Manusia Super Mencari Cinta Sejati

Manusia Super Mencari Cinta Sejati

By:  Mustika Jingga  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
73Chapters
431views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Leon adalah seorang pahlawan dan manusia super kelas SSS satu-satunya di dunia bernama asli Noel Richard, mengalami lupa ingatan karena terhisap oleh portal waktu pada tugasnya saat menjelajahi dunia berbeda yang disebut Dungeon. Ia kemudian terlempar ke sebuah desa yang jauh dari peradaban kota, kebanyakan orang di sana bukan pengguna kekuatan super dan hanya orang biasa. Leon kemudian bertemu dengan seorang wanita biasa bernama Kiana Samanta yang membuatnya jatuh cinta tanpa alasan, dan kebetulan ia dirawat oleh keluarga Kiana. Sayangnya Kiana telah jatuh cinta dengan orang lain, ditambah Kiana mengetahui bahwa Leon adalah seorang manusia yang ia benci karena suatu sebab. Leon berjuang mendapatkan cinta Kiana, tetapi ada perang batin antara ingatannya sekarang dan di masa lalu, karena sifatnya yang menjadi jauh berbeda. Mungkinkah ingatan Leon akan sepenuhnya kembali pada akhirnya.

View More
Manusia Super Mencari Cinta Sejati Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
73 Chapters
Bagian 1 — Pria Misterius
Pertempuran di gunung berbatu yang curam, tiga ekor naga mengepung beberapa orang yang terlibat di dalam pertempuran itu, dua di antaranya telah dikalahkan, dan seekornya lagi tampak menyerang pria bertopeng yang hanya berdiri tenang dengan tangan kosong.SRAT!ZRASH!Kepala naga dipotong dengan mudahnya, menggunakan tangan kosong oleh seorang manusia super kelas SSS satu-satunya di dunia. Matanya berkilat kuning saat menatapi kepala naga yang memuncratkan darah ke topeng yang menutupi wajahnya. Dengan tatapan kejam, ia kemudian berbalik, "Cepat bereskan kotoran-kotoran itu!" perintahnya dengan angkuh. Ia bernama asli Noel Ricard.Lalu, tidak sengaja seorang manusia super dengan kelas lebih rendah, kelas B tidak sengaja menabraknya saat membersihkan sekitar."Maafkan aku, Tuan." Pria itu ketakutan dan menunduk memohon maaf, tetapi tidak ada maaf untuknya yang sudah dianggap melakukan hal tidak sopan terhadap dirinya yang dihormati."Dasar kotor." Katanya dingin dan dengan kemampuan su
Read more
Bagian 2 — Gara-Gara Mie Instan
..."Kiana. Apa kau tahu, yang kau lakukan itu hal yang tidak pantas untuk dilakukan di desa ini!" ujar pria paru baya memarahi gadis bernama Kiana tersebut di dalam rumah."Maafkan aku Ayah, aku tidak tahu siapa dia, aku tidak kenal dia. Aku hanya ingin menolongnya." Tunjuknya pada pemuda yang sekarang sudah mengenakan pakaian milik ayah Kiana. "Kau siapa?" tanya Kiana akhirnya. Pemuda itu tampak kebingungan. Ia seperti orang linglung yang tidak tahu apa-apa."Aku siapa?" tanyanya balik bingung, bahkan berbicara pun ia tampak berpikir."Sepertinya pemuda ini sedang lupa ingatan." Ujar ibu Kiana datang membawakan minuman.Setelah memperhatikan pria linglung itu, mereka menyadari pria itu memang mengalami lupa ingatan."Apa yang harus kita lakukan padanya, Ibu?" tanya Kiana."Karena Kiana yang menemukan pemuda ini, keluarga ini yang harus bertanggung jawab merawatnya sampai sembuh dan tahu rumahnya di mana, kita tidak bisa juga menelantarkan orang lain yang kesusahan seenaknya." Ucap
Read more
Bagian 3 — Pertengkaran
Lelaki yang baru saja membuka pintu langsung berjalan masuk ke arah Leon dan Kiana tanpa berkata apa-apa seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri. Kiana langsung melepaskan sendok makan yang masih menggantung di mulut Leon dan menaruh mangkuk berisi bubur itu di pangkuan Leon. Menghampiri pria yang baru saja masuk, tidak memperdulikan Leon lagi.Duh, kenapa aku malah merasa sedang kepergok selingkuh sih. Pikir Kiana ia malah gelagapan sendiri.Muka Leon terlihat masam karena tidak dipedulikan oleh Kiana lagi. Ia kemudian melepaskan sendok di mulutnya dan menaruh mangkuk buburnya di samping tempat tidur."Siapa dia, Kiana?" tanya pria yang berdiri di hadapan Kiana, minta penjelasan."Itu ... begini Rachel, dia itu adalah orang yang aku tolong di hutan dan mengalami lupa ingatan." Ujar Kiana tidak ingin pria bernama Rachel itu salah paham.Leon yang sekarang berdiri di samping Kiana malah merangkulnya akrab. Membuat perasaan Rachel memanas. Kiana yang diperlakukan seperti itu membelalakk
Read more
Bagian 4 — Serangan Binatang Buas
"Kyaaa!" teriak Kiana dari arah kamar mandi membuat Leon langsung datang menghampirinya karena terkejut."Kenapa? Ada apa?" tanya Leon celingak-celinguk melihat ke dalam kamar mandi yang sudah terbuka, Kiana langsung bersembunyi di belakang Leon, ketakutan."Li, lintah macam apa itu?" Kiana merasa merinding di sekujur tubuhnya karena melihat binatang besar mengerikan itu mulutnya terlihat terbuka bulat dengan gigi-gigi tajam yang sangat banyak.Kemudian lintah raksasa itu melompat ke arah Leon. Kiana hanya menutup wajahnya ketakutan tenaganya terasa habis bahkan untuk lari, Leon menangkapnya dengan santai. Meremasnya dengan kuat sehingga lintah itu meledak dan mati. Darahnya yang berwarna hijau seperti ingus berhamburan di wajah tampan Leon."Sudah tidak apa-apa." Ucap Leon datar. Menghadap arah Kiana.Kiana memperhatikan wajah Leon dengan prihatin, entah karena merasa jijik, kasihan, dan ingin tertawa."Cuci mukamu dulu, kau terlihat sangat kotor." Ujar Kiana langsung, sejak lintah it
Read more
Bagian 5 — Tidak Suka Manusia Super
Ayah, Ibu. Aku akan mati perawan. Pikir Kiana ingin menangis tetapi daripada menangis tubuhnya hanya bergetar ketakutan.ZRAAASH! BUK! Hanya ada suara sesuatu terjatuh dengan kasar. Kiana pikir itu adalah Leon yang mati duluan karena serangan beruang raksasa itu. Akan tetapi, setelah menunggu beberapa lama tidak ada hal yang membuat tubuh Kiana merasa dicabik-cabik. Penasaran Kiana membuka matanya dan melihat Leon yang bersimbah darah berdiri tepat di hadapannya. "Kyaaa! Hantu Leon." Ujar Kiana asal sangking kagetnya. "Sembarangan." Ucap Leon sambil mengusap wajahnya yang dipenuhi oleh darah. "Aku masih hidup tau." Ucap Leon terduduk, genggamannya pada kapak kayu terlepas. Kiana menoleh ke belakang Leon dan melihat beruang raksasa yang sudah tergorok lehernya dengan kapak kayu. Beruang itu sudah benar-benar mati."Mengerikan dia benar-benar mati. Kau benar-benar bukan orang biasa ya?" Kiana malah bertanya di saat seperti itu sambil menatapi Leon yang terduduk lemas. "Aku tidak ta
Read more
Bagian 6 — Masa Lalu Kelam
Leon yang panik terdiam, setelah menyadari Kiana hanya tiba-tiba tertidur pulas ketika itu. Kemampuannya saat meng-heal Leon membuatnya kelelahan, meskipun mereka sudah saling bertukar energi sebelumnya. Tubuh Kiana masih belum terbiasa dengan kemampuannya yang sudah lama tidak ia gunakan sama sekali. Leon memutuskan membawa Kiana pulang dengan menggendong Kiana di pundaknya, berjalan menyusuri hutan.... "Huwaaaa!" Seorang gadis kecil menangis ketakutan, di tengah kobaran api besar dan di sekelilingnya tergeletak mayat-mayat orang yang sudah bersimbah darah. Di sana ada beberapa kerabat yang sudah tidak bisa tertolong. "Hiks! Hiks!" Gadis kecil itu menangis sesegukan ketakutan dengan tubuh bergetar. Di tengah kobaran api itu seorang pria dewasa berjalan tanpa ragu sedikit pun, api tidak mempengaruhi dirinya. Matanya berkilat merah, dengan aura-aura berhamburan yang bisa menghancurkan benda-benda di sekelilingnya, membuatnya terlindung dari kobaran api. Sang gadis kecil hanya b
Read more
Bagian 7 — Pria Lugu yang Kejam
Wajah kedua pemuda-pemudi yang baru saja kembali dari hutan ini tampak pucat kelelahan. Meskipun akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan Kiana dan Leon membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sampai ke rumah."Kiana kau bilang tahu jalan, tapi sampai sore hari, baru kita bisa sampai rumah." Keluh Leon dengan wajah pucat, karena tidak sedikit binatang melata yang mereka berdua jumpai di jalan."Kau gila, seandainya kita tidak berpindah tempat sampai di jalur sungai. Kita tidak akan berakhir seperti sekarang." Kiana berucap terengah-engah, rambutnya yang terikat sudah berantakan dipenuhi oleh daun-daun kering dan ranting."Tapi, kalo aku tidak ke sungai aku tidak akan tahan dengan bau-bau darah itu." Protes Leon."Kenapa kau tidak menungguku sadar saja ...."Mereka berdua berakhir ribut mempermasalahkan siapa yang salah. Tidak sadar jika di depan pintu rumah ada ayah dan ibu Kiana yang sedang menunggu kedatangan mereka."Ke mana saja kalian berdua pergi?" ayah Kiana menatap horor kedua
Read more
Bagian 8 — Kelas Manusia Super
Kiana dan Rachel bersiap untuk melarikan diri, berusaha untuk menyelamatkan diri menerjang Leon, walaupun hampir mustahil karena mereka telah terjebak, jalan mereka satu-satunya untuk lari telah diblokir oleh Leon yang tidak mereka kenal sekarang."Apa sekarang Leon lepas kendali? Dia seperti bukan dirinya." Gumam Kiana ketakutan. Mata Leon yang semulanya hitam berubah menjadi kuning keemasan."Aku takut." Kiana memegang tangan Rachel. Pria itu kemudian pasang badan di depan Kiana."Jangan lukai dia." Ujar Rachel lantang."Cih!" Leon mendecak sebelum sempat mengucapkan sepatah kata apa pun, kemudian ia tiba-tiba jatuh tergeletak di hadapan Kiana dan Rachel. Menyisakan Leon yang saat ini terbaring terengah-engah karena menggunakan kekuatannya secara berlebihan.Kiana langsung menghampiri Leon yang setengah sadar itu, ia harus meng-heal Leon secepatnya agar pria itu segera pulih karena sudah dua kali nyawanya diselamatkan oleh pria misterius itu."Kiana, apakah dia tidak berbahaya?" tany
Read more
Bagian 9 — Saingan Cinta
Di tengah lapang sunyi—tidak ada orang berlalu lalang, tampak dua orang pria yang saling berhadapan.Deru angin menerbangkan rambut kedua orang pria yang besar tubuhnya tidak jauh berbeda. Kemudian keduanya saling menyerang dan tinju tepat mendarat pada masing-masing pipi mereka...."Aku pulang!"Kiana masuk ke dalam rumahnya, untuk beberapa alasan Kiana akhirnya meninggalkan Leon sendirian hari itu untuk menjaga rumah dan ia baru saja kembali dari perjalanannya. Ia pergi ke pusat kesehatan bersama dengan orang tuanya. Beruntungnya saat itu Leon mau saja di tinggal, padahal biasanya ia selalu mengikuti Kiana."Kiana, sudah kembali! Selamat datang!" Leon bersemangat karena sudah merasa bosan sendirian dan hanya menonton televisi untuk menghilangkan kesuntukkannya."Kenapa wajahmu memar begitu?" Kiana malah tertarik dengan lebam yang terdapat di pipi Leon."Habis kepleset tadi di luar dan pipiku terbentur, hehehe." Alasan Leon kurang meyakinkan sebenarnya."Ada-ada saja, baru satu h
Read more
Bagian 10 — Asal Usul
Kiana tersadar jika saat ini ia ketiduran di meja kerjanya. Matanya yang masih setengah tertutup pas menatap mengarah keluar jendela, menangkap bayangan seseorang yang tengah berdiri di sebuah batang pohon tidak jauh dari rumahnya. Matanya berkilat kuning dari sosok bayangan itu, tentu saja langsung membuat Kiana membelalakkan matanya kaget. Ia mengucek matanya, memastikan dan bayangan itu menghilang setelahnya. Apa itu tadi? Buru-buru Kiana menutup gorden jendelanya dan langsung bersembunyi di balik selimut, ia merinding ketakutan. ...Kiana keluar kamar dengan lesu di pagi harinya, matanya terlihat berkantung. "Pagi Kiana. Eh, kau kenapa?" Leon menangkap wajah Kiana yang tampak tidak segar sama sekali. Pria itu sedang duduk di sofa menonton televisi awalnya."Aku semalam mimpi buruk dan berakhir tidak tidur dengan nyenyak." Jujur Kiana masuk ke dalam kamar mandi, meskipun berjalan gontai."Sebaiknya kau tidur lagi, sebentar." Leon memberi saran."Aku ada kerjaan hari ini, setela
Read more
DMCA.com Protection Status