Kiana kembali keluar dari kamar mandi. Saat ini mata Kiana bertatapan dengan Joan yang tampak menahan diri ingin tersenyum dan menyapa Kiana.Kiana langsung membuang muka ke arah lain pura-pura tidak lihat.Entah kenapa, wanita itu agak mirip dengan suaminya. Batin Bian menatap Noel yang duduk di sampingnya.Kiana kebingungan harus kembali duduk atau tidak. "Ada apa Kiana kenapa kau tampak gelisah? Duduklah." "Anu, Kak. Maaf, aku mau tukar tempat duduk." Kiana berbicara tidak enak hati."Kenapa?" "Aku punya suami yang cemburuan, dan aku merasa bersalah jika tidak bisa menjaga jarak dengan orang lain." Kiana beralasan, karena merasa dari tadi Noel terus menatapnya tanpa berkedip."Ah, tidak apa-apa Kiana. Silahkan pindah kalau begitu. Maafkan aku jika itu mengganggumu." Klen juga jadi merasa tidak enak hati."Seharusnya aku yang minta maaf." Kiana merasa canggung karena ketidak-nyamanan itu."Kau wanita yang baik Kiana, seharusnya lelaki yang bersamamu benar-benar bersyukur." Raut wa
Mungkin karena aku pernah hampir dibunuh seseorang di rumah sendiri membuatku jadi parnoan dan sekarang menjadi terlalu waspada pada sekitar. Semoga cuma perasaanku saja, padahal Kak Mala tidak melakukan apa-apa, kenapa aku berpikir buruk tentangnya.Akhirnya Kiana melangkahkan kakinya di teras rumah, ia merasa bisa bernafas lega sekarang. Walaupun tempat itu masih terlihat sunyi. Sebab ini masih baru jam pulang bekerja, dan orang masih sibuk dengan merapikan barang di kantor pastinya."Aku pulang dulu!" Kiana berpamitan dengan Mala. Saat itu Kiana menaikkan tas besarnya sampai ke leher karena Kiana takut ada orang yang akan memukulnya di saat dia lengah. Uuh, apa aku terlalu berlebihan? Setelahnya Kiana terus berjalan dengan hati-hati sampai melihat ada beberapa orang yang berjalan ke arahnya. Kiana baru merasa bernafas lega.Noel sudah menunggu Kiana di gerbang kantor organisasi."Terlambat 5 menit dari waktu perjanjian.""Aku, kan tidak jalan dekat," protes Kiana."Dalam 5 menit it
Setelah perjalanan panjang, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk makan di sebuah restoran berbintang."Kenapa diam? Dijamin di sini makanannya higienis." Kiana yang berdiri di samping Noel berucap ketika melihat Noel yang berdiri diam mematung. "Tapi, aku tidak tahu kita akan diusir atau tidak, karena mengenakan pakaian yang seadanya." Kiana merasa malu sendiri, tetapi demi Noel dia membuang rasa malunya itu. Kiana tidak sadar bahwa akan ada peraturan lain yang tidak ia ketahui. Tempat itu cukup ramai dengan orang. Uum, perasaan apa ini? Kenapa aku merasa ada energi aneh yang membuatku merinding dan merasa harus pergi dari sini. Itu adalah energi yang Noel keluarkan dari tubuhnya. Energi yang mendominasi. Wah, kurasa tadi tak ada. Apa karena dia gugup? Kiana membatin sembari memperhatikan Noel yang terdiam.Setelahnya ada banyak orang yang tampak terganggu saat berjalan di dekat Noel."Apa-apaan manusia super itu?""Energinya mengerikan sekali, kenapa dia harus berada di antara ora
Sudah beberapa hari dari kejadian waktu lalu, Kiana juga sudah mulai terbiasa tinggal di rumah barunya yang luas. Kiana sadar, ada beberapa asisten rumah tangga yang mengurus rumah ini, ketika di waktu subuh saat mereka masih tertidur dengan lelap dan setelahnya saat pemilik rumah akan bangun, mereka akan pergi. Lalu, para asisten itu akan membersihkan kamar ketika semua orang di rumah sedang bekerja. Para asisten rumah tangga itu tidak pernah bertemu sama sekali dengan pemilik rumahnya. Bahkan Kiana baru menyadari ketika dia berniat keluar dari kamar di waktu subuh itu. Namun, Noel sudah memperingatkan Kiana, jika para asisten rumah tangga tidak diperbolehkan untuk melihat Kiana ataupun dirinya. Noel memperingatkan Kiana untuk tidak keluar di jam-jam tertentu."Padahal aku ingin berinteraksi dengan orang-orang, kurasa dalam beberapa hari ini aku hanya melihat teman-teman kantorku saja. Tidak ada orang lain, kenapa Noel begitu tertutup?" Kiana bergumam, ia frustasi sendiri. Kiana tahu
Wah! Cantik, dia siapa? Kiana menatap keduanya dengan heran, namun Kiana tidak melepaskan tangannya dari Noel."Alen." Wanita itu berucap sembari menatap ke arah Noel."Phhft!" Kiana berusaha menahan tawanya. Apakah itu nama samarannya yang lain? Lucu sekali, aku ingin tertawa."Siapa?" tanya wanita itu pada Noel, dia memandangi Kiana dari atas ke bawah.Aku tahu kau lebih cantik dariku, tapi tak perlu kau menatapku rendah seperti itu. Kiana sadar jika dia sekarang sedang diremehkan oleh wanita itu.Noel kemudian berjalan melewatinya, membawa Kiana meninggalkan gadis itu tanpa berkata apa-apa. Meninggalkan gadis yang tengah berdiri menatapnya.Kiana sejenak menoleh untuk melihat gadis itu, tetapi ia tidak berani bertanya pada Noel siapa gadis itu."Ayo kita pulang." Noel berucap dengan dinginnya pada Kiana, membuat Kiana merasa tidak enak atas kejadian yang telah terjadi.Apakah mereka berdua sebelumnya sepasang kekasih? Di sini Kiana merasa cemburu, ia tidak tahu apa-apa tentang Noe
Pengantin baru apaan, gak ada romantis-romantisnya sama sekali. Ingin sekali Kiana mengeluarkan kata-katanya. Namun, Kiana hanya menanggapi Mala dengan tersenyum."Ayo ke kantor, sudah mau jam kerja nih." Kiana mengajak Mala. Ia tidak mau membahas tentang masalahnya dengan suaminya yang membuatnya kesal."Ah, iya. Besok-besok datang pagi-pagilah. Biar kita punya banyak waktu untuk ngobrol." Mala mengeluh pada Kiana."Sepertinya sulit, suamiku benar-benar orang yang tepat waktu, tidak kurang dan lebih.""Kiana, kan bisa berangkat sendiri.""Mana boleh aku berkeliaran tanpanya, hanya di tempat ini aku bisa bebas dari pandangannya.""Wah, pasti kau sangat dicintai oleh suamimu Kiana, aku iri." Mala malah sangat tertarik dengan hubungan Kiana.Dicintai apanya, dia hanya takut jika aku hilang diculik orang lain atau mungkin kabur darinya. Lagi pula siapa juga yang mau menculik orang sepertiku. Kiana membatin tentang dirinya. "Jangan bahas itu, Kak. Kita bahas yang lain saja.""Tidak perlu
Setelah mendengar pertanyaan Kiana, Noel hanya diam saja dan terus melanjutkan makanannya.Aku takut kalau dia bakalan sakit perut, karena kebanyakan makan. Kiana juga kemudian menyantap makanan yang barusan ia masak. Kiana tidak masalah jika Noel melarangnya memasak untuk orang lain. Namun, meskipun berpikir dengan keras Kiana tidak tahu alasan Noel melarangnya memasak untuk orang lain itu karena alasan apa.Malam itu Noel benar-benar menghabiskan makanan yang Kiana masak tanpa sisa.Masakan itu cukup banyak, hanya saja di setiap menunya hanya untuk satu porsi saja. Tetap saja menghabiskannya akan membuat kekenyanganApakah perutnya baik-baik saja? Kiana merasa khawatir. Pagi itu ia bangun lebih pagi untuk membawa bekal. Di meja makan sudah disediakan sarapan yang disiapkan oleh para asisten rumah tangga.Kiana malas untuk pergi ke kantin ketika jam makan siang nanti, karena khawatir dengan pekerjaannya yang menumpuk."Apa yang kau buat?" tanya Noel tiba-tiba saja muncul di belakang
"Hm?"Noel terbangun dari tidurnya, ia merasa tubuhnya berat. Ada Kiana yang masih tertidur memeluk Noel erat. Ia tidur memeluk Noel seperti pria itu adalah guling baginya. Kiana tertidur sangat nyenyak. Kali ini Noel yang pertama kali bangun—tidak seperti sebelumnya.Kepala Kiana yang berada di depan wajah Noel tampak begitu tenang. Tiba-tiba tanpa sadar Noel mencium Kiana tepat di bibirnya.Kiana tampak berekspresi, Noel terkejut dengan apa yang ia lakukan barusan. Ia juga bingung kenapa ia tiba-tiba mencium Kiana begitu saja."Em, permennya manis. Aku mau lagi." Kiana mengigau sepertinya ia bermimpi memakan permen enak. Wanita itu mendekatkan wajahnya lagi kepada Noel yang menatapnya terdiam.Dia mengigau, haruskah aku membangunkannya? Noel membatin ia juga merasa malu atas apa yang telah ia lakukan pada Kiana. Tetapi kemudian Noel membiarkannya saja, sebab alarm pun masih belum berbunyi. Kiana malah memeluk Noel semakin erat, dan sekarang menempelkan wajahnya di dada bidang Noel,