Share

18

Penulis: Ayu Sekti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-02 16:34:39

Siang itu terasa panas, Bayu dan Nilam sedang berada di ATM. Ia sedang melihat saldo kartu ATM yang diberikan oleh gurunya Nilam.

"Satu Miliyar, Nak. Benar, ini bisa buat beasiswa kuliah kamu. Saya harus konfirmasi dengan guru kamu, Sayang."

Betapa gembiranya Bayu dan Nilam mendapati saldo dalam kartu ATM Nilam bernilai satu milyar.

"Banyak banget, Ayah. Kata bu guru, uang di kartu ATM itu untuk keperluan sekolah Nilam. Dan itu kartunya buat nabung juga bisa," ujar Nilam yang menjelaskan penjelasan dari bu guru saat di sekolah tadi.

"Yaudah, kalau gitu, ayah cek saldo kartu ATM ayah, ya."

Bayu mulai memasukan kartunya di mesin ATM. Ingin melihat sisa saldonya saat ini."

"Berapa ayah? Kartu punya Ayah ada isinya nggak?" tanya Nilam dengan penasaran.

"Ada Alhamdulillah. Senilai lima puluh juta! Ini uang nabung dari ayah muda dulu. Sengaja saldo ini tidak ayah beri tahu ibu. Ayah ingin tahu bagaimana reaksi ibu melihat ayah jika terkesan tidak punya uang."

Sejak belum menikah, Bayu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mas Duda Yang Dihina   41

    Siang itu Bayu bingung. Tamunya ada dua kubu. Kubu pertama datang dari keluarganya Pak Riyan yang turun dari mobil bersama anak gadisnya berusia sekitar dua puluh tahunan. Cantik, tomboy dan cuek. Kubu ke dua datang dari tetangganya sendiri yang bernama Aisyah. "Ayah, tamunya banyak. Ada Ustadzah Aisyah dan ada mereka. Sepertinya Nilam pernah lihat," ujar Nilam yang ikut bingung dengan kejadian tersebut. "Maaf, saya cuma sebentar. Hanya ingin memberikan ini!" ujar Aisyah dengan gugup. "Oh, iya terima kasih, Neng. Nggak bertemu Nilam dulu?" tanya Bayu dengan basa-basi. "Tidak, saya permisi!" Aisyah cepat-cepat pulang karena di rumah Bayu ada tamu. Bayu pun tidak sempat membuka kantong kresek yang diberikan Aisyah. Ia fokus melayani tamunya sambil membawa kantong kresek tersebut. "Pak Riyan, Neng Nisa, mari silakan masuk," ujar Bayu sambil mempersilakan tamunya untuk masuk ke ruang tamu. Kedua tamunya langsung ke ruang tamu sambil memandang ke rumah Bayu yang dilihat dari luar

  • Mas Duda Yang Dihina   40

    Cahaya surya mulai meredup berwarna orange. Hawa pinggiran kota yang panas berubah dingin. Polusi dari asap-asap pabrik yang sudah mengisi daerah tersebut memudar karena hawa sedikit sejuk. Namun, tidak sesejuk Bayu yang sedang ditimpa musibah. Bayu mengalami bahaya sedang diserang Suherman dan dua anak Suherman. Ia berusaha menangkis, mengeluarkan seluruh gaya silatnya yang ia pelajari saat sekolah dulu. "Rasakan ini!" "Awa, sakit!" Suherman rubuh ke aspal. Dua anak buah Suherman langsung menyerah Bayu ketika bosnya tersebut kewalahan. Satu lawan dua orang. Bayu tidak menyerah. Ia teringat dengan nasihat guru silatnya dulu. Barengi usahamu dengan doa. Pria itu berdoa agar dimenangkan dalam pertarungan membela diri tersebut. Tidak lama, tumbangkan kedua pria yang bergelar preman tersebut. Suherman berdiri. Mengusap hidungnya yang mimisan dan memberi kode pada kedua anak buahnya untuk berlari. Usahanya menghancurkan Bayu gagal. Ia lari tunggang langgang dan mencari motornya.

  • Mas Duda Yang Dihina   39

    Mentari tepat di ubun-ubun. Di rumah Bayu kedatangan tamu tidak lain adalah kakaknya Aisyah, Fathur. Beliau ingin menyatakan sesuatu. Fathur menarik napas dalam-dalam agar tidak grogi. "Mas Bayu, sebenarnya adik saya itu diam-diam menyukai sampean. Kemarin, dia mengakui dan curhat sama aku. Malahan sukanya sejak SMP. Bagaimana menurut Mas Bayu. Bayu terkejut. Detak jantungnya berpacu dengan cepat. Sesuatu yang membuatnya bergetar hatinya. Ia diam tak mampu berkata-kata. Namun, beberapa menit kemudian, ia menjawab. "Saya terkejut Mas. Serasa ini tidak mungkin, Neng Aisyah menyukai saya. Saya itu duda yang sudah punya anak. Menurut saya ya, maksudnya bagaimana ini?" Bayu masih bingung dengan tujuan Fathur ke sini. Apakah hanya sekedar memberi tahu tentang perasaan Aisyah, atau ada hal lain yang ingin disampaikan. Fathur terkekeh sambil menikmati camilan yang disediakan oleh Bayu. "Jangan bingung, Bay. Kalau mau, menikahlah dengan adikku. Siapa tahu jodoh. Kalau berminat, hubungi s

  • Mas Duda Yang Dihina   38

    "Dia bukan istri saya! Saya itu sudah bercerai,* ujar Bayu dengan jujur. Tukang bangunan tersebut tidak tahu jika Bayu duda. Tahunya Bayu sudah menikah dan punya anak. "Maaf, Mas. Kirain dia istrinya. Buat saya boleh?" tanya tukang bangunan itu yang ternyata masih muda. Selalu melirik ke arah Nurma. "Tanya saja sendiri sama orangnya. Saya tidak mau menjodohkan. Takutnya salah. Sudah ya, dari tadi menyindir terus. Nur, nih ada yang mau kenalan denganmu," ujar Bayu sambil menunjuk ke arah temannya. "Saya nggak suka sama Mas tukang. Sukanya sama Mas Bayu," ungkap Nurma pada Bayu. "Jangan begitu. Saya masih punya fokus pada Nilam. Belum bisa bicara soal cinta," jawab Bayu dengan tegas. "Cie, ada yang lagi cinlok ini. Gas pol Mas Bayu. Jangan dibuang, sayang," sahut Pak Tukang yang sedang beristirahat di teras sambil meminum kopi dan makan jajanan pasar buatan Bayu. "Ada-ada kalian ini. Disambut yuk makanannya!" "Siap! Mas Bayu, saya salut dengan model sangkar burungnya. Kapan-kapan

  • Mas Duda Yang Dihina   37

    Bapak masih tidak percaya dengan ucapan saya?" tanya Bayu di pagi itu. "Iya. Saya lebih percaya dengan Olla," jawab Pak Wira yang masih berdiri dengan tatapan tajam. Tidak lama, Bayu mengambil ponsel di sakunya. Ia menyodorkan konten video pada Pak Wira. Beliau lalu melihat video tersebut sampai habis. "Ini anak Anda, bukan. Apa ini terlihat editan??" Bayu memberikan bukti nyata kepada Pak Wira. Pak Wira pun terdiam dan melongo. "Apa? Kecil-kecil sudah pandai berbohong. Malu maluin saja. Kemudian Pak Wira tidak meminta maaf dan langsung pergi saja dari rumah Bayu. "Tunggu!" Bayu menghentikan langkah Wira. "Ada apa? Mau ganti rugi? Atau dilaporkan pihak kepolisian?" tanya Bayu terkekeh. Bukan, tolong Nilam diberi ketegasan agar tidak semena-mena menghina orang lain. Itu saja," kata Bayu sambil berdiri dengan ketenangan. "Kamu tidak perlu mencampuri urusan saya. Jangan sok sempurna," jawab Pak Wira yang masih tidak menerima nasihat dari Bayu. Bayu mengangg

  • Mas Duda Yang Dihina   36

    Cahaya orange diufuk barat perlahan-lahan sirna. Berganti dengan sandikala bercampur awan pekat hingga tercipta cakrawala yang mempesona. Di rumah kuno, Bayu sedang melaksanakan acara ulang tahun anaknya yang sudah berusia 7 tahun. Bayu ingin Nilam bahagia dimasa kecilnya dan tidak kurang kasih sayang. Di tengah-tengaj acara, kebetulan Bayu sedang menangkap aura sedih yang dipancarkan oleh Ustadzah Aisyah. Ia ingin mendekat, tapi takut menjadi bahan gunjingan. Sehingga niatnya ia urungkan. Ia fokus menjadi moderator dalam acara tersebut. Ia mengawali acara ulang tahun Nilam dengan pembacaan doa hingga serangakaian acara. Mulai dari potong kue, pecah balon yang berisi dorprise dan diakhiri dengan penutup dan talkshow Acara talk show sangat meriah karena Nilam dan teman-temannya tampil dipanggung yang sengaja dibuat Bayu. Mereka menampilkan kemampuann yang dimiliki masing-masing anak. Ada yang menyanyi, mengaji maupun membacakan puisi dll. Denting jam menunjukkan waktu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status