Tapi Lydia, meski kita nggak akrab, hidupku hancur karena ulahmu. Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?"Walaupun kata-katanya penuh keluhan dan kemarahan, Kelly terlihat begitu lemah dan tidak berdaya. Dia menyalahkan segalanya pada Lydia. Seandainya Lydia tidak masuk ke ruangan itu dengan Malvin, dia mungkin sudah menjadi istri Samuel sekarang.Bagaimana mungk

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 429 Kita Tidak Akrab

    Sebelum Lucas naik ke kapal, ia melihat beberapa mobil Ferrari terbaru terparkir di tepi pantai, termasuk salah satu yang sebelumnya dia sudah lama ingin beli tapi tidak pernah berhasil dibeli.Harus diakui, dia agak iri!"Lydia, apa kalian sekarang selalu pakai mobil Ferrari kalau pergi?" tanya Lucas.Lydia menatapnya dengan senyuman datar."Nggak, aku lebih sering pakai helikopter," jawab Lydia.Lucas hanya bisa terdiam.Tidak jauh dari sana, Dilap dan Malvin juga tiba.Lydia melihat mereka, segera menyapa.Dilap melirik Dylan dengan ekspresi merendahkan."Om payah banget sih. Dia bahkan belum berhasil dapetin hati yang dia sukai."Malvin berkomentar, "Kondisi Pak Dylan ‘kan nggak biasa."Jika tidak, dengan kualitas Dylan, dia bisa membuat hati siapa pun meleleh. Hanya saja sekarang, dia berurusan dengan Lydia.Lydia tersenyum sambil berkata, "Lama nggak ketemu. Apa kabar?"Dilap mengeluh dengan wajah muram, "Sejak kamu meninggalkan acara kami, popularitas kami menurun banyak. Bahkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 428 Halo, Papa Mertua!

    Karena sebelum Dylan beristirahat dia memerintahkan Bobby untuk membuat hubungannya dengan Lydia membaik, Bobby begadang semalaman. Akhirnya, Bobby terpikirkan satu ide bagus. Sebentar lagi adalah ulang tahun Rizal.Lydia tidak membawa banyak barang saat datang, begitupun ketika dia pergi. Lydia berdiri di gerbang sambil mengucapkan selamat tinggal pada Dylan. Akhirnya bisa beberapa hari tidak perlu melihat Dylan lagi. Lydia senang sekali ….Dylan memperhatikan Lydia dengan lembut saat Lydia pergi. Kemudian, dia menatap Bobby dengan garang setelahnya.“Sudah disiapkan?”Bobby dengan mantap mengangguk, "Pasti, jangan khawatir, Pak. Pertemuan Bapak dengan calon ayah mertua di acara ini pasti akan membantu Pak Dylan menjadi bagian dari Keluarga Bram."Wajah Dylan tetap terlihat serius, tetapi bibirnya sedikit tersenyum. Dia tampak lebih santai.Bobby melanjutkan, "Pak Dylan itu luar biasa. Susah loh Pak cari orang yang setara dengan Pak Dylan. Pak Rizal pasti akan menghargai niat baik

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 427 Salah Menarik Orang

    Saat dokter spesialis sedang melakukan pemeriksaan, Dylan akhirnya melepaskan tangan Lydia.Tidak sampai satu menit kemudian, karena Dylan tidak mendengar suara Lydia, dia berkata, “Lydia, sini tanganmu.”Suara Dylan terdengar lemah dan menyedihkan.Para dokter merasa, “Hubungan Pak Dylan dan Bu Lydia bagus sekali ....”Pak Dylan kelihatannya bukan tipe orang yang suka menempel pada orang lain. Mengejutkan sekali sikapnya hari ini.Tidak lama kemudian, satu tangan menyelusup. Dylan segera menggenggamnya, seketika sadar merasa lega.Dylan tidak berani mengelus-elusnya karena takut Lydia marah.Berhasil berkompromi sedikit seperti ini saja, bisa membuat semua ketidaknyamanan Dylan malam ini hilang.Pemeriksaan berlanjut selama sepuluh menit. Detak jantung Dylan berdetak cepat selama sepuluh menit.Namun, saat pemeriksaan hampir selesai, mereka mendengar suara Bobby dari luar."Bu Lydia beneran cuma makan sup sarang burung waletnya semangkuk? Mau nggak saya ambilin lagi?Suara itu semakin

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 426 Temani Aku Di Sini

    Lydia merasa tidak seharusnya dia menerima berlian begitu saja. Lydia berencana untuk memberikan kejutan yang lebih besar untuk ulang tahun Mike nanti.Di dalam mobil, Ruben dan sopir duduk di depan, sedangkan Lydia dan Dylan duduk di belakang. Dylan duduk dengan mata tertutup, tampak dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Lydia memberikan sedikit jeda, tiba-tiba dia teringat bahwa Dylan meminta pendapatnya tentang makan malam tadi malam, dan dia sama sekali tidak memberikan tanggapan apa pun! Lydia memberi isyarat dengan batuk kecil."Sebenarnya koki restoran itu cukup bagus, rasa dan tampilannya sangat baik. Apa pendapatmu?" Dylan mengangkat sedikit alisnya. Wajahnya terlihat sedikit lebih baik."Hmm, yang penting kamu suka." Lydia lega. Dia merasa tidak seharusnya dirinya makan gratis dan membuat Dylan marah. Lydia melihat Ruben di depan."Ruben, gimana menurut kamu?" Ruben menjawab, "Rasanya biasa saja, tampilannya saja bagus. Nggak bikin kenyang."Lydia mengernyitkan

  • Mantan Istri CEO Tertindas itu Ternyata Pewaris Kaya!   Bab 425 Tidak Boleh Terlalu Pelit

    Dylan merasakan pandangannya sedikit gemetar. Diam-diam dia merasa terganggu. Semua persiapan yang telah Dylan buat kini tertinggal oleh seikat berlian dari seorang bocah? Mengapa Charter bisa memiliki anak sepayah itu.Ekspresi Lydia berubah. Bagaimana mungkin Mike menyimpan barang-barang seharga itu, yang seharusnya ada di brankas, dalam kantongnya begitu saja? Lydia tersenyum. Dia tampak bingung dan geli melihat kepolosan Mike."Kamu harus simpan ini kembali, ya. Kakak nggak bisa terima," kata Lydia dengan lembut.Mike tampak kecewa, merengek sambil menarik tangan Lydia."Kakak nggak suka? Aku punya yang lebih besar lagi!" katanya dengan polos.Lydia hanya bisa tersenyum getir. Sulit menjelaskan hal-hal seperti ini kepada seorang anak kecil.Dengan senyum yang dipaksakan, Lydia menerima berlian itu."Aku suka, kok. Tapi Mike jangan kasih yang begini lagi ya nanti."Lydia berencana menyerahkannya kembali kepada Charter. Mike tampak sangat bahagia karena Lydia menerima hadiahnya.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status