Kembali lagi pada mansion keluarga Mr. Alvons yang sedang kacau karena melihat Rose yang mulai tidak sadarkan diri didalam rengkuhan Mr. Rodrigoz yang memamerkan senyum kemenangannya. "Kau lihat aku selalu saja menang dari mu Alvons! Sekarang tarik seluruh pasukanmu dan biarkan aku membawa Rose untuk dinikahkan dengan anakku". Kata Mr. Rodrigoz sambil melihat anaknya yang sudah berjalan pelan ke arahnya. Aksa tanpa perasaan menembak Jafson dikepalanya dan membuat darah menyembur keluar dari kepala Jafson dan Jafson terjatuh dan meninggal di tempat. "Apa yang kau lakukan sialan?!!!". Teriak Mr. Rodrigoz marah karena melihat anak semata wayangnya mati didepan matanya karena tembakan Aksa yang tepat sasaran bahkan semua orang yang ada disana tercengang melihat perbuatan Aksa yang sangat berani. Aksa bahkan menembak Jafson tanpa menatap ke arah Jafson karena tatapannya terkunci pada Rose yang sudah tak sadarkan diri dengan darah yang terus merembes keluar dari pinggangnya. Aksa meneba
Sebulan telah berlalu semenjak semua kejadian buruk terjadi dan sekarang Ruby sedang melewati masa pengobatannya bersama psikiater dengan dukungan Kendrick dan juga Elvia. Perut Elvia juga sudah mulai terbentuk karena kehamilannya. “Apakah kau sudah selesai sayang?”. Kata Kendrick sambil melihat Elvia yang menggunakan gaun berwarna putih dengan merek ternama yang hanya dijual beberapa didunia.Elvia memakai dress selutut yang dimana bertali spageti sehingga menunjukan bahu mulusnya. Rambut Elvia juga di ikat menjadi setengah dengan pita putih yang besar. “Bagaimana pendapatmu?”. Elvia melangkah dengan anggun ke arah Kendrick. “Kau selalu terlihat cantik di mataku sayang tetapi kau lebih cantik lagi jika tidak menggunakan apapun”. Elvia mendengus dan memukul pundak Kendrick dan hal itu membuat Kendrick tertawa. “Aku hanya berkata jujur sayang”. Elvia melangkah meninggalkan Kendrick dan Kendrick yang memilih gaun tersebut untuk Elvia dan gaun tersebut tidak mencetak tubuh Elvia karen
Kendrick menggerutu dalam hatinya ketika melihat Asher baru saja meninggalkan tempat yang dimana istri tercintanya duduk. Kendrick melangkah dengan cepat setelah mengambilkan makanan untuk Elvia. “Kenapa dia datang kemari?”. Kendrick mengeluarkan suara yang datar tetapi tidak membuat Elvia takut tetapi malah tersenyum menggoda. “Apakah kau baru saja cemburu honey?”. Kendrick mengangguk dengan polosnya. “Dia cuman berpamitan padaku karena dia akan meninggalkan negara ini”. Kata Elvia setelah selesai menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. “Kenapa juga dia harus berpamitan padamu?! Padahal kau bukan tidak memiliki hubungan dengannya”. Kata Kendrick menggerutu tetapi tetap menyuapkan salad buah kedalam mulut Elvia. Semenjak Elvia hamil Kendrick selalu menjadi kaki tangan Elvia dan Elvia juga semakin manja kepada Kendrick. Kendrick bahkan selalu menyempatkan diri untuk pulang ke mansion karena Elvia tidak akan makan tanpa dirinya. Entahlah Elvia merasa makanan yang dimakannya jau
Elvia sedang duduk bersama Kendrick di taman dan melihat anak gadis mereka yang sedang menanam bunga bersama para maid. Tangan Kendrick sedari tadi tidak berhenti mengelus perut Elvia yang sudah sangat besar dan dokter berkata bahwa Elvia akan melahirkan beberapa hari lagi. Usia kandungan Elvia sudah sembilan bulan dan Kendrick bekerja dari rumah karena tidak ingin meninggalkan Elvia sedetik pun. Kendrick ingin menebus masa-masa dimana Elvia sendirian ketika hamil Ruby. “Dia sangat aktif didalam sana”. Kata Kendrick sambil tersenyum hangat ketika merasa tendangan dari anaknya. Elvia tersenyum walaupun ringisan keluar dari bibirnya. Anak yang ada didalam kandungan Elvia selalu merespon dengan baik ketika Kendrick mengajaknya berbicara dan menyentuh perut buncit Elvia. “Ken aku ingin makan buah lagi”. Kata Elvia. Kendrick tanpa kata bangun dari duduknya dan mengambilkan buah untuk Elvia dan ketika Kendrick berjalan menjauh Elvia merasa perutnya sangat sakit dan jantung Elvia berdegup
“Permisi Nona pesawat ini akan segera mendarat dalam lima belas menit”. Kata Aksa Arion Rezvan dan Elvia hanya mengangguk mendengar perkataan assistennya itu. Pesawat akhirnya mendarat dengan sempurna di Bandara Internasional John F. Kennedy dan Elvia menghirup dalam-dalam aroma kota New York karena Elvia sejujurnya merindukan kota tempat dimana ia dilahirkan. Elvia Hosanna Evangelina Johnson yang kerap kali di sapa El Seorang wanita cantik yang memiliki pahatan indah di wajahnya, memiliki bulu mata yang lentik dan bibir yang ranum yang dilapisi make up tipis serta memiliki rambut panjang berwarna cokelat. Elvia menuruni tangga pesawat dengan dagu yang terangkat penuh sambil memandang pria-pria berseragam yang berkisaran sepuluh orang dan mereka menunduk ketika Elvia melewati mereka. Selama perjalanan Elvia hanya memandangi indahnya kota New York yang menyimpan banyak kenangan di masa mudanya. Kenangan yang sungguh menyakitkan sehingga membuat Elvia melarikan diri dari kota tersebu
Elvia tidak tahu mengapa Kendrick berada di ruangan yang sama dengannya dalam hati Elvia bertanya-tanya apakah Kendrick merupakan salah satu investor dalam proyeknya saat ini. Aksa bingung dengan Nonanya saat ini karena Elvia tidak pernah berperilaku seperti ini. Aksa tidak mempunyai pilihan lain selain menepuk pundak Elvia untuk kedua kalinya. “Apakah anda tidak ingin menyampaikan salam pembuka?”. Kata Aksa dan Elvia mengepalkan kedua tangannya dan mencoba untuk menyingkirkan masalah pribadi dan masalah kantor. “Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia hadir dalam rapat ini tentang pembangunan hotel di Sumba Timur-Indonesia”. Kata Elvia tanpa nada gugup sekalipun. Elvia menghiraukan tatapan Kendrick yang sedari tadi menghunusnya dan Elvia sebisa mungkin tidak melihat kea rah Kendrick. “Sebelum rapat dimulai saya ingin memperkenalkan anda dengan CEO dari Sylvester Company dan perusahaan mereka adalah investor terbesar saat ini untuk proyek kita”. Kata Aksa dengan penuh wibawa “
Aksa masuk ke dalam ruangan dan memandangi Elvia yang sedang berkutat dengan kertas-kertas tetapi pemandangan ini lebih baik dibandingkan Elvia harus bersedih seperti tadi. “Kau akan cepat tua jika dahimu mengerut seperti itu”. Elvia pun terlonjak karena kaget mendengar suara Aksa. “Apakah kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?”. Aksa mendengus dan melangkah ke arah Elvia. “Aku sudah mengetuknya berulang tadi tapi kau sangat sibuk dengan pekerjaan mu”. Kata Aksa. Elvia menghiraukan perkataan Aksa dan kembali menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas yang ada di atas meja. Aksa melangkah dengan cepat dan mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Elvia dan membuat Elvia kebingungan. “Apa yang kau lakukan?”. Kata Elvia bingung. “Apakah kau tidak ingin pulang? Ini sudah pukul sepuluh malam”. Mata Elvia membulat dan memandang jam yang sudah menunjukkan angka sepuluh. “Aku tidak tahu kalau sudah pukul sepuluh malam”. Kata Elvia bergumam dan hanya pasrah saja ketika Aksa menarik ta
Kendrick bangun dengan kepala yang terasa pening karena semalam Kendrick menghabiskan waktunya untuk meminum alkohol di salah satu club miliknya untuk melampiaskan kemarahannya karena kedekatan Aksa dan Elvia. Kendrick memijit kepalanya yang sangat sakit dan Kendrick melihat kalau jam sudah menujukkan pukul setengah delapan pagi. Kendrick bergegas untuk bersiap ke kantor karena ada meeting penting hari ini bersama beberapa kolega bisnisnya terkait dengan pembangunan hotel di Labuan Bajo dan artinya hari ini Kendrick akan bertemu dengan Elvia. Kendrick melebarkan senyumannya dan merasa lebih semangat hari ini. “Selamat pagi tuan, kau terlihat lebih bersemangat hari ini”. Kata Noah Matthew Benedict yang merupakan sekertaris dari Kendrick dan Noah juga merupakan teman dekat dari Kendrick dari jaman mereka masih kuliah. “Apakah jadwal ku hari ini padat?”. Kata Kendrick sambil memakai jasnya yang berwarna hitam. Noah pun membuka tabletnya dan melihat jadwal Kendrick dan membacakan keselur