Suasana mobil menjadi hening. Yosua menepikan mobilnya dan berhenti.
“Ada apa? Kenapa kita berhenti?” tanya Raelina bingung berbalik menghadap Yosua dengan ekspresi bingung di wajahnya.
Yosua berbalik menghadapnya dengan ekspresi muram.
Dia meraih tangan Raelina dan berkata lirh, “Maafkan aku karena sudah meninggalkanmu sendirian melewati semua itu. Aku tidak ada di sisi saat kamu hamil dan melahirkan Zenith.”
“Kamu pasti kamu membenciku saat itu karena tidak ada di sisi melewati kesulitan saat itu,” lanjutnya menatap Raelina dengan tatapan lurus dan perasaan menyesal hinggap dalam dadanya.
“Kamu pasti sudah banyak menderita karena aku.”
Raelina tertegun sesaat sebelum kemudian tersenyum. Dia balas menggenggam tangan Yosua.
“Itu bukan salahmu. Aku tahu ini adalah yang harus aku ambil karena menikah dengan seorang tentara. Aku sama sekali tidak menyesal,” ujarnya sambil tersen
“Cukup ibu gak mau dengar tentang tidak berguna itu!”Yosua menarik napas dalam-dalam guna menahan dirinya untuk tidak emosi dan membentak ibunya mendengar ucapan Wina tentang istrinya.Dia melirik Raelina dari ujung matanya. Raelina tampak tidak mendengar dan terus melihat keluar jendela.Yosua bersyukur dia menggunakan earphone bluetooth hingga Raelina tidak mendengar ucapan kasar ibunya.“Ibu kenapa kamu meneleponku? Jika tidak ada yang penting aku akan tutup. Kami harus mengurus Zenith dan makan malam,” kata Yosua dengan sabar.“Eh tunggu Yosua. Kamu akan makan malam di luar? Lebih baik kamu datang ke rumah dan makan malam bersama. Ibu dan ayahmu ingin sekali melihatmu. Kamu tidak pernah menjenguk orang tuamu sejak kembali ke negara ini,” keluh Wina mencegah Yosua menutup panggilannya.Dia tidak menyebut Raelina atau pun untuk datang bersama Yosua.Yosua mengernyit, lalu melirik Raelina.
“Yosua!” Wina membentak cemas mendengar ucapan Yosua.“Apa kamu memperlakukan orang tuamu seperti ini?” lanjutnya tidak senang.“Bukan aku yang memperlakukan Ibu seperti ini, tapi ibu yang memaksaku seperti ini dengan memperlakukan istriku sangat kasar,” balas Yosua dengan ekspresi muram.Raelina menarik lengan Yosua dan menggeleng kepalanya cemas mendengar ucapan Yosua.“Yosua, jangan seperti itu pada Ibu. Pergilah menjenguk orang tuamu. Aku tidak apa-apa menjaga Zenith,” kata Raelina cemas. Dia tidak ingin hubungan Yosua dan Wina memburuk karena dirinya.Itu sebabnya dia tidak pernah mengeluhkan sikap Wina padanya selama ini pada Yosua.Yosua menatapnya dengan ekspresi muram.“Aku tidak pergi tanpa kamu dan Zenith,” ujarnya menggenggam tangan Raelina lembut.Raelina ingin mengatakan sesuatu untuk membujuknya namun Yosua mengalihkan pandangannya darinya dan berb
Dua puluh menit kemudian Yosua dan Raelina tiba di kediaman keluarga Rajjata. Saat mereka tiba, rupanya selain mereka ada keluarga lain yang berkumpul di keluarga Rajjata.Raelina terdiam di ambang ruang tamu melihat Leah berada di antara sepasang pria dan wanita paruh baya. Mereka asyik mengobrol seolah mereka adalah keluarga.Yosua yang menggendong Zenith juga membeku melihat keluarga Leah berkumpul bersama keluarganya. Dia melirik Raelina yang tertegun, cemas.“Sayang, apa lebih baik kita pulang saja?” bisiknya pada Raelina.Raelina menoleh menatapnya, lalu menggelengkan kepalanya.“Kita jauh-jauh datang ke sini, tidak akan sopan jika langsung pergi,” ujarnya dengan ekspresi suram.Yosua merasa tidak enak dan kesal pada ibunya. Mengapa mengundang mereka jika ibunya juga mengundang keluarga Leah yang merupakan mantan tunangannya di depan istrinya.“Tidak apa-apa, tidak ada yang lebih penting kamu. Kamu
Raelina mendudukkan Zenith di atas wastafel kamar mandi setelah mencucinya. Dia mengeluarkan popok dari tas dan pakaian ganti Zenithz, sebelum mengenakan popok pada Zenith, serta mengganti bajunya.“Ma ... nya ... nya ... nya ....” Zenith berceloteh dengan suara cadelnya selagi Raelina memakaikannya celana.“Tente ... jeyek....”Raelina mengangkat sebelah alisnya dan terkekeh mendengar ucapan cadelnya putrinya.“Tante jelek? Apa itu tante yang gendong Zenith tadi?”Kepala gadis kecil itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan muka bersungut-sungut.“Jeyek, jeyek tante jeyek ....”Rupanya batin ibu dan anak itu terhubung, sama-sama merasakan ketidaksukaan pada Leah.Raelina terkekeh dan mencubit pipi gemuk Zenith gemas.“Zenith sangat nakal, jangan lakukan itu lagi sama orang lain, okey ....”Namun meski pun begitu dia sangat puas putrinya membalas Leah.
Raelina sampai tidak bisa berkedip melihat kecantikan gadis itu.Dia seperti melihat wajahnya di suatu tempat.“Adella?”Yosua menoleh menatap Raelina, “Dari mana kamu tahu namanya? Kamu sudah bertemu dengan Adella?”Raelina balik menatapnya dan menggelengkan kepalanya.“Tidak, aku hanya pernah melihat fotonya di kantor Romi.”Wajah Yosua seketika cemberut mendengar ucapan istrinya.“Kamu pernah ke kantor Romi?”“Ya, itu pas kita di Negara di Asia tengah saat relawan medis. Apa Adella benar-benar anak asuh Romi?” tanyanya pada Yosua ingin tahu.Sulit membayangkan seorang pria dingin dan kaku seperti Romi mengasuh seorang anak, terutama seorang gadis.Dengar-dengar Romi tak jauh beda dengan Yosua, mereka bukan tipe yang mudah dekat dengan wanita lain dan memfokuskan seluruh perhatian mereka di tentara.“Ya, Adella putri dari guru Romi, jadi di
Andrian menatap putrinya dnegan ekspresi cemberut. Leah menatap ayahnya dengan tatapan peringatan.“Jangan lupa apa yang dikatakan Paman untuk mendekati Romi.” Setelah mengatakan itu dia berbalik menatap keluarga Rajjata yang berkumpul di ruang tamu. Dia menatap Wina berpura-pura mencoba tersenyum.“Maafkan ayahku Bibi, ayah hanya sedang tidak enak badan. Apa kita bisa melanjutkan makan malam ini?”“Oh tentu saja. Ini salahku sebagai tuan rumah kurang memperhatikan tamu.” Wina segera berdiri menanggapi dengan antusias, takut hubungan keluarga Rajjata dan Belson akan menjadi buruk jika Andrian pergi.“Pelayan, apa makan malamnya sudah selesai?” dia memanggil seorang pelayan berdiri untuk melayan di ruang tamu.“Saya akan tanyakan pada juru masak, Nyonya,” ujar pelayan itu dengan hormat.“Cepatlah, jangan membuat tamu kita menunggu,&rdqu
Jantung Raelina berdegup.Apa itu?Sorot mata Leah sangat dingin seolah dia ingin membunuhnya, membuat punggungnya menggigil. Tatapan Leah berpindah ke perut Raelina yang terlihat datar. Dia tidak menyembunyikan kebencian di matanya.Raelina tanpa sadar tanpa sadar memegang perutnya dan menatap Leah mata waspada.Raelina diingatkan tentang ancaman Leah di kamar mandi yang ingin menyakiti putrinya.Bagaimana bukan hanya Zenith saja, tetapi Leah juga dengan bayinya?Ini instingnya sebagai seorang ibu.Wajah Raelina berubah pucat, matanya membelalak menatap Leah waspada. Dia menggigil ketakutannya dengan pikiran paranoidnya.Ini mengapa Raelina benci memberitahu kehamilannya saat ada Leah di sini. Semua karena dokter Yosep membocorkan kehamilannya di depan keluarga Rajjata.Leah menyeringai melihat wajah Raelina sangat pucat sebelum kemudian mengalihkan pandangannya seolah tidak terjadi apa-apa.Yosua merasakan
Dua kemudian tidak ada kejadian yang berarti. Setelah Raelina menceritakan tentang apa yang dikatakan Leah pada Yosua, pria itu sangat marah.Awalnya dia ingin menuntut Leah karena melakukan ancaman pada Raelina, namun mereka tidak memiliki bukti fisik untuk menuntut Leah selain ucapan Raelina yang tidak berdasar dan bisa saja Leah tidak mengaku karena tidak ada bukti.Jadi pasangan itu mengawasi putri mereka 24 jam selama seminggu penuh dan tidak pernah mengalihkan perhatian mereka dari Zenith.Bukannya mereka paranoid, namun mereka terlalu overproktetif pada putri mereka satu-satunya.Raelina selama dua minggu penuh berada di rumah, pekerjaannya mengurus Zenith dan rumah menjadi ringan karena bantuan Yosua yang bergantian mengurus rumah dan Zenith setelah dia pulang dari pekerjaannya.Dia tidak mengkhatirkan apa pun karena bisa berbagi beban dengan sang suami.Segala beban pikiran tentang ancaman Leah terlempar ke belakang kepa