Sementara itu yang dibicarakan kini sedang berada di sebuah kota yang tampak sangat asri, masih terlihat keaslian alamnya. Dengan begitu banyaknya pohon pinus yang berderet deret di sepanjang jalan. Memang di kota ini ada hutan pinus yang sangat besar, itu membuat udara di kota ini tampak sangat bagus. Kota yang sangat menenangkan, tidak heran jika temannya merekomendasikan untuk mampir ke kota ini supaya bisa menghilangkan stress yang ia rasakan bertahun tahun.
Daren tampak duduk di sebuah tempat makan yang didominasi dengan kayu warna coklat yang diukir dengan sangat indah dan tampak mengkilap. Meskipun terlihat sederhana, namun terkesan mewan menurut pandangan Daren. Baginya ukiran yang berada di dalam rumah makan ini sangat rumit dan pastinya dilakukan oleh seorang ahli.
Sambil menikmati secangkir kopi Daren melihat jalanan yang ada di depannya, beruntungnya ia duduk di tempat yang sangat pas. Ia bisa melihat banyaknnya orang berlalu lalang melakukan aktivitas masing masing.
‘ Bagaimana bisa tempat yang indah ini tidak ada satupun orang yang ingin membuatnya lebih modern, minimal dibuat mall atau tempat bermain untuk anak anak’ batin Daren jiwa bisnisnya kini meronta ronta melihat peluang yang ada di depan matanya.
Sejak memasuki kota ini, Daren belum melihat adanya Mall atau wahana yang bisa untuk bermain anak anak, dia sendiri merasa heran bagaimana caranya orang orang di sini hidup? Apakah seperti orang orang jaman dahulu? No internet, No Mall dll.
“ Sepertinya Tuan sangat menikmati tempat ini? apakah Tuan baru ke kota ini” ucap pelayan yang sejak tadi melihat Daren.
“ Oh, iya… habis tempatnya sangat indah mbak? Tapi kenapa di kota ini tidak ada Mall atau swalayan? Bahkan taman bermain anak anak juga tidak ada?” ucap Daren bertanya pada pelayan itu.
“ Di sini memang tidak ada Mall, tapi kita ada semacam supermarket yang menjual keperluan sehari hari, dan untuk anak anak biasanya main di lapangan” ucap pelayan sambil tersenyum.
Daren membayangkan, bagaimana orang orang di sini bisa hidup, apakah mereka tidak punya keinginan untuk membeli sesuatu yang mereka lihat di TV ataupun di internet.
“ Apakah orang orang di sini tidak punya keinginan untuk ke Mall atau semacamnya, apalagi anak anak jaman sekarang, pasti mereka punya idola yang muncul di TV dan mengikutinya. Bagaimana mereka bisa tahan di sini tanpa tempat hiburan dan semacamnya”
Pertanyaan Daren membuat pelayan itu tertawa dengan sangat renyah. “ Di sini kita tidak butuh Mall untuk bisa mewujudkan apa yang mereka impikan, mereka semua membuka tempat sendiri sendiri, misalkan toko pakaian, toko sepatu dan lain lain. Dan untuk anak anak main di sini juga ada, jika Kakaknya berjalan kearah Selatan akan melihat semua itu. di sana pusat segalanya, Cuma kalau dibandingkan dengan kota sebelah memang sangat lain Kak. Di sini bukan kota metropolitan yang sepertinya mau napas saja susah. di tempat ini memang masih sedikit tertinggal di bandingkan kota lain, namun dari kota ini banyak lahir orang orang pintar yang mereka kirim ke kota” jawab pelayan itu ramah.
Daren jadi ikut tertawa karena mendengar jawaban ibu itu, ia merutuki kebodohannya karena melontarkan pertanyaan aneh, sedangkan dia saja belum berkeliling kota ini. karena ketika sampai di bandara ia langsung ke penginapan yang temannya pesankan. Dan itu terletak tidak jauh dari rumah makan ini. yang di sekelilingnya pohon dan juga bukit bukit. Benar benar seperti pedesaan. Ia mengira kota ini memang seperti ini semuanya. Meskipun perasangkanya tidak salah, di tempat ini memang tidak ada mall atau tempat hibuan seperti di kota kota lain.
“ Maaf ya bu, habisnya aku sejak kemarin yang ku lihat hanyalah pohon pinus berderet deret di sepanjang jalan, aku tidak melihat bangunan tinggi. Jadi aku tidak berpikir jika masih ada tempat yang belum aku kunjungi” ucap Daren.
“ Tidak apa, tapi memang benar jika di sini kebanyakan pohon pinus, barat dari kota ini memang ada hutan pinus. Dan juga kota ini memang tidak ada bangunan tingkat tinggi, paling tinggi hanya tiga lantai, tidak boleh lebih dari itu” ucap ibu itu.
Daren hanya mangut mangut mendengarkan sambil sesekali menyeruput kopi yang sudah tidak hangat lagi, namun tiba tiba matanya dikejutkan oleh sosok yang sangat ia kenal sedang melintas mengunakan motor. Sedang di belakangnya ada tumpukan kardus yang diikat supaya tidak jatuh.
“ Ough itu…..” ucap Daren tertahan karena wanita yang dia lihat sudah beranjak pergi mengikuti jalan ke kiri.
“ Nah, jika kamu ingin makan kue kamu bisa datang ketempat wanita yang membawa motor lagi, dia seorang janda dengan anak anaknya yang masih kecil” ucap ibu tadi yang melihat arah mata Daren tadi yang berbinar saat melihat wanita cantik itu.
“ Oh dia janda, bukan gadis ya” ucap Daren sambil tersenyum. “ Bisakah ibu memberiku alamatnya, kebetulan aku sangat menyukai kue”
“ Kamu ikuti jalan ke kiri itu nanti di pertigaan kamu ambil jalan yang menanjak, rumahnya ada di bukit sana” ucapnya mempromosikan toko kue milik wanita tadi.
Petir menyambar langit malam, disertai dengan hujan yang turun dengan deras. Menguyur seluruh kota, kini kota menjadi sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. Semua orang sepertinya menikmati malam dengan bergelung selimut tebal. Wwooosh! Wooosh! Angin juga bertiup membawa hawa dingin yang menusuk ke dalam tulang. Aaarrrggghhh! Suara rintihan lirih terdengar disela sela badai malam ini, suaranya semakin jelas karena terbawa oleh angin. Aaarrrr!" Sean bangunlah.... Sean!" Ucap El sambil mengoyangkan tubuh suaminya. Namun sang suami tidak kunjung bangun, untuk itu El berusaha bangkit sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Dia tahu hari ini, bayi dalam kandungannya sudah akan keluar. El meraih ponselnya kemudian memanggil Daren, dia berharap Daren terjaga, tidak mematikan ponselnya. Dia tidak kuat meminta bantuan yang lainnya. " Daren tidak diangkat juga, pastinya dia juga sudah tidur, apalagi ini sudah jam dua dini hari, hujan pula kondisinya" gumam El sambil
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.