Share

Bab 58

“Marvin, adik iparku. Silakan diminum lagi tehnya. Aku masih butuh ide ide lain darimu. Terutama soal konsep acara pernikahanku nanti,” ucap Russel sembari sok berpikir.

“Apa kabar temanmu bernama Raymond? Dia harus hadir di acaramu nanti, Kakak ipar. Buktikan bahwa kau tidak butuh dengan pria kaya sombong seperti dia!” sahut Marvin cukup serius, namun hatinya ingin tertawa.

Sedikit demi sedikit pintu hati Russel mulai terbuka dan mau menerima cahaya kebenaran itu. Hati yang sempat kotor dan hitam itu pun perlahan mulai memutih dan bersih.

Dalam proses berpikir keras dan mendalamnya, akhirnya Russel pun mulai menyadari kekonyolannya selama ini. Dia merasa bodoh mau berada di bawah ketiak Keluarga Harvard, bahkan sampai harus mengorbankan adik kandungnya sendiri.

Dan makin lama dia pun makin menyadari bahwa omongan iparnya ini memang banyak benarnya. Raymond merupakan sosok antagonis yang cuma memanfaatkannya saja.

Jika Raymond memang baik hati, kenapa Winsoil sampai mengemis dibuatnya?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status