Gedoran demi gedoran terdengar, tapi Kamila dan Wahyu malah asyik di kamarnya. Sementara itu, tetangga Kamila merasa terganggu dengan suara Yulia."Tante, kalau mertamu jangan terlalu pagi. Orangnya pasti masih tidur," kata tetangga Kamila. "Jangan berisik juga, ganggu yang lain," sambungnya."Biarin saja, ini rumah anakku," bantah Yulia.Setelah hampir 15 menit menunggu, tiba-tiba Wahyu membuka pintu. Yulia langsung nyelonong masuk ke dalam."Kalian ngapain aja sih? Mama sampai malu karena ditegur tetangga," kata Yulia."Makanya jangan kepagian, Ma. Mama juga berisik banget sampai tidur kami terganggu," ucap Wahyu. "Ngapain lagi mama pagi-pagi ke sini? Mau bikinin Wahyu sarapan?" tanya Wahyu setengah mengejek."Istrimu mana? Masa dia masih tidur," ucap Yulia."Lagi mandi," jawab Wahyu.Tidak berapa lama, Kamila datang. Dia segera ke dapur untuk membuatkan sarapan. Dia sedikit acuh dengan kedatangan Yulia.
Yulia semakin murka, dia mengambil pel yang dipegang Kamila dan memukulnya ke pantat Kamila."Auw sakit, Ma. Mama kan jatuh sendiri kenapa marahnya ke aku," bantah Kamila.Kamila langsung saja lari ke kamar dan mengunci pintu dari dalam. Dia langsung menelfon Wahyu dan menceritakan semua. Bukannya marah, Wahyu malah tertawa."Mama ada-ada saja, salah dia sendiri jalan gak lihat-lihat kok malah ngamuk ke kamu," kata Wahyu."Udah kamu di kamar saja dulu," kata Wahyu. "Katanya tadi mau ke rumah orang tuamu, gak jadi?" tanya Wahyu."Gaklah, mana aku berani pergi kalau Mama di rumah," jawab Kamila.Tidak berapa lama terdengar mobil Yulia pergi dari halaman rumah Kamila. Kamila langsung menutup telfonnya dan membereskan lantai yang kotor.**Miko dan Salman bermain catur, sesekali mereka berdebat karena Salman tak ingin kalah."Kamu anak muda tuh ngalah sama yang tua," kata Salman."Ya gak bisa, Pa.
Salman tak percaya, dia mengajak Lusi untuk mengunjungi Kamila. Dia ingin memastikan semua. Tak lupa Salman juga mengajak Miko dan Sahara.Sebenarnya Sahara ingin menolak ajakan Salman. Namun, dia tak tega menolaknya.Sampai di rumah Kamila, Kamila terkejut. Apalagi orang tuanya datang dengan Sahara dan Miko juga Naura."Kamila, apa kabar, Nak?" tanya Lusi."Silahkan masuk, Ma, Pa!" Kamila mempersilahkan Lusi dan Salman masuk. Tetapi dia tak menyebut Sahara dan Miko. Namun, mereka tetap ikut masuk bersama Salman."Sengaja aku ajak Sahara ke sini. Biar dia tahu rumahmu. Oh ya Sahara akan tinggal juga di kota ini setelah dia menikah nanti," kata Salman.Kamila tampak terkejut, lalu Salman menceritakan semua pada Kamila. Tidak berapa lama, Wahyu pulang. Dia terkejut melihat ada Sahara dan Miko. Kamila menceritakan semua soal Sahara dan Miko. Padahal Wahyu sudah tahu semua."Oh ya Kamila, papa dengar kamu sudah tid
Siang itu, Sahara kedatangan Nurmala. Dia membawa makanan untuk Sahara dan Naura."Tante, kok repot-repot sih," kata Sahara malu karena Nurmala membawakan beberapa makanan."Jangan panggil, Tante! Panggil Mama kaya Miko panggil Mama," protes Nurmala. "Lagian kamu dan Naura udah Mama anggap seperti keluarga sendiri," sambung Nurmala."Terimakasih, Ma," ucap Sahara.Mereka makan siang bersama, Naura disuapin oleh pengasuhnya yang bernama Mbak Indri."Mbak Indri, Naura ambilkan ayamnya tuh, dia paling suka ayam," kata Nurmala.Sahara berharap, Nurmala akan selalu begitu. Meskipun nanti pada akhirnya dia akan tahu jika Naura bukan cucunya. Dia jadi teringat akan Kamila yang tak akur dengan Yulia. Dia tak ingin bernasib sama seperti sang kakak."Sahara, kamu mikirin apa?" tanya Nurmala."Oh enggak, Ma," jawab Sahara."Kamu jangan mikir kalau semua mertua itu galak dan kejam. Banyak loh mertua yang sayang sam
Setelah bermain dan makan malam di rumah Ronal, Miko segera pamit. Miko tak ingin berlama-lama di rumah Ronal.Sampai di rumah, Miko langsung mandi air hangat dan istirahat. Hilman dan Nurmala tak pernah bertanya dari mana Miko sampai pulang malam.Pagi itu, Sahara pergi keluar sendirian. Dia sudah memutuskan untuk tidak bekerja. Miko melarangnya bekerja agar Sahara tak kecapean.Sahara melihat seorang wanita tengah berbicara dengan seorang laki-laki. Awalnya Sahara tak menghiraukan namun gelagat mereka tampak aneh."Ngapain mereka di sana?" tanya Sahara.Wanita dan laki-laki itu berdiri di samping pohon besar. Sang wanita tampak mendekati sang pria dan mulai menciuminya.Sahara memutuskan untuk segera masuk ke pusat perbelanjaan. Dia tak peduli lagi dengan kelakuan aneh wanita tadi."Gak tahu malu banget sih mereka," kata Sahara.Sahara segera belanja, dia membeli beberapa bahan makanan dan beberapa makanan rin
Ronal membuka pintu kamarnya, dia terkejut. Tak ada siapapun kecuali Misel yang tengah berhias."Kamu bicara dengan siapa tadi?" tanya Ronal."Aku bicara ditelfon, Mas. Gara-gara dia ngajak ngobrol terus aku jadi belum bersiap buat jemput Reo," jawab Misel."Lalu mobil di luar itu milik siapa?" tanya Ronal."Aku gak tahu, Mas. Mungkin orang salah parkir," jawab Misel. "Aku jemput Reo dulu ya, Mas," kata Misel menyambar tasnya."Biar aku antar," ucap Ronal.Saat mereka ke depan, ternyata seorang pria berdiri di dekat mobil yang parkir di depan rumah Ronal."Mas, maaf ya. Tadi aku mau ke rumah tetangga sebelah eh malah salah ke sini. Udah terlanjur parkir mlahan," kata pria itu.Ronal melihat pria itu dari atas sampai bawah. Pria itu terlihat berkeringat, sehingga Ronal nampak curiga."Oh ya gak apa-apa," ucap Ronal.Ronal dan Misel pergi menjemput Reo, sementara tak berapa lama pria tadi juga ik
Miko mendekati Ronal, dia menenangkan Ronal. Lalu Ronal menceritakan semua yang dia lihat di kamera pengintai. Miko ikut merasa emosi namun dia masih bisa mengendalikannya.Miko memberi nasehat pada Ronal dan Ronal meminta saran pada Miko."Pura-pura saja tidak tahu, kumpulkan bukti sebanyak-banyaknya. Lalu ceraikan dia," kata Miko."Bagaimana nasib anakku?" tanya Ronal."Jangan khawatir, kamu masih punya keluarga. Mama pasti akan dengan senang hati merawat Reo. Ingatlah, ada mama yang bisa kamu andalkan merawat Reo," jawab Miko."Mama Nurmala?" tanya Ronal tak yakin."Ya, percayalah. Dia bisa menyayangi Reo. Soal kamu mau apakan Misel itu terserah kamu. Kamu yang berhak," jawab Miko.**Sahara kembali dengan aktivitasnya, tak ada Mbak Indri membuat dia harus masak sendiri. Ponselnya berdering, panggilan dari nomor tak di kenal."Halo siapa ya?" tanya Sahara."Batalkan pernikahan kamu, tak ada
Mulai saat itu Miko dan Sahara mulai was-was, mereka juga bercerita pada Nurmala dan Hilman. Nurmala meminta Miko untuk menyewa bodyguard menjaga Naura dan Sahara. Tentu Miko menyetujuinya.Hari itu, Miko dan Sahara ke butik untuk memilih gaun pengantin. Undangan sudah selesai di cetak. Sejak ada bodyguard, tak ada teror itu lagi. Namun, mereka tetap waspada sampai pernikahan berjalan lancar."Sayang, kamu pilih gaun yang mana?" tanya Miko.Sahara mencoba dua gaun yang menurutnya bagus, lalu mencobanya dan menetapkan pada gaun dengan lengan. Dia tak suka memakai gaun tanpa lengan. Apalagi ini acara penting kesopanan harus di jaga."Yang ini saja," jawab Sahara."Aku mau yang itu dong," kata seorang wanita.Dia menarik gaun yang Sahara pakai. Pihak butik berusaha mencegah tetapi wanita itu tampak tak peduli."Mbak, aku juga mau gaun itu," kata Wanita itu. "Aku bayar dua kali lipatnya," kata wanita itu."Maaf, Mba