Home / Urban / Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua / Bab 5: Tak Sadar Tolong Calon Klien Kakap

Share

Bab 5: Tak Sadar Tolong Calon Klien Kakap

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-08-19 11:32:03

Rumah terasa sepi, ruang makan kosong, dan pintu kamar ibu mertua serta iparnya tertutup rapat, tanda belum bangun pagi.

Raymond hela nafas, ia bersyukur pikiran warasnya masih jalan, ia masih bisa menjaga attitudenya. Tidak nekad masuk ke kamar kakak ipar dan ibu mertuanya itu untuk tuntaskan godaan maha dahsyat yng terjadi kemarin, di tambah Rahma bikin hasratnya harus nambah daftar hari puasanya.

“Berangkat kerja Ray? Kenapa nggak bawa mobil,” tiba-tiba terdenger suara Tante Melly, kagetkan Raymond, saat dirinya akan starter motornya.

Sial atau malah keberuntungan…!

Raymond melongo melihat penampilan mami mertua tirinya yang masih pakai baju tidur transparan dan sama sekali tak mengenakan pakaian dalam!

Hal itu membuat bagian pribadinya tersingkap samar!

“I-iya Mi, aku ngantor, bawa motor saja, takut kejebak macet Mi,” sahut Raymond bikin alasan dan buru-buru pasang helmnya, karena tak sanggup melihat pemandangan yang menyambutnya di pagi hari yang mendung ini.

Lalu buru-buru ke keluar dari pagar rumah sambil mengangguk hormat ke Tante Melly.

“Kasian sekali si Ray ini, pasti tadi malam tidak bisa menyalurkan hasratnya, kelewatan juga si Rahma, sibuk ngejar karir, suami malah dibiarkan tersiksa,” batin Tante Melly, yang paham arti tatapan sekilas Raymond, sambil bilang hati-hati pada ‘menantunya’ ini.

Raymond beberapa kali hampir kepentok kendaraan lain, otaknya benar-benar sulit konsentrasi di jalan.

Pas di lampu merah, Raymond kaget motornya hampir terserempet sebuah motor yang menerobos tanpa etika.

“Sialan, mau cari mati loh,” umpatnya dalam hati menahan mangkel, tak mungkin dia bersuara keras, karena helmnya tertutup kaca plastik.

Namun setelahnya Raymond kaget bukan main, saat motor ini tiba-tiba memukul sebuah kaca mobil mewah, lalu secepat kilat mereka merampas tas yang ada di dalam mobil mewah tersebut.

Sia-sia teriakan minta tolong dari pemilik mobil ini. Semua pengendara malah takut melihat salah satu penjambret itu bawa senjata tajam.

Namun jiwa kesatria Raymond seketika bangkit, dengan nekat dia tancap gas dan mengejar motor penjambret sekaligus begal ini.

Brakkkk…tabrakan tak bisa di hindari karena jalanan memang lagi padat. Dua penjambret itu terjungkal ke aspal, senjata tajam terlepas dari tangan si jambret itu.

Ray tidak peduli motornya juga jatuh, dia pun ikut jumpalitan di aspal. Tapi tubuh kokohnya aman, karena dia pakai sarung tangan dan jaket. 

Raymond buru-buru bangkit dan menerjang salah satu penjambret yang mengambil tas di mobil tadi.

Bukk…arghhh! Si jambret kembali terjungkal di aspal, rekannya buru-buru bangun dan bukannya membantu, tapi menghidupkan lagi motornya.

Tak peduli rekannya yang terjungkal, dia kabur secepat-cepatnya.

Raymond membiarkan saja, sedangkan rekannya yang tadi terjungkal juga bangkit dan dengan langkah sempoyongan, ambil langkah seribu kemudian menghilang di kerumunan orang-orang di jalanan, sehingga dirinya selamat dari amukan warga.

Raymond ambil tas si pemilik mobil yang kacanya dipecahin tadi lalu mendekati si pemiliknya yang buru-buru keluar dari mobilnya, sambil lepas helmnya.

“Ini tasnya nyonya, silahkan periksa lagi,” kata Raymond lalu berbalik lagi meminggirkan motornya, aksinya tadi mengundang pujian pengendara lain, tapi ada juga yang menyayangkan dua penjambretnya bisa lolos.

“Makasih yaa, ini sekedar ganti perbaikan motor kamu?” wanita yang ternyata sangat cantik ini tiba-tiba sodorkan 20 lembar pecahan 100 ribuan buat Raymond.

“Makasih nyonyah, tak apa, motor saya hanya lecet dikit, permisi yaa,” Raymond langsung pasang lagi helmnya dan buru-buru pergi ke kantornya, takut telat. 

“Namaku Clara…!” wanita cantik ini buru-buru dekati Raymond di motornya sambil kenalkan diri.

Raymond buka kaca helmnya. “Aku Raymond, permisi Clara!” kata Raymond lagi dan tancap gas.

Raymond pun melupakan kejadian ini, karena dia harus buru-buru, agar tak telat metting pagi ini.

Tiba di kantor dan Raymond langsung di sambut tatapan sinis dari atasannya. Raymond telat 15 menitan, gara-gara insiden tak di sangka-sangka tadi.

Raymond duduk sambil beri hormat dan lepas jaketnya. “Maaf saya telat, tadi ada insiden di jalan raya,” cetus Raymond.

“Hmm…segala insiden yang dijadikan alasan, dengarkan semuanya, juga kamu Ray, tender kali ini adalah kesempatan terakhir kalian untuk bertahan di kantor cabang ini. Kalau hari ini sang klien kakap gagal di bujuk, 3 hari lagi kalian ambil pesangon dan kalian di pecat!” cetus Bingo, sang pimpinan cabang dengan bengis.

Siangnya, Raymond bersama dua orang staf pemasaran menuju ke sebuah kantor si klien kakap yang dikatakan pimpinan cabangnya berniat batalkan pemesanan mobilnya.

Cukup lama mereka menunggu, setelahnya seorang staf meminta keduanya masuk ke ruang sang CEO salah satu perusahaan taksi terbesar di Indonesia ini.

Raymond dan dua stafnya sampai keder melihat mewah dan AC-nya terasa dingin di ruangan kantor sang CEO ini, harum pula. Mereka dipersilahkan si stafnya duduk sofa tamu yang empuk.

Si CEO terlihat membelakangi mereka sambil menelpon seseorang, Raymond dan staf pemasaran ini sabar menunggu.

“Kalian yang dari dealer mobil cabang…ih kamu?” wanita ini kaget saat menatap Raymond, wajah cantiknya kontan ceria.

“I-ibu Clara…ya ibu kami dari dealer mobil cabang Fatmawati,” sahut Raymond yang juga surprise, tak menyangka sang CEO ini adalah Clara, yang tadi pagi di tolongnya dari begal yang menjambret tas mahalnya.

**

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 10: Mulai Kesal

    Kini Raymond duduk termangu di ruang kerja kecilnya, ucapan terakhir Clara membuatnya antara tak percaya dan bingung.Clara mengajaknya ke Jogjakarta, 2 mingguan lagi. Dengan alasan melihat langsung penyerahan mobil-mobil pesanannya ke perusahaannya yang ada di Jogja dan Semarang.Yang membuat Raymond termangu, tatapan ‘aneh’ Clara itulah yang membuatnya merasa ada sesuatu.“Ahh paling perasaanku saja,” batinnya, membantah tatapan ‘mesra’ Clara tadi. Sebagai pria yang tak pernah berselingkuh, Raymond tak pernah berpikir aneh-aneh.Apalagi Clara adalah klien kakap perusahaannya dan sebentar lagi dia akan dapat anuerah, yakni bonus besar dari perusahaanya.Kecantikan wanita pebisnis ini memang tak beda jauh dari Tante Melly dan Indri, tak selisih jauh pula dengan Rahma istrinya. Biarpun usia Clara sudah 30 tahun, tapi berkat perawatan mehong, Clara bak masih berusia 20 tahunan.Sebagai pria normal dan jarang dapat belaian dari istrinya, pikiran kotor Raymond pun mulai menari-nari di otak

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 9: CEO yang Kesepian

    Pukul 11.30 Raymond izin dengan Bingo sang Pincab, untuk bertemu klien.Entah kenapa kali ini Raymond tak beri tahu siapa klienya itu, Bingo sampai penasaran, tapi gengsi bertanya, lagian yang namanya klien, saat ini cabang mereka meminta semua pemasaran jemput bola.Dan ini masih dalam koridor pekerjaan..!Raymond sudah terbiasa keluar dan melobi langsung klien-kliennya, baik dengan sales lain, ataupun sendiri, sehingga Bingo tak mau perlihatkan jiwa keponya.Raymond langsung menuju ke restoran yang di boking Clara, seorang pelayan tunjukan ruangannya.Ternyata ini sebuah ruangan private dan Raymond lega, di sini boleh nge-rokok, masih ada waktu kurang dari 1 jam, sehingga dia tak bete menunggu kelamaan.“Mending aku yang menunggu, kalau dia yang menunggu bisa amsiong aku, kalau Bu Clara batalin kontrak jumbo, hancur karirku!” batin Raymond dan nikmati kopi panasnya dan cicipi buah segar yang di sediakan sang pelayan ini.Raymond lepas jaketnya dan dengan him di tubuhnya, badan kokohn

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 8: Lagi-lagi Hampir

    “Loh kok kok buru-buru ngantor, masih pagi lohh?” Tante Melly menegur Raymond yang pukul 6.30 sudah rapi dan harum.Tante Melly punya kebiasaan suka minum air putih kalau pagi dan dia ke dapur nyari air putih kesukaannya itu.Tak di sangka pagi ini bertemu Raymond yang sudah siap ke garasi samping untuk ambil motor matic bongsornya ke kantor.“Hindari macet saja Mi, maklumlah Jakarta,” sahut Raymond dan matanya sampai nyalang menatap gaun tidur Tante Melly yang transparan yang lagi-lagi menampilkan pemandangn aduhai.Matanya makin membulat, Tante Melly lagi-lagi tak kenakan beha dan CD di balik baju tidur warna krim-nya ini, gaun span-nya ini malah di atas lutut.Sehingga kaki jenjang si tante ini bikin kalamenjing Raymond naik turun, mana sore kemarin sudah sempat cicipi kacang kedelai Indri lagi, makin senewen dan konslet-lah otaknya di pagi ini.“Ehemm…matanya kemana,” tegur Tante Melly senyum nakal, nyadar sang ‘menantu’ tiri ini menjelajahi tubuh denok dan aduhainya ini.“Ahh…a-nu

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 7: Godaan Makin Menjadi-jadi

    “Indri…!” Raymond yang masih pakai handukan bergegas ke dapur dan dia kaget melihat wanita denok ini terjatuh di dapur sambil memegang kakinya.“Ray tolong bantu aku, tadi aku ke asyikan terima telpon, nggak tahu ada turunan,” keluh Indri sambil memegang tangan kokoh Raymond yang sigap menarik badannya.Walaupun tubuh Indri semok dan dikit gemoy, tanpa kesulitan Raymond bisa mengangkatnya dan membawanya ke sofa di ruangan tengah.Raymond lalu periksa kaki Indri yang meringis menahan sakit.“Sebentar ya ka Indri, aku mau ambil es, ini agaknya memar,” tanpa menunggu jawaban Indri, Raymond bergegas ke kulkas dan ambil es, lalu dia cari handuk kecil dan membungkusnya.Raymond pun kini terus memegang es ini sambi jongkok, sial baginya atau ini malah keberuntungan, karena posisinya jongkok, wajahnya persis berada di hadapan kedua paha milik Indri.Bahkan garis halus di antara pahanya ikut terlihat, karena celana yang dia pakai sangat pendek. Apalagi kedua paha Indri yang warnanya putih keku

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 6: Nasib Raymond Berubah

    Tiba-tiba Clara memanggil sekretarisnya yang tadi membawa Raymond dan dua staf pemasaran ke ruangan ini.“Agnes, panggil Anton dan Sony, bilang pada keduanya siapkan draf kontrak, kita akan beli 100 buah mobil dari dealer mobil ini dan kelak kita akan pesan 150 mobil lagi di tahap kedua,” ceplos Clara, hingga Raymond dan dua stafnya melongo dan saling pandang.Padahal Raymond sudah dapat info, Clara adalah klien yang terkenal sulit diajak kompromi dan orangnya saklak serta terkenal angkuh."Bu Clara seorang CEO perusahaan travel besar dan punya ego keras, kalian harus bujuk agar dia mau teken kontrak," itulah ucapan si Pincab ke Raymond, yang di ingat betul pria ini.Kini, betapa terkejutnya ia ketika menyadari klien ini adalah Clara dan wanita yang sama yang ia tolong beberapa jam sebelumnya.Bahkan belum juga Raymond mulai berbicara, tanpa basa-basi Clara langsung menerima tawaran sekaligus meng ACC dan memesan 100 buah mobil, ini di luar prediksinya.Sibuklah Raymond kini bersama d

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 5: Tak Sadar Tolong Calon Klien Kakap

    Rumah terasa sepi, ruang makan kosong, dan pintu kamar ibu mertua serta iparnya tertutup rapat, tanda belum bangun pagi.Raymond hela nafas, ia bersyukur pikiran warasnya masih jalan, ia masih bisa menjaga attitudenya. Tidak nekad masuk ke kamar kakak ipar dan ibu mertuanya itu untuk tuntaskan godaan maha dahsyat yng terjadi kemarin, di tambah Rahma bikin hasratnya harus nambah daftar hari puasanya.“Berangkat kerja Ray? Kenapa nggak bawa mobil,” tiba-tiba terdenger suara Tante Melly, kagetkan Raymond, saat dirinya akan starter motornya.Sial atau malah keberuntungan…!Raymond melongo melihat penampilan mami mertua tirinya yang masih pakai baju tidur transparan dan sama sekali tak mengenakan pakaian dalam!Hal itu membuat bagian pribadinya tersingkap samar!“I-iya Mi, aku ngantor, bawa motor saja, takut kejebak macet Mi,” sahut Raymond bikin alasan dan buru-buru pasang helmnya, karena tak sanggup melihat pemandangan yang menyambutnya di pagi hari yang mendung ini.Lalu buru-buru ke ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status