30 Hari Menggapai Cinta

30 Hari Menggapai Cinta

last updateLast Updated : 2025-05-23
By:  Wisya KiehlOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
60Chapters
314views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Keluarga Anarta merupakan salah satu keluarga berada di Kota Suro. Mereka memiliki dua anak laki-laki, dengan si sulung bernama Wahyu Dwi Anarta dan anak bungsu bernama Grey Anarta. Wahyu yang telah menginjak usia 30 tahun dan menjadi anak sulung, ditunjuk menjadi pemimpin perusahaan keluarganya. Dia dituntut untuk bersikap dewasa agar dapat menjadi pewaris keluarga. Selasa siang, tepatnya di awal bulan April, Wahyu mendapat tugas dari perusahaan untuk menuju ke toko kain yang merupakan pemasok bahan utama perusahaannya. Di sanalah dia bertemu dengan Aprilia yang merupakan anak gadis dari pemilik toko kain. Wahyu merasa jatuh cinta pandangan pertama kepada April, begitupula sebaliknya. Namun sayangnya, kisah cinta mereka tidak berjalan dengan mulus karena kehadiran Anara sebagai pihak ketiga. Meskipun begitu, Wahyu tetap memilih April sebagai cintanya. Wahyu ingin memperjuangkan cintanya kepada April. Namun takdir berkata lain, penyakit Aritmia yang dideritanya menjadi semakin menjalar. Di saat Wahyu hendak melamar April di akhir bulan kelahirannya, April mendadak kolaps dan dilarikan ke rumah sakit. Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, April mengembuskan napas terakhirnya. Cinta Wahyu yang bersemi indah pun berakhir di ujung bulan April. April telah menjadi sosok yang paling berharga di hati Wahyu. Dialah satu-satunya perempuan yang berhasil membuat dirinya jatuh cinta dan membuatnya berjuang untuk menggapai cintanya dalam 30 hari di bulan April.

View More

Chapter 1

Menjadi Pimpinan di Perusahaan Keluarga

Makan malam yang begitu tidak nikmat di sebuah ruang makan keluarga kaya di Kota Suro. Sebut saja keluarga Anarta. Di antara mereka yang paling berwajah enggan untuk mendengarkan perdebatan papa dan mamanya adalah Wahyu.

Seorang laki-laki dengan usia yang sudah menginjak 30 tahun itu tampak malas mendengarkan obrolan mengenai siapa yang akan menjadi pimpinan di perusahaan keluarganya.

Wahyu Dwi Anarta adalah anak sulung yang seharusnya pantas untuk menjadi pewaris kekayaan keluarga. Namun karena sikapnya yang seakan abai dengan keluarga, membuat Yanuar, mamanya, meragukan kemampuan Wahyu dalam memimpin perusahaan.

Sikap Wahyu yang sering tidak peduli dengan keluarga dan kerap pulang malam membuat Yanuar ragu dengan kedewasaan anak sulungnya. Yanuar mengarahkan tatapannya kepada Wahyu yang masih menyantap menu malamnya.

“Yu, kamu jangan diam saja. Bagaimana pendapatmu jika kami menunjukmu menjadi pemimpin di perusahaan jahit? Kamu ini sudah besar. Jangan bisanya hanya bersikap cuek dengan kondisi keluarga. Belajarlah untuk memegang tanggung jawab besar,” ujar Yanuar dengan nada mengeluh.

Wahyu mendengar keluhan mamanya, tetapi dia masih enggan untuk menjawab perkataan Yanuar. Dia lebih memilih untuk melanjutkan menyantap steak daging yang ada di depannya.

“Kalau kamu tidak menjawab, mama angap kamu setuju dengan Keputusan kami. Besok kamu ikut mama membereskan berkas. Mama dan papa akan mengenalkanmu kepada seluruh karyawan. Mulai besok jabatan akan diserahkan kepadamu,” sambung Yanuar kesal.

Dengan wajah yang masam, Wahyu mengarahkan tatapannya kepada Yanuar. Meskipun dia sangat keberatan menerima keputusan mamanya, tetapi sangat mustahil untuk membantah apa yang sudah dikehendaki oleh Yanuar.

Siapapun yang menjadi bagian dari keluarga Anarta pun tahu, jika Yanuar adalah orang yang paling galak dan tidak bisa ditentang kemauannya. Yanuar adalah satu-satunya perempuan di keluarga Anarta, wajar jika dirinya lebih diutamakan kedudukannya dibanding anggota keluarga yang lain.

“Memangnya jika aku menolak, mama terima? Mama lebih galak daripada papa. Apapun keinginan mama harus dituruti. Jika tidak, mama akan marah kepada kami,” kata Wahyu.

“Mama begini juga karena sayang pada kalian. Mama mau yang terbaik untuk kalian, apalagi kamu, Wahyu. Kamu ini anak tertua yang menjadi penerus kekayaan keluarga,” balas Yanuar.

“Aku ikut kemauan mama saja. Jika menurut mama itu yang terbaik untuk aku,” kata Wahyu.

“Bagus. Besok kamu harus bangun pagi. Jam tujuh kita harus sudah berangkat,” ujar Yanuar dengan suara tegas agar anak sulungnya tidak bisa membantah.

Makan malam pun selesai. Mereka bertiga lekas menuju ke kamar masing-masing, tetapi tidak dengan Yanuar. Meskipun keluarganya kaya dengan harta melimpah, tetapi Yanuar tidak menyewa seorang pembantu.

Dia memutuskan untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Memang, Yanuar adalah seorang wanita tangguh yang bisa membagi waktu antara menjadi wakil perusahaan dengan statusnya sebagai ibu rumah tangga.

Semua pekerjaannya dalam membereskan meja makan sudah selesai tepat seiring dengan semakin larutnya malam. Yanuar memutuskan untuk beristirahat di dalam kamarnya sebab besok pagi dia harus mengantar anak sulungnya ke perusahaan milik keluarga.

Beberapa jam berlalu. Sorot sinar matahari sudah semakin naik. Yanuar pun terbangun karena suara berisik dari dapur. Dia mengeluh kesakitan di bagian kepala karena bangunnya pagi ini sedikit dipaksa.

Yanuar sangat merasa terganggu dengan kebisingan yang berasal di dapur rumahnya, lantas saja wanita dengan usia di atas 50 tahun itu menuju ke dapur. Emosinya memuncak ketika menyaksikan anak sulungnya bertengkar dengan si bungsu karena makanan.

“Grey, Wahyu! Kalian pagi-pagi begini sudah meributkan hal yang sepele. Masalah makanan saja sampai bikin gaduh begitu. Bisa tidak sih kalian itu melakukan hal yang benar sedikit,” ujar Yanuar dengan suara meninggi.

Yanuar semakin kesal manakala anak-anaknya tidak mengindahkan perkataannya. Berasa tidak didengarkan, Yanuar pun menghampiri kedua anaknya dan menjewer telinga anak-anaknya agar jera.

“Ampun, Ma. Sakit!” keluh Wahyu.

“Kamu juga, Wahyu. Sebagai anak pertama, seharusnya kamu bisa mengalah sama adikmu. Malu sama usiamu yang sudah besar, tetapi kelakuan masih seperti bocah,” ujar Yanuar.

Yanuar melepaskan jewerannya di telinga kedua anaknya. Tatapan mata Yanuar yang masih kesal memandang ke anak sulungnya. Dengan wajah yang kehabisan rasa sabar, Yanuar memukul pelan punggung Wahyu.

“Kamu siap-siap sana. Nanti kita akan berangkat ke perusahaan,” kata Yanuar.

Wahyu pun menuruti perkataan mamanya. Dia lekas menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan Yanuar, memutuskan untuk memasakkan si bungsu makanan pagi ini. Usai menyiapkan makanan, Yanuar pergi mempersiapkan dirinya.

Keduanya telah siap. Yanuar dan Wahyu memasuki mobil mereka. Pintu mobil pun digeser, kemudian tertutup secara otomatis. Wahyu mengemudikan mobil menuju perusahaan Jahitan Anarta yang berada di Jalan Kura Nomor 35.

Sekitar dua kilometer lagi, mereka sampai. Wahyu membukakan pintu untuk mamanya, Yanuar pun lekas turun dan menggandeng anak sulungnya menuju ke dalam perusahaan.

Setibanya di dalam perusahaan, Yanuar dan Wahyu lekas menuju ke ruang pimpinan. Di dalam, Yanuar memberikan tiga berkas kepada anak sulungnya. Setelah menerima beberapa berkas dari mamanya, Wahyu membaca dan menandatanganinya.

Dia sepakat untuk menjadi pemimpin perusahaan keluarga mulai detik ini. Yanuar melihat kepada wajah Wahyu yang tampak biasa-biasa saja. Anak sulungnya satu itu terlihat seperti tidak ada tekanan untuk menandatangani perjanjian menjadi pimpinan perusahaan.

“Sepertinya kamu sudah siap. Ayo ikut mama ke pangkal koridor utama. Di sana biasanya para karyawan berkumpul. Pagi ini saat yang bagus untuk memperkenalkanmu kepada mereka,” ujar Yanuar.

Wahyu lekas berdiri dan mengikuti langkah mamanya menuju pangkal koridor utama. Benar kata mamanya, di pangkal koridor utama perusahaan banyak sekali karyawan yang berkumpul. Mereka seperti sedang menunggu giliran mengisi presensi mereka.

“Maaf mengganggu waktunya sebentar. Hari ini saya mau perkenalkan putra sulung saya, Wahyu Dwi Anarta. Kemarin kami sebagai keluarga utama sepakat untuk menunjuknya sebagai pemimpin baru di perusahaan ini. Apalagi mengingat jika Bapak Yuarta telah menginjak usia senja,” kata Yanuar.

Yanuar berbicara demikian sambil mengedarkan pandangannya kepada seluruh karyawannya. Dengan senyum yang menghiasi bibir merahnya, Yanuar masih percaya diri untuk melanjutkan perkataannya.

“Sudah sepantasnya jika Bapak Yuarta selaku pimpinan perusahaan turun. Beliau sudah memasuki masa pensiun dan berhak untuk digantikan oleh anak sulungnya. Apakah dari kalian ada yang keberatan jika anak saya Wahyu menjadi pimpinan baru di perusahaan ini?” tanya Yanuar.

Ada jeda sunyi beberapa menit dari selesainya Yanuar melontarkan pertanyaan. Seluruh karyawannya memandang satu sama lain, seolah mempertimbangkan pendapat. Beberapa di antaranya berkasak-kusuk membicarakan sosok diri Wahyu.

Meskipun begitu, mereka tidak terlihat keberatan jika Wahyu menggantikan posisi papanya sebagai pimpinan di perusahaan jahit ini. Yanuar menangkap sinyal positif dari wajah mereka, sebagai wakil perusahaan, Yanuar pun lekas mempertanyakan kepastian pendapat dari para karyawannya.

“Ada yang keberatan? Saya butuh persetujuan dari kalian. Pendapat kalian sangat berarti untuk kemajuan perusahaan ini,” kata Yanuar.

Sontak para karyawan yang bekerja di perusahaan jahit milik Anarta itupun menggeleng. Dari wajah, sepertinya mereka tidak ada yang menolak jika Wahyu menjadi pimpinan baru. Detik itu juga, Wahyu sebagai anak sulung dari Yanuar dan Yuarta ditunjuk menjadi pimpinan baru di perusahaan jahit milik keluarganya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
60 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status