My next life as main character in horror dating sim game

My next life as main character in horror dating sim game

By:  Tugce Ent.  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings
18Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aku harus melakukan sesuatu! Aku tidak mau mati untuk kedua kalinya! Gadis-gadis ini sangatlah berbahaya! "Se-sebenarnya aku sudah memiliki kekasih." Tolong kalian percaya kebohongan ini! "Aku merasa kau tengah berbohong saat ini." "Benar! Aku meragukan ucapanmu kau tahu?" "Apa... kau yakin?" Mereka semua menatapku dengan tatapan tak percaya. "Jika... kalian tak percaya akan aku mengenalkannya pada kalian..." Apa yang aku katakan? Siapa gadis yang akan aku kenalkan bodoh! Bagaimana kalau mereka ingin menemuinya! "Baiklah, aku tidak sabar untuk berkenalan dengannya."

View More
My next life as main character in horror dating sim game Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Feny Libra
Semangat nulisnya!!!!
2021-11-09 10:42:05
1
user avatar
Aldho Alfina
ijin promo thor, cek. Reinkarnasi Ke-dua Di Dunia Lain. genre: Fantasi, Isekai, Overpower, Magic, Demon Lord, Harem
2021-10-22 14:03:24
3
user avatar
Aldho Alfina
Semangat Nulisnya!!!
2021-10-22 14:03:18
1
18 Chapters

Beginning

Pagi itu aku terbangun dengan badan yang terasa sangat sakit, seolah tubuhku tertimpa sesuatu yang berat. Aku merenggangkan seluruh tubuhku, menghisap udara pagi dalam-dalam dan kemudian membuka kedua bola mataku.Aku terperangah, di depanku saat ini sebuah pemandangan kamar asing dan aku sangat yakin ini bukan kamarku. Beberapa rak kayu tampak rapi berjajar layaknya pasukan penjaga, lengkap dengan buku sebagai muatannya. Semua tampak rapi dan bersih tidak seperti kamarku yang biasanya seperti kapal karam. “Ini di mana?” ucapku tak mengerti.Aku melihat ke sekeliling sekali lagi, berusaha mengingat sesuatu dalam ingatanku. “Ini! Kamar ini! Jangan-jangan! Ini kamar itu!” Kamar yang selalu aku pandang dari balik layar ponsel, kamar yang selalu menjadi tempat peristirahatan orang itu.Aku bergegas mencari si pemilik kamar, tapi hasilnya nihil. Aku terus berjalan hingga sebuah bayangan asing terpantu
Read more

Danger!

“Kau tak apa?” suara seorang wanita yang terdengar ceria memasuki ruang dengarku. “Ah! Ju-judy Wolfgang!”  “Apa-apaan kau ini menggunakan nama lengkapku,” wanita berambut pendek itu duduk di sebelahku, “kau terlihat murung!”  Jujur saja aku terkejut dengan suaranya yang tiba-tiba masuk ke dalam telingaku. “Aku sedikit tak enak badan.” “Aku dengar kau diganggu lagi oleh Zack!” ia memiringkan kepalanya ke arahku, membuat rambut hijaunya jatuh ke bawah tertarik gravitasi bumi. “Iya, seperti biasa dia akan terus menggangguku.” Aku tersenyum getir. Sial! Kenapa di dunia ini pun aku menjadi orang yang tertindas! “Kenapa kau tidak melawannya? Dasar anak kepala sekolah!” Ia menatapku dengan serius kemudian mengepalkan tangannya, “Kau tidak bisa terus-terusan di bawah perlakuannya! Kalau ada aku, pasti dia akan aku pukul!” “Tadi ada Mary yang menolongku, jadi ia tidak berbuat lebih jauh.” “Ma-Mary! Mary
Read more

Mind Reading

“Kau kenapa Ricky?” Judy bertanya kepadaku dan duduk di sebelahku.“Tersedak,” ucapku sembari memukul dada pelan.“Zack berkata seperti itu?” Rudy bertanya memastikan.“Iya Zack berkata seperti itu.” Mary mulai duduk di sebelahnya tanpa membuang perhatian dari wajah Rudy.“Iya kami bertemu dengannya tapi aku segera mengajak Ricky pergi dari sana. Kalian tahu bukan apa yang ia lakukan siang tadi?” Rudy mengambil minumannya kemudian menenggak isinya, berusaha mengurangi ketegangan yang ia hadapi.“Aku ke kamar mandi sebentar.”Aku bangkit dan menatap Rudy yang tengah memasang wajah memelas ke arahku.Aku harus ke kamar mandi, bukan mau kabur! Sabar, tunggu aku kembali! Aku tidak mungkin meninggalkanmu.Hari ini panas sekali, ditambah dengan berlari ke sini, sepertinya aku harus mandi sesampainya di rumah.Aku berjalan masuk ke kamar mandi, kemudian suara
Read more

Touched

“Kau...” Suara lembut Rose yang biasanya terdengar.“Kenapa? Aku ikhlas kalau kau akan membunuhku.”Aku yang masih menutup mata berkata dengan sejujur-jujurnya.“Kau... benar-benar... tidak takut padaku?”“Tentu saja, kau temanku. Tapi aku memiliki permintaan kepadamu, kalau aku mati bisa kau menjaga Rudy?”Tiba-tiba sebuah pelukan terasa mendekap tubuhku dengan spontan aku membuka mataku.Ro-rose apa yang kau lakukan!“Dan di saat seperti... kau masih memikirkan Rudy?”“Ru-rudy sahabat terbaikku. Ro-rose bisa kau lepaskan aku?”“Oh! Jadi ini rahasianya?” tiba-tiba suara Rudy mengagetkan kami berdua.Dengan wajah memerah, Rose melepaskan pelukannya.“Tu-tunggu ini salah paham!” aku berusaha menjelaskan semuanya.“Ru...rudy sejak kapan... kau berada di sana?” Rose bertanya sembari menatap lantai
Read more

Precarious

“Rahasia di antara para pria, benarkan Rick?” Rudy menyenggol kakiku.“Benar! Benar! Ini rahasia di antara kami!”Untung saja Rudy berpikir cepat!“Kenapa? Salah satu dari kalian menyukainya?” Judy mengedipkan sebelah matanya.“Rahasia,” ucapku singkat.“Benar! Rahasia!” Rudy mengangguk.“Kalian ini, padahal aku bisa saja membantu kalian untuk mendapatkannya,” ia membusungkan dadanya, “jika kalian tidak mau terbuka, apa boleh buat?”Judy menatapku dengan sorot mata yang tidak dapat aku artikan, kemudian berbalik dan duduk di kursinya yang kosong.“Kenapa dia?” gumamku tak sadar.“Hmm? Ada apa?” Rudy yang tengah membereskan buku ke dalam tas hitamnya menyahut.“Judy menatapku cukup lama sebelum kembali ke kursinya.”“Kau ini bodoh atau bagaimana Rick?” Rudy menggelengkan kepala.
Read more

Mate

Kalau aku bersikap baik, mungkin saja ia akan berubah pikiran!Aku harus tenang! Aku harus tenang!“Ka-kalau Paman mau, Paman bisa mengikutiku kebetulan aku juga menuju ke arah yang sama.”Aku tersenyum ke arahnya walaupun keringat dingin mengucur deras.“Terima kasih, tolong bantuannya!” Pria dewasa itu tersenyum.Walaupun ini terdengar gila, tapi aku sebagai calon korban dan dia calon tersangka berjalan bersama menuju alamat itu.Aku harus mengingat-ingat apa motif pria ini membunuhku.“Maaf paman kalau boleh tahu, ada urusan apa Paman?”Ia menghela napas, “sebenarnya Paman mencari rumah mantan istri Paman, kami memiliki seorang anak yang berumur tak jauh darimu, ia memiliki kelainan pada jantungnya.”Ah! Aku ingat! Ia membunuhku untuk mengambil jantungku!Kenapa kau selalu berakhir dengan kematian Ricky?Tiba-tiba Paman itu menangis, “tapi ia tewa
Read more

Unexpected Help

“Seperti biasa Zack.” Aku tersenyum pahit. “Benar-benar anak kepala sekolah itu!” Judy mengepalkan tangannya, “Ah iya! Kau dicari oleh tim lomba! Untuk persiapan lomba beberapa hari lagi.” Kalau dalam waktu seminggu aku belum menemukan pelakunya, ada kemungkinan Rudy akan diserang saat mengikuti lomba! Bagaimana ini! Aku harus melakukan sesuatu! “Ah Judy! Kemarin sepulang sekolah kau ke mana?” tiba-tiba saja pertanyaan itu keluar dari dalam mulutku. “Ke-kemarin? Aku berbelanja! Ya! Aku berbelanja,” ucapnya dengan sedikit terbata. Ada apa ini? Kenapa dia terlihat seolah menyembunyikan sesuatu? Mencurigakan! “Rick...” Rose menepuk bahuku. Sebenarnya aku tidak memiliki niat untuk menuduhnya, tapi dengan gelagatnya yang seperti ini, siapa yang akan menututp mata? “Apa yang kau beli Judy?” Aku tersenyum ke arahnya. “A-aku membeli buku tulis hahaha!” tawanya terdengar canggung. “Kenapa kau tampak gelis
Read more

Link

“Kakak! Apa yang kau lakukan!” tiba-tiba suara Rose meninggi.“Hee? Kenapa?” jawab suara tanpa wujud itu.“Kakak yang melakukannya pada Ricky kan?”“Lalu? Ada yang salah?” suaranya terdengar tak merasa bersalah.“Tentu saja salah!” ucap Rose tak mau kalah.“Itu bayaran untuk pekerjaanku Rose...”“Pekerjaan?”“Benar pekerjaan! Kalau aku berhasil menangkap pelaku penembakan, Ricky akan menghabiskan malam denganku.”“Tu-tunggu! Aku tidak ingat aku mengatakan itu!” protesku.“Apa kau lupa? Kau memohon untuk menangkap pelaku itu agar Rudy bisa bersekolah lagi bukan? Dan sebagai gantinya, aku bisa menikmati tubuhmu itu.”Apa yang dia katakan! Aku tidak mengatakan hal itu sama sekali!“Rose dengarkan aku! Aku tidak berkata seperti itu!”Rose terdiam, kemudian menatap mataku.
Read more

Secret

“Ricky?” Wanita itu menatapku dengan terkejut, “padahal sebentar lagi akan ke sekolahmu ternyata malah bertemu di sini.”“Nyonya Julietta?” ucap paman Zanone.“Tuan Zanone?” balasnya tak kalah kaget.Jadi mereka saling mengenal? Apa ada sangkut pautnya?“Jadi paman Zanone mengenalnya?” tanyaku meyakinkan diri.“Benar, kami bekerja di tempat yang sama.”“Kalau begitu kita tidak usah bersusah payah lagi mencari orang itu Paman “ aku tersenyum ke arahnya.“Maksudmu Rick?” tanya paman Zanone tak mengerti.Aku menatap kolega wanita teman paman Zanone, lalu menatap kembali ke arah paman Zanone.“Ja-jadi orang itu?”Aku menganggukkan kepala.“Ada apa denganku?” wanita yang dipanggil nyonya Julietta tampak tak mengerti.“Bisa kita bicarakan ini di ruangan tertutup?” ajak paman Z
Read more

Victim

“Ricky!” pekik Rose.Aku segera berlari ke arah Rose.“Ricky tetap di sini!” pintanya.“Ta-tapi Rose jika terjadi sesuatu padamu bagaimana?” bantahku.“Tenang saja... Aku dapat menjaga diri...”“Baiklah... Hati-hati Rose!” Aku menepuk bahunya, Ia membalas dengan anggukan kepalanya.Tak lama sosoknya menghilang di balik pintu.Apa aku harus meminta bantuan Mary atau Judy?Tidak! Aku harus menyelesaikan ini semua tanpa bantuan Mary ataupun Judy!Tiba-tiba suara tombol pintu terdengar, aku yang tengah berjalan menjauh, memutar tubuh guna melihat siapa yang masuk.Jantungku berhenti sejenak, tubuhku melemas setelah aku melihat sesosok orang asing menggunakan topeng dan memegang sebuah pisau berhiaskan darah segar.“A-ada yang bisa aku bantu?” tanyaku terbata.Tanpa menjawab ucapanku, orang itu berjalan mendekat. Pisau yang ia pegang
Read more
DMCA.com Protection Status