Dunia Elvaretta Grane hancur saat suaminya menuduhnya berselingkuh dengan seorang pria yang tidak dia kenal. Tidak sampai disitu, El panggilan Elvaretta Grane harus menelan kepahitan saat semua tuduhan itu berasal dari mulut sahabat baiknya yang selalu menemaninya dalam suka dan duka. El tidak menyangkan akan mengalami kehidupan yang pahit seperti ini. Bahkan kedua mertuanya yang selama ini tampak begitu menyayanginya, kini ikut menyalahkan dirinya. Tidak ada satupun orang yang percaya padanya. Hidupnya semakin hancur saat malam itu juga Sean Hill sang suami menceraikan dirinya dengan mudahnya. Dengan linangan air mata, El memutuskan untuk pergi ketempat yang jauh dari masa lalunya dengan membawa benih yang ada dalam perutnya. Benih yang suaminya sendiri belum mengetahuinya, tadinya malam ini El ingin memberikan kejutan pada suaminya itu tentang kehamilannya. Namun ia harus menyimpan untuk dirinya sendiri. Bagaimana kehidupan El selanjutnya? dan apakah Sean bahagia setelah menceraikan istrinya yang sangat dia cintainya? ataukan ada penyesalan karena telah menceraikan dia?
View MorePrang!
Sebuah gelas melayang menabrak dinding di sebuah ruangan keluarga yang luas, terlihat tubuh tinggi nan dingin berdiri dengan tatapan tajam menatap seorang Wanita cantik yang sedang terbelalak mendapati gelas hampir mengenainya, kalau saja dia tidak menghindar dengan cepat.
“ Sean, kamu apa apaan sih, datang datang ngamuk seperti ini? Kamu berniat melukai aku? jika ada masalah sebaiknya bicara baik baik jangan jadikan aku sebagai pelampiasan” teriak seorang Wanita yang bernama Elvaretta Grane.
Ya, dia adalah istri dari Sean Hill CEO sekaligus pemegang terbesar di Hill Corporation, Sean dan El panggilan Elvaretta sudah resmi menikah selama dua tahun. Namun mereka berdua kenal sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Plak!
Sean melemparkan sebuah amplop tepat di muka El. “ Jelaskan itu padaku” ucap Sean mengintimidasi El yang masih bingung tidak tahu apa apa.
Pasalnya hubungan Sean dan El baik baik saja, bahkan tadi pagi masih baik. Selama ini mereka dijuluki pasangan harmonis sepanjang masa. Banyak anak anak muda yang menjadikan role mode karena kesetiaan mereka. Sean dan El sudah melalui banyak rintangan dalam hubungan. Mereka menjalin hubungan mulai kelas dua sekolah menengah pertama. Bahkan saat kedua orang tua El meninggal dan juga Keluarga Sean pernah bangkrut, mereka tetap harmonis saling support satu sama lain.
Dengan penasaran El langsung mengambil amplop itu dan membukanya namun saat melihat isinya ia terkejut. Pantas saja Sean mengamuk, karena dalam amplop itu berisi foto foto El bersama dengan seorang laki laki dengan sangat intim. Bahkan ada satu foto saat El memeluk pria itu dengan sangat erat.
“ Kamu bersikap begini hanya karena ini” ucap El kemudian ia melemparkan amplop itu kearah meja. El masih terlihat sangat santai.
“ Kamu bilang hanya! Kamu sudah bermain di belakangku bersama dengan pria ini namun kamu bilang 'hanya! Tidakkah kau pikir bagaimana hancurnya aku saat tahu kamu menghianati aku” ucap Sean dengan sengit.
“ Sean, apakah kamu pikir aku serendah itu yang dengan mudahnya bisa memeluk pria lain selain kamu? kamu meragukan cintaku padamu?” ucap El masih dengan tenang, meskipun ia juga ingin marah dengan fitnah keji yang menimpa dirinya.
Kemarahan tidak harus dibalas dengan kemarahan!
“ Jika kamu bukan jalang kenapa kamu bisa bermesra mesaraan dengan laki laki lain, yang bahkan dia tidak ada apa apanya dibandingkan aku. Apa kurangnya aku El, selama ini aku selalu ada untuk kamu ” Sean menatap sinis istrinya, ada rasa kecewa yang ia dia pancarkan.
“ Kamu telah berubah Sean, harusnya kamu menyelidikinya terlebih dahulu sebelum menuduhku seperti ini. Kamu punya banyak anak buah untuk menyelidiki semua ini” ucap El.
“ Seharian penuh aku mengabaikan pekerjaan kantor hanya untuk menyelidiki masalah ini, tapi aku tidak menemukan apapun. Ditambah saksi orang terdekat yang selama ini kamu suruh untuk bungkam” teriak Sean.
Kini El di buat semakin bingung, orang terdekat siapa yang telah membuat berita palsu seperti ini? Apakah ada musuh dalam selimut?
“ Orang terdekat siapa yang kamu maksud? Kamu tahu aku tidak pernah keluar tanpa pengawasan kamu?”
“ Tidak perlu berpura pura, El! semuanya sudah jelas, kamu benar benar Wanita licik, kamu gunakan kepintaran kamu untuk membodohi aku, beruntungnya masih ada orang baik yang memberitahukan semuanya padaku” ucap Sean dengan tajam menatap istrinya.
“ Sean, kamu benar benar sudah kehilangan akal, bahkan kamu tidak bisa melihat siapa yang licik sesungguhnya, aku tidak tahu siapa yang mengatakan omong kosong padamu. Tapi aku akan buktikan jika semua ini hanyalah fitnah” ucap El kini mulai terpancing emosinya. Selama ini ia tidak pernah melihat Sean mengeluarkan kata kata kasar padanya. Dia selalu percaya padanya tapi sekarang El seperti melihat orang lain di tubuh Sean.
“ Kamu memang benar benar selingkuh El, bahkan kamu mengancamku jika aku berani membuka mulutku, tapi aku sekarang sudah tidak mau melakukan itu lagi. Kamu sudah terlalu jahat pada Sean yang jelas jelas mencintai kamu, Sean meratukan kamu tapi apa balasan yang kamu berikan padanya. Kamu menghianati dia” sebuah suara masuk kedalam rumah dan itu langsung membuat El terkejut setengah mati.
El masih terpaku diam membisu melihat orang yang ada di depannya, ia sungguh tidak percaya dengan semua ini.
‘ Tidak mungkin! Ini pasti hanya prank kan? Ya, mereka pasti sedang mengerjaiku kan?’ batin El menolak untuk percaya, apalagi hari ini tepat ulang tahun pernikahannya yang kedua.
“ Kenapa diam? Kamu tidak bisa mengelak lagi kan?” ucap Sean kecut saat melihat raut terkejut di wajah El saat melihat Violeta masuk ke rumahnya bersama dengan kedua orang tuanya.
“ ini hanya prank kan?” ucap El sambil melihat Vio dan Sean bergantian. Ia hanya berharap ini ide konyol sahabatnya yang memang suka jahil padanya.
“ Apa kamu kira kita kurang kerjaan? Kamu benar benar tidak tahu di untung El, Sean selama ini sudah mengutamakan kamu di bandingkan saya, ibunya” ucap Ambar ibu dari Sean yang sejak tadi diam.
Lagi lagi El dibuat terkejut dengan semua ini, masih sulit untuk percaya, namun saat melihat kebencian yang ada di mata Sean, El sadar jika ini semua bukannya prank.
“ Vio apa salahku sama kamu, kenapa kamu lakukan semua itu padaku. Kamu tahu betul aku tidak pernah selingkuh, apa motifmu mengatakan kebohongan pada Sean” ucap El sambil menatap Vio sang sahabat yang selama ini selalu bersamanya.
“ Aku mengatakan semua yang aku tahu pada Sean, apakah aku salah El? Karena kamu sudah sangat keterlaluan. Dan juga aku lelah selama ini harus menutupi semua kebohongan kamu. Setiap hari aku dikejar rasa bersalah” ucap Vio dengan tenang.
“ Sean, kamu lebih mempercayai dia dibandingkan aku sebagai istri kamu, jika kamu lelah aku mengerti Sean, tapi mari kita bicarakan ini dengan baik baik dan….
“ Apa lagi yang musti dibicarakan baik baik? Semuanya sudah jelas, kamu memang Wanita jalang yang mengoda banyak laki laki diluar sana dengan tubuh kamu ini. Pantas saja kamu tidak hamil hamil itu karena kamu sengaja, Vio sudah mengatakan semua keburukan kamu jadi kamu sudah tidak perlu lagi membela diri” ucap Ambar dengn sengit.
“ Sean kamu laki laki baik, di luar sana masih banyak Wanita baik baik yang mau denganmu. Dari pada kamu berbagi lobang dengan laki laki lain yang kita tidak tahu apakah dia punya penyakit apa tidak.lebih baik kamu bersikap tegas” ucap Vio membuat Sean semakin membenci El.
“ Ha..ha..ha… sekarang aku tahu kenapa kamu mengatakan omong kosong sama suamiku, kamu menyukai Sean, kan?” tebak El pada Vio.
“ Tidak perlu menyalahkan orang lain hanya untuk menutupi kesalahanmu El, lebih baik kamu mengaku saja biar semuanya cepat selesai” ucap Marco ayah Sean ikut berbicara.
Vio tersenyum penuh kemenangan sambil melihat El yang kini semakin terpojok, karena semua orang menyalahkan dia.
“ Bahkan Papa juga percaya jika aku berselingkuh? Kalian semua sudah dibutakan oleh kebohongan yang Vio ucapkan. Jika aku selingkuh harusnya anak buah kamu mengetahuinya, Sean! bukankah selama ini kamu menaruh anak buah kamu untuk menjagaku”
Deg!
“ Jelas jelas kamu menyuruh ku untuk mengecoh anak buah Sean, El” timpal Vio saat melihat Sean mulai terpancing dengan kata kata El.
“ Hampir saja aku terbuai oleh kata kata kamu El, apa yang di katakana oleh Vio ada benarnya. Tidak mungkin kamu selingkuh terang terangan di depan anak buahku” ucap Sean sinis, kemudian ia berjalan mengambil satu amplop yang tadi dia taruh di atas meja.
“ Jalang sepertimu tidak pantas dipertahankan? Aku tidak sudi punya menantu sepertimu, bikin malu kaluarga saja” ucap Ambar sambil mendorong tubuh El hingga terjengkang.
Plek!
“ tanda tangani surat cerai ini” ucap Sean berdiri di depan El dengan arogannya.
Xaquil masuk ke dalam mobil, di dalam sudah ada Daren yang duduk di kursi kemudi. " Paman kita mau kemana, menemui klien atau yang lain" ucap Xaquil begitu masuk ke dalam mobil. " Hum, kita ketemu orang, paman juga belum tahu bentukannya seperti apa. Ini hanya mengikuti apa kata Mama. Tapi hari ini kamu memanggil Paman Ayah jangan paman" ucap Daren langsung membuat Xaquil menoleh, lalu memincing pada pamannya. Xaquil terlihat sedang berpikir. Seolah olah bertanya apa yang terjadi pada Pamannya. " Terdengar sangat mencurigakan" gumam Xaquil, kemudian memasang seatbelt. Daren hanya tertawa renyah saat mendengar keponakannya mengerutu. Dia kemudian menjalankan mobilnya membelah kota. Hari libur, membuat jalanan terasa kosong. Biasanya sangat padat kini dia bisa melaju dengan bebas hambatan. Dan tidak beberapa lama akhirnya Daren menghentikan mobilnya di depan sebuah cafe mewah yang ada di pusat kota. " Kita turun Boy" ucap Daren mengajak Xaquil turun, Xaquil hanyalah bisa patuh. Ap
Setelah kondisi membaik, El dan Baby nya di bawa pulang ke kediaman Hill. Kini bayi itu sedang anteng berada di pangkuan Tuan besar Hill. Bahkan Sean dan El tidak kebagian waktu untuk bersama anaknya. Para tetua yang menguasai bayi itu, entah dalam sehari sudah berapa kali pindah tangan. " Kak Xaquil, adik belum diberi nama lho? Kemarin adik sudah setuju jika kakak yang memberikan namanya" ucap Xhaqella membuntuti kakaknya yang hari ini berdandan rapi. " Kakak mau kemana, apakah aku boleh ikut" lanjut Xhaqella, penasaran setelah umur mereka tujuh tahun, kakaknya berubah semakin dingin dan dewasa. Tapi tetap sayang padanya. Xaquil menoleh pada adiknya, apakah adiknya sedang bermimpi. " Apakah adik bayi sudah bisa bicara?" Tanya Xaquil sambil tersenyum tipis. " Dia memberi kita tanda, cobalah kita dekati dan lihatlah langsung, adik kita seperti anak ajaib" ucap adiknya semakin heboh. Dia menuntun kakaknya menuju ruangan Bayi dan menghampiri kakek buyutnya. " Lihatlah adik bayi masih
Matahari sudah mulai condong ke arah barat. Seorang pria mengunakan jas putih, berdiri menghadap ke bukit. Dia masih ingat saat setiap sore seperti ini, orang yang dia panggil Mama sering duduk di sana dengan segudang penyesalan. Tapi dia bersyukur pemandangan itu tidak terlihat lagi olehnya di saat ini. " Kevin apa yang kamu lamunkan? Apakah kamu tidak bahagia?" Tanya Keenan sang adik yang kini mengikuti dirinya ke negara ini. " Tentu saja aku bahagia, hanya saja aku teringat Mama, setiap sore seperti ini dia selalu ada di bukit sana dengan sebuah penyesalan yang dalam. Dia meyesal telah kehilangan kamu dan Jaden saat itu, dia akan kembali bila malam menjelang, terkadang harus aku jemput. Aku hanya berharap Mama sudah sembuh" ucap Kevin, sebenarnya dia juga merindukan mamanya itu. Termasuk ibu dan ayah kandungnya. " Tente Erni sudah bahagia, barusan bos Joe mengirimi aku foto, Ibunya yang mengendong anaknya Tuan Sean dan Nyonya Elvaretta. Mereka meminta kita pulang ke sana. Apaka
El membuka matanya ketika mendengar suara yang sangat ramai, dia tersenyum melihat keluarganya yang sedang berebut bayi. Dan sesekali terkekeh kecil melihat Sean di omelin dan di salahkan. Tidak jauh dari sana, dia melihat anak sulungnya masih tertidur dengan alas jaket. ' Ya Tuhan, anak aku kasihan sekali, pasti dia lelah. Maafkan Ibu Nak, karena selalu menyusahkan kamu terus' batin El dengan berkaca kaca. " El kamu kenapa, apakah kamu merasa tidak nyaman" ucap Aland, saat melihat cucu menantunya berkaca kaca. " Aku baik baik saja Opa, hanya saja Bolehkah minta tolong sama salah satu dari kalian, pindahkan Xaquil ke sini, aku ingin memeluknya" ucap El. " Sean paham apa yang dirasakan oleh El, dia kemudian mengangkat Xaquil dan meletakan di ranjang milik El. " Maafkan Ayah Ya Nak, maafkan Aku Sayang" lanjut Sean mencium kening Xaquil dan juga El. " Terima kasih El, kamu sudah berjuang, tapi kamu tenang saja, Biarkan Ibu yang mengurus anak kamu, supaya Ibu juga merasakan bagaiman
Badai di luar mulai berhenti secara berlahan, tepat jam tiga dini hari bersamaan terdengar suara teriakan dari dalam ruangan. " Paman kenapa di dalam ada suara teriakan kesakitan, apakah Ibu baik baik saja" ucap Xaquil, dia khawatir dengan keadaan ibunya. " Ternyata melahirkan anak ke dunia sangatlah menyakitkan. Untuk itu, cukup kali ini Ibu punya anak lagi, aku tidak mau punya adik lagi" lanjut Xaquil tegas." Itu karena Ayah kamu yang terlalu genit pada ibumu" ucap Daren dia keceplosan bicara, tidak seharusnya Xaquil mendengar hal seperti ini. " Setelah ini Ayah tidak boleh menguasai Ibu lagi, tadi saja kalau tidak aku siram dia tidak bangun, beruntungnya juga tadi aku merasa khawatir dengan ibu dan langsung berkunjung ke kamar ibu" ucap Xaquil dia memang anak yang sangat perhitungan. " Jadi tadi Ayahmu tidak tahu ibumu mau melahirkan" ucap Daren. Xaquil mengangguk dengan cepat. " aku yang menemukan ibu kesakitan di lantai, semen
Petir menyambar langit malam, disertai dengan hujan yang turun dengan deras. Menguyur seluruh kota, kini kota menjadi sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang lagi. Semua orang sepertinya menikmati malam dengan bergelung selimut tebal. Wwooosh! Wooosh! Angin juga bertiup membawa hawa dingin yang menusuk ke dalam tulang. Aaarrrggghhh! Suara rintihan lirih terdengar disela sela badai malam ini, suaranya semakin jelas karena terbawa oleh angin. Aaarrrr!" Sean bangunlah.... Sean!" Ucap El sambil mengoyangkan tubuh suaminya. Namun sang suami tidak kunjung bangun, untuk itu El berusaha bangkit sambil memegangi perutnya yang sudah membesar. Dia tahu hari ini, bayi dalam kandungannya sudah akan keluar. El meraih ponselnya kemudian memanggil Daren, dia berharap Daren terjaga, tidak mematikan ponselnya. Dia tidak kuat meminta bantuan yang lainnya. " Daren tidak diangkat juga, pastinya dia juga sudah tidur, apalagi ini sudah jam dua dini hari, hujan pula kondisinya" gumam El sambil
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments