Share

Part 6

Author: Rz cha
last update Last Updated: 2023-07-18 16:24:47

Sean tengah berdiri di balkon kamarnya sambil memandang hamparan luas di bawah sana, dulu di tempat itu ditanami berbagai bunga yang selalu bermekaran, namun beberapa tahun terakhir ini bunga bunga itu tidak lagi terlihat hidup. Mungkin karena pemiliknya tidak kembali lagi makanya bunga bunga pun ikut mati.

“ Sudah lima tahun dia menghilang tanpa jejak sejak kejadian itu” ucapnya sambil menatap kosong hamparan depannya. Ia merasa kehilangan El yang sangat dicintainya karena kebodohan yang dia buat. Benar apa yang diinginkan oleh El dan juga Dareen dulu, jika dirinya akan hidup dalam penyesalan seumur hidupnya. Hingga kini Sean masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri, bagaimana dia bisa begitu bodoh memperlakukan El seperti sampah. Andai saja dulu dia tidak mengusir El malam itu, El tidak akan mengalami penghinaan itu. Andai saja ia mau memberikan kesempatan pada El untuk membuktikan jika itu bukan dia. Andai… dan andai yang kini memenuhi pikiranya selama lima tahun terakhir ini.

Tok! …. Tok….

Ketukan pintu samar samar terdengar, namun Sean enggan untuk membukanya, paling juga ibunya yang selalu bawel jika akhir pekan. Sudah hampir satu bulan ini Ibunya mendorongnya untuk dekat dengan wanita pilihan dia.

Sean sendiri memang tidak ada niat untuk menikah lagi, karena ia tidak akan menyakiti wanita lain, karena hatinya tidak bisa melupakan El mantan istrinya dan juga rasa bersalahnya, selalu menghantui dirinya setiap saat.

Ini seperti sebuah kutukan!

Tok.. Tok…

Brak!.... Brak!

Gedoran pintu semakin kencang, memuat Sean mendengus kesal, meski demikian ia tetap berjalan dan meraih gagang pintu dengan kasar.

“ Ma.. sudah ku bila……

“ Lama amat sih buka pintunya, mang lagi apa kau, bos” ucap Joe. Ternyata yang mengedor pintunya sahabat sekaligus asistennya.

“ Aish! Ternyata kau, lagipula kenapa sih datang datang tidak kasih kabar dulu. Kan aku bilang  kalau akhir pekan jangan datang atau membahas pekerjaan” omel Sean kemudian ia kembali kedalam kamarnya dan langsung duduk di sofa. Sudah beberapa bulan ini, Sean sudah tidak gila kerja seperti biasanya. Dalam satu minggu ia mengambil libur, meskipun hanya sekedar merenungkan hidup yang dia jalani.

“ Cepat tua kau, ngomel mulu udah kaya nenek nenek kehilangan kaca matanya saja. Nih coba lihat” ucap Joe ikut menjatuhkan tubuhnya di sofa samping tempat Sean duduk.

Sean menerima amplop yang diberikan oleh Joe, dan langsung melihat kumpulan foto yang membuatnya mengernyitkan dahinya.

“ Maksud kamu apa memberikan ini padaku? Yang ku cari buka Daren, ngapain kamu memberikan aku foto Daren” ucap Sean kemudian langsung melemparkannya keatas meja, Dadanya terlihat naik turun karena kesal, saat ia melihat foto Daren. Sejak saat itu sahabatnya itu juga tidak mau lagi berteman dengannya.

Selain itu, Sean merasakan iri dengan Daren yang bisa lengsung mempercayai El di bandingkan dirinya. Apakah cintaku tidak tulus seperti yang mereka katakan? Apakah aku sudah terlalu jahat?

“ Di lihat baik baik dulu bos, jangan asal marah saja. Bingung deh aku, kayanya sifat pemarahmu itu semakin meningkat” ucap Joe.

“ Terus apanya yang harus aku lihat, itu semua foto Daren, terus buat apa aku menyimpan foto dia yang membuat darahku semain naik” ucap Sean semakin kesal.

Benar apa yang Joe katakan jika emosinya tinggi, dulu jika ia tidak terlalu emosi saat Vio memberikan foto El yang ternyata paslu itu, semuanya pasti akan baik baik saja. Sean tidak bisa membaca semua kesaksian Vio hanyalah palsu belaka.

“ Hadeh!, ini foto dari lima tahun yang lalu, dan aku baru mendapatkan ini beberapa hari yang lalu, foto ini menunjukan jika Daren keluar dari kantor pengadilan. Dan dia yang mengambil surat milik El. dan setelahnya ini foto dia saat bersama El. setelah itu aku tidak menemukan jejak El sama sekali hingga sekarang. Bukankan ini sangat aneh, dan juga kita semua tahu Daren dan El sangat pandai dalam hal meretas dan menghapus semuanya” ucap Joe. Dan itu membuat Sean kini mampu berpikir dengan jernih. Ia benar benar bodoh, bukankah sudah  jelas sejak awal jika Daren sudah memberikan kesempatan saat itu untuk memaafkan El dan mencari tahu apa yang terjadi. Namun saat itu Sean masih marah dan terhasut oleh Vio ditambah lagi kedua orang tuanya juga lebih percaya dengan Vio selalu memprovokasinya.

“ Bukankah aku bodoh Joe, aku lebih mempercayai Vio yang hanya orang luar dibandingkan percaya dengan El dan Daren yang selalu ada di saat aku berada dalam kesusahan” ucap Sean dengan sedih.

Joe satu satunya sahabat yang masih tetap berdiri di sampingnya sejak kejadian itu, meskipun yang lain masih sering menyapanya, namun sudah berbeda apalagi Daren benar benar memutuskan persahabatan mereka. Bahkan Daren sudah memblokir nomornya.

“ Mungkin kita memang harus menjadi bodoh untuk tahu jika itu benar benar bodoh, supaya kamu juga bisa belajar bagaimana harus menyelesaikan masalah. Ingat Sean, kamu adalah pemimpin perusahaan yang pasti banyak musuh yang ingin menjatuhkan kamu. Kedepannya kamu harus lebih hati hati, jangan percaya dengan orang begitu saja. Bahkan sahabat bisa saja menusuk dari belakang. El terlalu baik, jadi dia tidak menyadarinya saat sahabatnya telah merencanakan sesuatu yang jahat sejak lama” ucap Joe. Yang sebenarnya dia tidak tega pada sahabatnya yang sangat terpuruk hingga sekarang.

Dia memang salah tapi, tidak juga harus menanggung penderitaan seperti ini, bahkan untuk membuka kembali hatinya saja, sepertinya sangat susah.

“ Entahlah Joe, aku sangat sulit untuk menghapus semua rasa salahku padanya, aku selalu mengingat video di mana dia dihakimi banyak orang. Aku melalukan itu pada istri yang sangat tulus mencintai aku, namun aku tidak sempat membalaskan apa yang di alami El pada wanita itu” ucap Sean penuh penyesalan.

“ Tapi sepertinya ada pengkianat diantara kita, aku sudah mencarinya sejak dulu. Tapi aku tidak ada bukti kuat yang membuktikan siapa pengkianat itu. Kita sudah menangkap Vio dan tiba tiba dia menghilang begitu saja, padahal penjagaan di tempat itu sangat ketat. Hanya orang orang kita yang mengetahui seluk beluk tempat itu. Dia tidak akan bisa keluar tanpa bantuan orang lain” ucap Joe.

“ Betul juga apa yang kamu katakan aku juga sudah curiga sejak awal, namun aku terlalu sibuk dengan mencari keberadaan El” ucap Sean.

“ Aku mendengar jika Daren semingggu lagi akan pulang, kamu bisa bertemu dengan dia dan tanyakan keberadaan El, pasti Daren tahu di mana El” ucap Joe.

“ Beri tahu aku jika dia sudah di kota ini, aku sendiri yang akan menemuinya. Aku juga akan meminta maaf” ucap Sean bertekad.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu hrs cari Vio sampe dpt karena perrmpuan itu hidup mu hancur juga pisah dgn istri dn anak2mu yg kmu blum tau bhw kmu punya anak kembar dr El .
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 394

    Xaquil masuk ke dalam mobil, di dalam sudah ada Daren yang duduk di kursi kemudi. " Paman kita mau kemana, menemui klien atau yang lain" ucap Xaquil begitu masuk ke dalam mobil. " Hum, kita ketemu orang, paman juga belum tahu bentukannya seperti apa. Ini hanya mengikuti apa kata Mama. Tapi hari ini kamu memanggil Paman Ayah jangan paman" ucap Daren langsung membuat Xaquil menoleh, lalu memincing pada pamannya. Xaquil terlihat sedang berpikir. Seolah olah bertanya apa yang terjadi pada Pamannya. " Terdengar sangat mencurigakan" gumam Xaquil, kemudian memasang seatbelt. Daren hanya tertawa renyah saat mendengar keponakannya mengerutu. Dia kemudian menjalankan mobilnya membelah kota. Hari libur, membuat jalanan terasa kosong. Biasanya sangat padat kini dia bisa melaju dengan bebas hambatan. Dan tidak beberapa lama akhirnya Daren menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe mewah yang ada di pusat kota. " Kita turun Boy" ucap Daren mengajak Xaquil turun, Xaquil hanyalah bisa patuh. Ap

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 393 Baby Ether

    Setelah kondisi membaik, El dan Baby nya di bawa pulang ke kediaman Hill. Kini bayi itu sedang anteng berada di pangkuan Tuan besar Hill. Bahkan Sean dan El tidak kebagian waktu untuk bersama anaknya. Para tetua yang menguasai bayi itu, entah dalam sehari sudah berapa kali pindah tangan. " Kak Xaquil, adik belum diberi nama lho? Kemarin adik sudah setuju jika kakak yang memberikan namanya" ucap Xhaqella membuntuti kakaknya yang hari ini berdandan rapi. " Kakak mau kemana, apakah aku boleh ikut" lanjut Xhaqella, penasaran setelah umur mereka tujuh tahun, kakaknya berubah semakin dingin dan dewasa. Tapi tetap sayang padanya. Xaquil menoleh pada adiknya, apakah adiknya sedang bermimpi. " Apakah adik bayi sudah bisa bicara?" Tanya Xaquil sambil tersenyum tipis. " Dia memberi kita tanda, cobalah kita dekati dan lihatlah langsung, adik kita seperti anak ajaib" ucap adiknya semakin heboh. Dia menuntun kakaknya menuju ruangan Bayi dan menghampiri kakek buyutnya. " Lihatlah adik bayi masih

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 392

    Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Seorang pria mengunakan jas putih, berdiri menghadap ke bukit. Dia masih ingat saat setiap sore seperti ini, orang yang dia panggil Mama sering duduk di sana dengan segudang penyesalan. Tapi dia bersyukur pemandangan itu tidak terlihat lagi olehnya di saat ini. " Kevin apa yang kamu lamunkan? Apakah kamu tidak bahagia?" Tanya Keenan sang adik yang kini mengikuti dirinya ke negara ini. " Tentu saja aku bahagia, hanya saja aku teringat Mama, setiap sore seperti ini dia selalu ada di bukit sana dengan sebuah penyesalan yang dalam. Dia meyesal telah kehilangan kamu dan Jaden saat itu, dia akan kembali bila malam menjelang, terkadang harus aku jemput. Aku hanya berharap Mama sudah sembuh" ucap Kevin, sebenarnya dia juga merindukan mamanya itu. Termasuk ibu dan ayah kandungnya. " Tente Erni sudah bahagia, barusan bos Joe mengirimi aku foto, Ibunya yang mengendong anaknya Tuan Sean dan Nyonya Elvaretta. Mereka meminta kita pulang ke sana. Apaka

  • Membawa Benih Sang Mantan    part 391

    El membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat ramai, dia tersenyum melihat keluarganya yang sedang berebut bayi. Dan sesekali terkekeh kecil melihat Sean di omelin dan di salahkan. Tidak jauh dari sana, dia melihat anak sulungnya masih tertidur dengan alas jaket. ' Ya Tuhan, anak aku kasihan sekali, pasti dia lelah. Maafkan Ibu Nak, karena selalu menyusahkan kamu terus' batin El dengan berkaca kaca. " El kamu kenapa, apakah kamu merasa tidak nyaman" ucap Aland, saat melihat cucu menantunya berkaca kaca. " Aku baik baik saja Opa, hanya saja Bolehkah minta tolong sama salah satu dari kalian, pindahkan Xaquil ke sini, aku ingin memeluknya" ucap El. " Sean paham apa yang dirasakan oleh El, dia kemudian mengangkat Xaquil dan meletakan di ranjang milik El. " Maafkan Ayah Ya Nak, maafkan Aku Sayang" lanjut Sean mencium kening Xaquil dan juga El. " Terima kasih El, kamu sudah berjuang, tapi kamu tenang saja, Biarkan Ibu yang mengurus anak kamu, supaya Ibu juga merasakan bagaiman

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 390

     Badai di luar mulai berhenti secara berlahan, tepat jam tiga dini hari  bersamaan terdengar suara teriakan dari dalam ruangan. " Paman kenapa di dalam ada suara teriakan kesakitan, apakah Ibu baik baik saja" ucap Xaquil, dia khawatir dengan keadaan ibunya. " Ternyata melahirkan anak ke dunia sangatlah menyakitkan. Untuk itu, cukup kali ini Ibu punya anak lagi, aku tidak mau punya adik lagi" lanjut Xaquil tegas." Itu karena Ayah kamu yang terlalu genit pada ibumu" ucap Daren dia keceplosan bicara, tidak seharusnya Xaquil mendengar hal seperti ini. " Setelah ini Ayah tidak boleh menguasai Ibu lagi, tadi saja kalau tidak aku siram dia tidak bangun, beruntungnya juga tadi aku merasa khawatir dengan ibu dan langsung berkunjung ke kamar ibu" ucap Xaquil dia memang anak yang sangat perhitungan. " Jadi tadi Ayahmu tidak tahu ibumu mau melahirkan" ucap Daren. Xaquil mengangguk dengan cepat. " aku yang menemukan ibu kesakitan di lantai, semen

  • Membawa Benih Sang Mantan    Part 389

    Petir menyambar langit malam, disertai dengan hujan yang turun dengan deras. Menguyur seluruh kota, kini kota menjadi sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. Semua orang sepertinya menikmati malam dengan bergelung selimut tebal. Wwooosh! Wooosh! Angin juga bertiup membawa hawa dingin yang menusuk ke dalam tulang. Aaarrrggghhh! Suara rintihan lirih terdengar disela sela badai malam ini, suaranya semakin jelas karena terbawa oleh angin. Aaarrrr!" Sean bangunlah.... Sean!" Ucap El sambil mengoyangkan tubuh suaminya. Namun sang suami tidak kunjung bangun, untuk itu El berusaha bangkit sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Dia tahu hari ini, bayi dalam kandungannya sudah akan keluar. El meraih ponselnya kemudian memanggil Daren, dia berharap Daren terjaga, tidak mematikan ponselnya. Dia tidak kuat meminta bantuan yang lainnya. " Daren tidak diangkat juga, pastinya dia juga sudah tidur, apalagi ini sudah jam dua dini hari, hujan pula kondisinya" gumam El sambil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status