“Permisi Nona pesawat ini akan segera mendarat dalam lima belas menit”. Kata Aksa Arion Rezvan dan Elvia hanya mengangguk mendengar perkataan assistennya itu. Pesawat akhirnya mendarat dengan sempurna di Bandara Internasional John F. Kennedy dan Elvia menghirup dalam-dalam aroma kota New York karena Elvia sejujurnya merindukan kota tempat dimana ia dilahirkan.
Elvia Hosanna Evangelina Johnson yang kerap kali di sapa El Seorang wanita cantik yang memiliki pahatan indah di wajahnya, memiliki bulu mata yang lentik dan bibir yang ranum yang dilapisi make up tipis serta memiliki rambut panjang berwarna cokelat.
Elvia menuruni tangga pesawat dengan dagu yang terangkat penuh sambil memandang pria-pria berseragam yang berkisaran sepuluh orang dan mereka menunduk ketika Elvia melewati mereka. Selama perjalanan Elvia hanya memandangi indahnya kota New York yang menyimpan banyak kenangan di masa mudanya.
Kenangan yang sungguh menyakitkan sehingga membuat Elvia melarikan diri dari kota tersebut. Elvia seujurnya sangat takut untuk kembali ke kota ini karena Elvia takut akan bertemu dengan mantannya Kendrick Xavier Dominic Sylvester.
“Kita akan menuju ke kantor Nona karena rapat akan dimulai pukul satu siang”. Kata Aksa sambil memandang wajah Elvia yang sedang memikirkan hal lain. “Baiklah aku mengerti tetapi disaat kita berdua saja tolong jangan menggunakan bahasa formal kepada ku”. Aksa tertawa mendengar perkataan Elvia. “Baiklah adik manis”. Kata Aksa sambil mencubit pipi Elvia dan membuat Elvia mendengus.
Elvia sangat dekat dengan assistennya itu, Aksa selalu menemani Elvia di titik terendah hidup Elvia dan ketika Elvia mengandung Aksa yang selalu memberikan apapun ketika ia minta. Aksa Arion Rezvan memiliki paras yang menawan, tubuhnya yang atletis, kulit yang berwarna kecokelatan serta mata cokelat yang tajam. Aksa selalu berusaha melindungi Elvia karena dia sudah menganggap Elvia sebagai adiknya sendiri.
Setelahnya Elvia hanya terdiam dan memandangi jalan kota New York yang sangat padat.“Apa yang sedang kau pikirkan El?”. Kata Aksa karena melihat raut wajah Elvia yang melamun. “Aku hanya takut bertemu dengannya di kota ini”. Elvia mengungkapkan kecemasannya sambil memandang Aksa dengan tatapan sedihnya. “Percayalah semuanya akan baik-baik saja dan aku akan melindungi mu”. Elvia merasa sedikit lega mendengar penuturan Aksa.
“Apakah kau ingin makan sesuatu? Aku bisa meminta sopir untuk berhenti di restoran terdekat karena kita masih punya waktu”. Elvia menggelengkan kepalanya karena sejujurnya tadi Elvia sudah makan ketika berada di dalam pesawat. “Aku tidak lapar”. Aksa menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Elvia menyibukkan dirinya dengan tabletnya untuk menghalau ingatan yang membutanya sakit hati dengan mengecek kembali tentang proyek pembangunan hotel di salah satu tempat yang ada di Indonesia yang bernama Labuan Bajo. Elvia mengusulkan untuk membangun salah satu hotel di Asia khususnya Indonesia karena wilayah Indonesia adalah negara yang sangat indah dengan segala penduduknya yang ramah. “Kita sudah sampai Nona”. Elvia menghela napasnya sebentar dan memakai kaca mata hitam dan turun dari mobil setelah pintunya dibukakan oleh salah satu bodyguardnya.
Bunyi ketukan heels menggema ketia Elvia berjalan dan Elvia berjalan paling depan diikuti oleh beberapa dewan direksi dari Jhonson Company. Banyak orang menundukkan kepala mereka ketika Elvia melewati mereka dan Elvia hanya menganggukkan kepalanya. “Rapat akan dimulai dalam lima belas menit lagi nona”.Kata Aksa dengan formal karena mereka sudah berada dilingkungan pekerjaan. “Baiklah”. Sahut Elvia.
Sedangkan di tempat lain seorang pria dengan tubuh yang atletis, rahang yang tegas,mata yang berwarna biru laut yang sangat indah, hidung yang mancung serta perawakannya yang dingin sedang membaca dokumen di ruangan kerjanya dengan serius bahkan kacamata yang bertengger manis di hidungnya semakin menambah kesan tampan dalam diri Kendrick Xavier Dominic Sylvester.
Kendrick Xavier Dominic Sylvester seorang pewaris tunggal dari salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan restoran. Kendrick sekarang memimpin perusahaan tersebut karena daddynya sudah pension sejak dua tahun yang lalu dan pada saat Kendrick di angkat menjadi CEO Kendric baru berumur dua puluh lima tahun.
Pria berumur dua puluh tujuh tahun itu sangatlah cerdas dan digilai para wanita-wanita karena ketampannya walaupun dia sudah memiliki tunangan tetapi tidak membuat para wanita tersebut menyerah untuk mendapatkan hati pria dingin itu. Kendrick sedang membaca file-file tentang perjanjian kerja samanya dengan perusahaan Jhonson Company. Kendrick menghembuskan nafasnya ketika mengetahui kalau hotel yang akan mereka dirikan terletak di Indonesia. Kendrick jadi merindukan gadisnya karena gadisnya pun memiliki keturunan Indonesia.
Kendrick melonggarkan dasi di lehernya dan bersandar di kursi kebesarannya dan sesekali Kendrick memijat pangkal hidungnya. Kendrick bangkit dari kursi kebesarannya dan melangkah ke arah kaca yang menampilkan kendaraan yang berlalu lalang. Bayangan Elvia menari-nari di kepalanya dan ingatannya terlempat dimana dia dan Elvia saling memadu kasih. Elvia adalah sosok wanita yang berhasil membuat Kendrick merasakan apa arti cinta dan Elvia berhasil mewarnai kehidupannya yang monoton.
Kendrick sangat menyesali perbuatannya sehingga menyebabkan Elvia meninggalkan dirinya. Kendrick sudah berjanji untuk tidak merenggut kehormatan Elvia sebelum mereka menikah tetapi malam itu seseorang menjebaknya dengan memberikan obat perangsang, padahal Elvia hanya ingin menjemput Kendrick karena Kendrick menelponnya dan meracau tidak jelas.
“Apakah kau baik-baik saja El? Aku sungguh merindukan mu”. Kata Kendrick bahkan tatapannya terlihat sendu. Elvia telah meninggalkan Kendrick selama empat tahun dan membuat hari-hari yang dijalani kendrick terasa sangat suram. “Aku berharap kita bisa bertemu kembali dan aku tidak akan melepaskan mu sedetik pun”. Kata Aksa bersungguh-sungguh.
Kendrick mengangkat tangannya untuk melihat jam yang melingkar ditangannya dan Kendrick harus pergi ke Jhonson company untuk melakukan rapat tentang pembangunan hotel di Indonesia. Setelah sampai di lantai satu semua pegawai menundukkan kepalanya ketika Kendrick lewat walaupun ada beberapa wanita yang memandangnya dengan tatapan genit.
Salah satu bodyguard membukakan pintu untuk Kendrick dan akhirnya mobil melaju meninggalkan perusahaan milik Kendrick. Setelah beberapa saat Kendrick tiba di depan Jhonson company dan supir membuka pintu untuk Kendrick dan Kendrick masuk ke dalam perusahaan tersebut dengan tatapan yang dingin walaupun sekaraang Kendrick menjadi pusat perhatian.
Kendrick masuk ke dalam ruangan yang terkesan mewah dan elegan. Orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut pun bangun dan menundukkan kepala mereka ketika Kendrick masuk apalagi Kendrick adalah CEO dari Sylvester Company.
Tak lama kemudian pintu kembali di buka oleh Aksa dan mempersilahkan Elvia untuk masuk kedalam. Banyak orang terpukau dengan kecantikan natural yang dimiliki oleh Elvia dan Elvia berjalan menuju kursi yang paling ujung karena proyek besar tersebut adalah milik Jhonson Company.
Kendrick masih saja sibuk berkutat dengan tabletnya yang menunjukkan garis-garis angka. “Good morning everyone”. Tubuh Kendrick membeku mendengar suara yang sudah lama dia rindukan. Tatapan Kendrick terpaku pada Elvia yang sedang berdiri sambil tersenyum tipis dan tak lama kemudian tatapan mereka berdua ketemu dan membuat senyuman Elvia luntur.
Aksa menyentuh bahu Elvia dan membuat Elvia tersadar dari keterpakuannya pada orang yang berasal dari masa lalunya. “Apakah Nona baik-baik saja?”. Elvia menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepalanya. Elvia rasanya ingin berlari keluar dari ruangan ini tetapi Elvia masih sadar bahwa tindakannya itu akan mencoreng nama baik perusahaannya.
Elvia tidak tahu mengapa Kendrick berada di ruangan yang sama dengannya dalam hati Elvia bertanya-tanya apakah Kendrick merupakan salah satu investor dalam proyeknya saat ini. Aksa bingung dengan Nonanya saat ini karena Elvia tidak pernah berperilaku seperti ini. Aksa tidak mempunyai pilihan lain selain menepuk pundak Elvia untuk kedua kalinya. “Apakah anda tidak ingin menyampaikan salam pembuka?”. Kata Aksa dan Elvia mengepalkan kedua tangannya dan mencoba untuk menyingkirkan masalah pribadi dan masalah kantor. “Terima kasih untuk kalian yang sudah bersedia hadir dalam rapat ini tentang pembangunan hotel di Sumba Timur-Indonesia”. Kata Elvia tanpa nada gugup sekalipun. Elvia menghiraukan tatapan Kendrick yang sedari tadi menghunusnya dan Elvia sebisa mungkin tidak melihat kea rah Kendrick. “Sebelum rapat dimulai saya ingin memperkenalkan anda dengan CEO dari Sylvester Company dan perusahaan mereka adalah investor terbesar saat ini untuk proyek kita”. Kata Aksa dengan penuh wibawa “
Aksa masuk ke dalam ruangan dan memandangi Elvia yang sedang berkutat dengan kertas-kertas tetapi pemandangan ini lebih baik dibandingkan Elvia harus bersedih seperti tadi. “Kau akan cepat tua jika dahimu mengerut seperti itu”. Elvia pun terlonjak karena kaget mendengar suara Aksa. “Apakah kau tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?”. Aksa mendengus dan melangkah ke arah Elvia. “Aku sudah mengetuknya berulang tadi tapi kau sangat sibuk dengan pekerjaan mu”. Kata Aksa. Elvia menghiraukan perkataan Aksa dan kembali menyibukkan dirinya dengan berkas-berkas yang ada di atas meja. Aksa melangkah dengan cepat dan mengambil kertas-kertas yang ada di tangan Elvia dan membuat Elvia kebingungan. “Apa yang kau lakukan?”. Kata Elvia bingung. “Apakah kau tidak ingin pulang? Ini sudah pukul sepuluh malam”. Mata Elvia membulat dan memandang jam yang sudah menunjukkan angka sepuluh. “Aku tidak tahu kalau sudah pukul sepuluh malam”. Kata Elvia bergumam dan hanya pasrah saja ketika Aksa menarik ta
Kendrick bangun dengan kepala yang terasa pening karena semalam Kendrick menghabiskan waktunya untuk meminum alkohol di salah satu club miliknya untuk melampiaskan kemarahannya karena kedekatan Aksa dan Elvia. Kendrick memijit kepalanya yang sangat sakit dan Kendrick melihat kalau jam sudah menujukkan pukul setengah delapan pagi. Kendrick bergegas untuk bersiap ke kantor karena ada meeting penting hari ini bersama beberapa kolega bisnisnya terkait dengan pembangunan hotel di Labuan Bajo dan artinya hari ini Kendrick akan bertemu dengan Elvia. Kendrick melebarkan senyumannya dan merasa lebih semangat hari ini. “Selamat pagi tuan, kau terlihat lebih bersemangat hari ini”. Kata Noah Matthew Benedict yang merupakan sekertaris dari Kendrick dan Noah juga merupakan teman dekat dari Kendrick dari jaman mereka masih kuliah. “Apakah jadwal ku hari ini padat?”. Kata Kendrick sambil memakai jasnya yang berwarna hitam. Noah pun membuka tabletnya dan melihat jadwal Kendrick dan membacakan keselur
Elvia berulang kali menghapus air mata yang jatuh tetapi tetap saja air matanya terus mengalir membasahi pipinya. “Kenapa air mata ini terus mengalir sih?”. Kata Elvia sambil seunggukan. Elvia sedang duduk di ruang kerjanya dan terus menangis ketika kembali dari perusahaan milik Kendrick. Elvia berulang kali menghembuskan napasnya untuk menetralkan rasa sesak didadanya. Elvia hanya tidak suka cara Kendrick yang memperlakukannya dengan kasar dan tindakan Kendrick yang seperti pria yang cemburu pada wanitanya padahal hubungan mereka telah kandas sejak empat tahun yang lalu. Elvia akhrinya masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang terlihat berantakan saat menangis. Elvia mencoba fokus pada berkas-berkas yang harus diperiksanya tetapi pandangannya jatuh kepada undangan yang ada dimejanya. “Apa ini?”. Ternyata undangan itu dari salah satu kolega bisnisnya dan acara yang diadakan besok malam. “Huft aku sungguh malas mengikuti acara seperti ini tetapi aku tidak mempunyai pili
Elvia sangat bersemagat untuk pergi ke bandara untuk menjemput Ruby anak kesayangannya walaupun tadi Elvia sempat merasa jengkel dengan respon Kendrick. "Mommy!!!". Senyum Elvia mengembang mendengar teriakan anak kesayangannya itu. Ruby melompat ke dalam pelukan Elvia sehingga badan Elvia sedikit terhuyung ke belakang. "Mommy sungguh merindukan mu gadis kecil". Elvia mengecup seluruh permukaan Ruby sehingga Ruby merasa sangat geli. "Mommy stop gelii". Ruby mencoba mendorong wajah Elvia dengan tangan mungilnya. "Dunia terasa milik berdua yah". Elvia tertawa mendengar perkataan Aksa dan maju memeluk tubuh Aksa. "Terima kasih sudah mau menjemput anak nakal ini". Ruby yang mendengar perkataan Elvia pun cemberut. "Aku tidak nakal mommy". Ruby mengerucutkan bibirnya ke depan. "Mommy cuman bercanda saja sayang". Mereka pun melangkah ke arah parkiran mobil dan Elvia mendudukan Ruby di car seat dan Aksa yang mengemudikan mobil. Di dalam mobil Elvia dan Ruby bercerita banyak hal dan sesekal
Elvia melangkah ke kamar Ruby dan melihat Ruby yang masih tidur pulas. Elvia membuka gorden sehingga cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar Ruby. "ayok bangun sweetheart, Mommy tidak ingin kau melewatkan jam sarapan mu". Ruby membelakangi Elvia sehingga Elvia menggelengkan kepalanya melihat putrinya. Ruby menutup seluruh tubuhnya dengan kain dan merengek kepada Elvia. "Mommy biarkan aku tidur lima menit lagi". Elvia sebenarnya tidak tega tetapi Elvia tidak ingin Ruby sakit nantinya. "Ayok bangun sekarang atau mommy potong jam nonton mu". Ruby langsung menyibakkan selimutnya dan menatap Elvia dengan pandangan berkaca-kaca. Ruby merentangkan tangannya sehingga Elvia menggendong Ruby dan membawanya ke kamar mandi. Elvia memandikan Ruby yang masih terlihat mengantuk sehingga membuat Elvia gemas sekali dengan tingkah Ruby. "Nah anak Mommy sudah cantik". Elvia mengepang rambut Ruby yang panjang sehingga membuat Ruby kelihatan manis hari ini. "Mommy aku mau di gendong lagi". Elvia
Kendrick baru selesai melakukan ritual mandinya dan Kendrick terlihat hot sekali dengan tetesan air yang turun dari rambutnya dan dada bidangnya yang mengkilat karena air. Kendrick hanya memakai celana pendek dan keluar dari kamarnya. “Apakah kau tidak punya uang sehingga setiap malam kau datang makan di rumah ku?”. Kata Kendrick sambil melihat Noah yang sedang makan dengan lahap bahkan Noah tidak menunggu Kendrick. “Aku malas makan sendirian dan lagipula kau tidak akan miskin karena telah memberi ku makan tiap hari”. Kata Noah dengan acuh tak acuh. Mereka berdua makan dalam keheningan karena Kendrick juga sedang malas berbicara. “Aku sudah mencari tahu tentang Ruby”. Kendrick menghentikan suapannya dan memandang penuh ke arah Noah. “Dia ternyata adalah anak Elvia dan aku sangat susah mendapatkan informasi tentang Ruby”. Jantung Kendrick berdetak dengan cepat. Noah memberikan tabletnya dan memberikannya pada Kendrick. “Dia berumur empat tahun”. Kendrick yakin sekali bahwa Ruby adal
Elvia melihat penampilannya di depan cermin yang menampilkan tubuhnya yang dibalut dress yang menjuntai sampai ke lantai dengan mode sabrina, terdapat juga potongan kain yang menunjukkan kaki jenjangnya ketika dia berjalan dan dressnya menunjukkan lekuk tubuhnya yang sempurna. “You look beautiful”. Elvia memuji dirinya sendiri ketika melihat penampilannya yang memukau. “Mommy terlihat sangat cantik”. Ruby tidak berhenti menatap Elvia yang terlihat cantik. “Ohh sayang ku kau membuat mommy tersipu”. Elvia mengecup pipi gembul anaknya.Setelah menemani Ruby minum susu Elvia berpamitan kepada Ruby dan meminta Ruby untuk tidur terlebih dahulu dan tidak usah menunggunya pulang. Elvia dan Aksa menjadi pusat perhatian ketika mereka masuk ke dalam ballroom hotel apalagi Elvia sekaraang menjadi perbincangan hangat karena selama ini mereka penasaran dengan sosok penerus keluarga Jhonson. Mereka terpukau melihat aura kencantikan yang menguar dari tubuh Elvia dan Elvia melangkah ke arah Mr. Pat