Wahyu mendekati sang Dokter. Dia memandang Dokter tersebut."Saya mau bicara dengan Dokter, jadi ajak Abbi pergi," kata Wahyu.Della mengajak Abbi untuk pulang, sebelum pulang dia pamit pada Wahyu dan Dokter."Apa kamu sangat mencintai Della?" tanya Wahyu."Ya, aku mencintai dia," jawab Dokter."Tolong jaga Abbi, aku titip Abbi padamu. Anggap saja Abbi anak kandungmu," kata Wahyu."Itu sudah pasti, tapi tampaknya Abbi sangat mengharapkan kamu bersama dengan dia," kata Dokter."Itu tidak mungkin, aku dan Della sudah lama bercerai," kata Wahyu. "Aku hanya ingin kamu bahagiakan Della dan Abbi. Sejak dulu aku gak bisa melakukannya," kata Wahyu.Setelah mengatakan hal itu, Wahyu kembali ke kamarnya. Dia sadar bahwa dia tak pantas lagi untuk Della. Dia ikhlas jika Della bersama pria lain. Apalagi pria itu bisa menyayangi Abbi dengan baik.**Dua bulan kemudian, hari di mana Wahyu sudah keluar dari rumah sakit jiwa. Dia sudah sembuh total."Dokter, aku titip surat ini. Berikan pada Della dan
10 tahun kemudianUsia tak lagi muda, Sahara sudah mempunyai banyak cabang rumah makan di setiap daerah hal itu membuat dia sering keluar kota, terutama ke Bali.Usia Albi sudah 17 tahun dan Aldo sudah 10 tahun. Mereka ke Bali ikut Sahara memantau cabang Bali. Mereka tengah liburan semester."Bagaimana apa semua lancar?" tanya Sahara pada karyawan yang sudah dia percaya."Alhamdulillah lancar, Bu. Sejak ada pemasok sayuran dan bahan makanan yang baru semua jadi lancar. Oh ya hari ini ada pengiriman sayur dan bahan makanan lainnya. Biasanya orangnya sendiri yang mengantar," katanya."Bagus, kalau gitu aku ke dalam ya," kata Sahara.Satu jam kemudian, Sahara keluar dari ruangannya. Tak sengaja dia menabrak seorang pria yang sedang membawa sayur mayur."Maaf, Mbak," ucapnya.Pria itu menoleh ke arah Sahara, "Sahara...," panggilnya."Wahyu...kamu tinggal di Bali?" tanya Sahara."Iya, oh ya aku ke dalam antar ini. Setelah ini ada yang mau aku obrolan kan sama kamu mumpung ketemu," kata Wah
Sahara berjalan beriringan dengan Kamila menuju tempat akad nikah Kamila dan calon suaminya. Semakin dekat semakin dekat semakin terlihat mempelai pria sudah menunggu.DegSaat mempelai pria berbalik melihat ke arah Sahara dan Kamila, Sahara merasakan dunia berhenti berputar."Dika," ucap Sahara dalam hati.Ya, mempelai pria di depannya merupakan Dika mantan kekasih Sahara yang saat ini masih menjadi kenangan bagi Sahara.Acara ijab qobul segera di mulai, Sahara tak menyangka jika Dika akan menjadi kakak iparnya. Selama ini dia tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Dua tahun lalu, dia kabur dari rumah karena suatu masalah pribadi. Dan kini baru kembali hanya untuk menghadiri pernikahan Kamila."Sahara, kamu kenapa?" tanya Ara sepupu Sahara. "Ku lihat dari tadi kamu terus melihat ke arah Mas Wahyu, kamu pernah kenal dia?" tanya Ara seakan tahu apa yang Sahara rasakan.Sahara menggeleng, dia tak berani jujur siapa sebenarnya Dika itu. Jika dia jujur bisa jadi pernikahan Kamila tak
Mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga. Salman mulai berbicara soal pembagian harta warisan. Salman meminta Sahara untuk kembali tinggal dengan mereka sebagai syarat mendapatkan warisan. Namun, di luar dugaan Sahara menolak."Maaf, Pa. Sahara tidak bisa tinggal di sini. Jika memang Sahara tidak mendapatkan bagian karena tidak mau tinggal di sini tidak apa-apa," ucap Sahara.Salman dan Lusi merasa kecewa dengan jawaban Sahara. Mereka sangat mengharapkan Sahara tinggal bersama mereka namun Sahara memilih tinggal sendiri di kota lain."Apa alasan kamu tidak mau meninggalkan kota itu?" tanya Salman."Sahara, apa mungkin ini ada kaitannya dengan anak kecil yang mirip kamu itu? Siapa dia?" tanya Kamila.Salman terkejut mendengar pertanyaan Kamila apalagi dia menyebut anak kecil yang mirip Sahara."Anak kecil, siapa dia?" tanya Salman bingung.Selama ini mereka tidak tahu kehidupan Sahara yang sebenarnya. Tiga tahun Sahara benar-benar menutup diri dari masa lalunya."Jawab Sahara, si
"Kenapa kamu terus menghindar? Keluarga kamu mencari kamu loh. Kenapa harus bersembunyi?" tanya Wahyu. "Apa benar kamu sudah punya anak?" tanya Wahyu."Bukan urusan kamu, lebih baik kamu pergi dan jangan ganggu aku lagi. Kita sudah masa lalu, jadi jangan ganggu aku," jawab Sahara.Setelah lengannya terlepas dari tangan Wahyu Sahara langsung saja masuk ke kantor. Dia tak suka dengan kedatangan kakak iparnya itu. Apalagi dia datang sendirian.Sepulang kerja, Sahara berbelanja untuk keperluan rumah. Lagi-lagi dia bertemu Wahyu, sepertinya Wahyu membuntuti Sahara sejak tadi namun Sahara tak tahu."Sahara, beri aku waktu sebentar untuk berbicara," kata Wahyu."Cepat apa yang mau kamu katakan," sentak Sahara."Apa Naura itu anakku?" tanya Wahyu.Sahara tersenyum, "Bukan, dia anakku dengan suamiku," jawab Sahara."Kalau begitu biarkan aku ikut ke rumah kamu dan mengenal suami kamu," sahut Wahyu.Sahara mengabaikan Wahyu dia langsung ke kasir dan pergi dari sana. Ternyata Wahyu membuntuti Sah
Benar saja keluarga Sahara mendatangi rumah Sahara. Mereka datang bersama Kamila dan Wahyu. Sebelumnya Sahara sudah bilang pada pengasuh Naura dan Naura agar memanggil Miko sebagai papa Naura."Oh ini ya cucunya Opa," kata Salman."Iya, Pa," ucap Sahara. "Namanya Naura," sambung Sahara. Naura langsung mencium punggung tangan Salman dan Lusi. Tidak lupa pada Kamila dan Wahyu juga.Mereka akan menginap di rumah Sahara untuk beberapa hari saja. Sehingga selama mereka di sana, Sahara harus berpura-pura."Mana suami kamu?" tanya Salman karena tak melihat Miko di rumah."Sebentar lagi pulang, Pa," jawab Sahara. Tidak berapa lama, Miko pulang. Dia membawa beberapa makanan kesukaan Salman dan Lusi. Sebelumya Sahara sudah memberitahu Miko makanan kesukaan Salman dan Lusi."Wah, mantu yang pengertian," puji Salman.Mereka lalu makan bersama setelah itu mengobrol di ruang keluarga. "Kenapa kalian menikah tapi tak memberitahu kami?" tanya Salman. "Miko, kamu juga harusnya datang ke tempat kamu
Kamila langsung saja mendekati Wahyu yang sedari tadi duduk menghadap jendela. Entah apa yang dia pikirkan."Ada hubungan apa kamu dengan Sahara? Kenapa kamu mencintai dia?" tanya Kamila. "Apa Sahara mantan yang sulit kamu lupakan itu?" tanya Kamila kembali."Diam kamu," bentak Wahyu. "Aku dan Sahara hanya masa lalu. Aku berusaha untuk melupakan dia semua demi kamu," ucap Wahyu.Kamila terdiam, dugaannya benar jika antara Wahyu dan Sahara pernah dekat. Namun, dia tak bisa membahas itu lagi karena Wahyu berusaha melupakan Sahara.**Pagi itu mereka bersiap untuk kembali, Kamila bersikap dingin pada Sahara. Orangtuanya dan Miko merasa penasaran karena hal itu."Kamila, apa kamu ada masalah dengan Sahara?" tanya Lusi merasa aneh dengan sikap Kamila."Tidak ada," jawab Kamila. Kamila tak mungkin menceritakan kalau Sahara dan Wahyu adalah mantan kekasih. Dia memilih menyimpan semua.Mereka pamit pulang, Sahara dan Miko merasa lega karena mereka tak perlu berpura-pura lagi di depan semua or
"Bu...bukan itu masalahnya," jawab Sahara.Sahara tak pernah mencintai Wahyu, apalagi dia sekarang sudah beristri. Rasa cintanya sudah hilang sejak dulu, sejak Wahyu memutuskan hubungan dengannya."Lalu apa? Soal orang tuaku,mereka sudah merestui kita, Sahara," ucap Miko. "Mereka akan menerima kamu apa adanya," sambung Miko."Sebenarnya aku masih takut," ucap Sahara.Miko termasuk orang yang sabar, dia menunggu sampai Sahara benar-benar siap.**Kamila dan Wahyu semakin mesra, namun Wahyu jarang ikut Kamila mengunjungi orang tuanya. "Mas, Papa minta kamu datang ke rumah. Sesekali kamu datang temani papa main catur kalau pas hari libur," kata Kamila."Maaf, Kamila. Aku gak bisa," tolak Wahyu.Walaupun Wahyu sudah melupakan masa lalunya dengan Sahara. Namun, dia masih tak bisa mengunjungi sang mertua. Dia takut jika nanti bertemu Sahara. Walaupun Sahara tidak tinggal di sana.Kamila memberi kabar pada sang papa kalau Wahyu berhalangan datang. Beliau merasa kecewa."Punya dua anak perem