Share

Cuma Bisa Dibungkam

Damian dan Anyelir sampai rumah tepat pukul 6 sore. Mungkin, kalau saja Anyelir tidak merengek minta memakan bakso hamil---yang ternyata sama dengan bakso beranak di tempat penjualnya langsung, mereka tidak bakal sampai rumah setelat ini. Untung saja sebelum pulang, Damian lebih dulu makan siang hampir sore di kantor.

"Aku kenyang, Om." Anyelir mengadu yang di telinga Damian tidak cukup berfaedah untuk didengarkan.

Damian mengangguk menyetujui. "Aku juga kenyang."

Anyelir menoleh heran pada pria galak itu. Perasaan tadi cuma dia yang makan di warung bakso. Kok malah jadi Damian yang ikutan kenyang?

"Kok bisa sih, Om? Bukannya di warung tadi Om nggak ikut makan?" tanya Anyelir heran.

Damian mengangguk lagi. "Iya, aku kenyang liat muka kamu. Tiap hari keliatannya tambah bikin kesel aja," jawab pria galak itu sambil bersandar pada sandaran sofa.

Anyelir yang tadi berniat untuk ikut duduk, lebih dulu menyundul perut Damian keras dengan kepala cantiknya. Kontan, suaminya yang belum sempat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status