Home / Romansa / Membuatmu Menjadi Milikku / 102. Ayo Nikahi Aku Pangeran

Share

102. Ayo Nikahi Aku Pangeran

Author: CacaCici
last update Huling Na-update: 2025-07-21 23:40:31
"Yeiii … tim kami menang, Nindi," pekik Clara, begitu senang karena akhirnya tim 02 berhasil memenangkan permainan basket.

Clara tidak menyangkan dan sempat panik akan kalah saat berhadapan dengan tim 07, di mana isi tim tersebut adalah tiang semua dan mereka juga jago semua. Sedangkan di tim-nya ada dia yang benar-benar beban, kalang kabut karena dikelilingi oleh tiang berjalan. Namun, ternyata mereka menang. Dia sepertinya lupa jika suami sahabatnya–si pangeran es itu, adalah mantan pemain basket terbaik saat high school dulu. Ditambah ada brondongnya, Kaze, yang juga ternyata sangat jago. Oliver dan Leonard juga bermain dengan baik. Hanya saja, untuk permainan ini, Clara tak hentinya memuji kemampuan si pangeran es dan brondongnya.

Clara baru sadar jika Nindi dikelilingi oleh pria yang jago bermain basket, semua pemain terbaik. Zeeshan, Kaze dan Danish, ketiga orang itu pemain basket terbaik. Sayangnya, Danish ada di tim yang salah, hanya dia yang pandai bermain basket dan sisa
CacaCici

Selamat membaca dan semoga suka dengan dua bab kita hari ini, MyRe. Oh iya, kalian tim mana nih? Clara dengan Kaze atau Clara dengan Leonard? Spoiler dikit nih tentang Clara. Sebenarnya Clara ini anak broken home, dan itulah alasan kenapa Clara memilih tinggal sendiri di kota yang sama dengan Nindi. Bagi Clara rumah itu mitos, dan Nindi adalah cahaya yang bisa ia genggam. IG:@deasta18

| 36
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (10)
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
yang pasti team clara leonard, karena selain sudah matang usianya dia juga sudah berpenghasilan dan dewasa menyingkapi clara yg selevel sama Nindi wkwkwk...
goodnovel comment avatar
ayienn.1910
clara leonard Thor.. kaze tu muda sgt
goodnovel comment avatar
Adfazha
Nindi klo Maura yg caper abaikan aja anggp nyamuk lewat biarin Kaze jodohnya sm Sepupu Cacan wkwkkk klo gak sm aq aja mumpung msh available huahaaahaa Adrea krm ke Afrika aja lahh biar gk gangguin trs
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Membuatmu Menjadi Milikku   103. Jatuh ke Kolam

    "Nindi, Clara, aku boleh gabung nggak?" Nindi dan Clara saling bersitatap, di mana Clara menggeleng pelan sebagai isyarat agar Nindi tak mengizinkan perempuan itu bergabung dengan mereka. "Clara, kamu jangan hasut Nindi," ucap Maura sebal, mendekat ke arah Nindi dan Clara. Tanpa dipersilahkan, dia duduk di dekat Nindi, "Clara, kamu iri yah kalau aku dekat dengan Nindi? Kamu takut kalau Nindi lebih dekat padaku dibandingkan denganmu yah?" "Apaan sih?!" ketus Clara, menatap sinis ke arah Maura. "Trus kenapa kamu geleng-geleng kepala tadi?" tanya Maura kembali, mencoba menyusutkan Clara agar Nindi memihak padanya. "Maura, sudahlah." Nindi menegur, "kalau mau gabung, gabung saja. Nggak usah cari masalah." "Iya, Nin. Maaf yah," ucap Maura pada akhirnya. "Kamu ngapain datang ke sini?" tanya Clara dengan raut muka kesal. "Aku ingin berteman dengan kamu dan Nindi. Dulu kita bertiga kan teman dekat," ucap Maura sambil senyum lebar dan manis, "cuma … umm, Nindi, kamu bisa nggak ba

  • Membuatmu Menjadi Milikku   102. Ayo Nikahi Aku Pangeran

    "Yeiii … tim kami menang, Nindi," pekik Clara, begitu senang karena akhirnya tim 02 berhasil memenangkan permainan basket. Clara tidak menyangkan dan sempat panik akan kalah saat berhadapan dengan tim 07, di mana isi tim tersebut adalah tiang semua dan mereka juga jago semua. Sedangkan di tim-nya ada dia yang benar-benar beban, kalang kabut karena dikelilingi oleh tiang berjalan. Namun, ternyata mereka menang. Dia sepertinya lupa jika suami sahabatnya–si pangeran es itu, adalah mantan pemain basket terbaik saat high school dulu. Ditambah ada brondongnya, Kaze, yang juga ternyata sangat jago. Oliver dan Leonard juga bermain dengan baik. Hanya saja, untuk permainan ini, Clara tak hentinya memuji kemampuan si pangeran es dan brondongnya. Clara baru sadar jika Nindi dikelilingi oleh pria yang jago bermain basket, semua pemain terbaik. Zeeshan, Kaze dan Danish, ketiga orang itu pemain basket terbaik. Sayangnya, Danish ada di tim yang salah, hanya dia yang pandai bermain basket dan sisa

  • Membuatmu Menjadi Milikku   101. Seribu Saingan

    "Terus terang saja, Pick Me, kamu suka yah sama suami aku?!" Gluk' Ekspresi Adrea seketika tegang dan gugup, terlebih teman-temannya mendadak diam saat Nindi mengatakan hal tersebut. "A-aku tidak mungkin suka pada sepupuku sendiri. Nindi, kamu tidak boleh cemburuan begitu. Sikapmu yang seperti ini membuat orang-orang tidak nyaman." Bug' Dug' Seseorang tiba-tiba melempar bola basket secara kuat ke arah Adrea, mengenai kepala perempuan itu. Hal tersebut membuat Adrea berakhir tersungkur di lantai. "Auuu …." Adrea langsung menjerit sakit, memegang kepalanya yang terasa ngilu dan pusing. "Ahk." Adrea terus mengiris. Dia tidak bohong, kepalanya sungguh sakit dan dia merasa sangat pusing. Dia mencoba menenangkan diri, setelah itu mendongak untuk melihat siapa yang melemparnya dengan bola. "Siapa sih yang melempar bol--" Ucapan Adrea seketika berhenti saat melihat tak ada seorang pun di lapangan. Mereka semua meminggir dan hanya ada Zeeshan, terlihat mengambil bola basket. Adrea

  • Membuatmu Menjadi Milikku   100. Pick Me

    "Sekali lagi kamu datang, kamu bakalan Tante cium. Rauuuu …," canda Clara, menangkap tubuh kecil Malik lalu mencium pipi anak itu. Membuat seseorang pria di kejahuan menjadi muram. Awalnya pria itu senang karena melihat Zeeshan kebakaran jenggot sendiri, akan tetapi kenapa sekarang malah dia yang kegerahan sendiri? Seolah ada yang memanas-manasi serta memancing emosinya. Tapi apa? "Kata Aunty sekali lagi, kenapa Malik sudah dicium?" tanya Malik, menyentuh pipinya yang dicium oleh teman aunty cantiknya. "Karena kamu gemesin," seru Clara sambil tertawa kecil. "Nah." Sedangkan Nindi, setelah selesai mengupas jeruk Malik yang kesekian kalinya, dia menyerahkan jeruk tersebut pada Malik. "Sebagai ucapan terima kasih, boleh tidak Malik mencium Aunty?" tanya Malik dengan nada pelan yang terkesan malu-malu. "Ouh, bole, Sayang," ucap Nindi senang, segera mencondongkan tubuhnya ke arah Malik yang berdiri di sebelahnya. Dia mendekatkan pipi kanan untuk Malik cium. Anak itu memonyongka

  • Membuatmu Menjadi Milikku   99. Mini VS Big Boy

    "Pergi!" ucap Clara, di mana saat ini dia sudah di apartemennya dan Leonard juga ikut kembali ke sini. "Pak, tolong lah. Kamu pergi dari sini. Tidak baik perempuan dan laki-laki yang tak punya hubungan tinggal satu atap. Dosa," ucap Clara kemudian, kembali mencoba mengusir Leonard supaya pergi dari apartemennya. Awalnya Clara pikir jika dia berbelanja, pria ini akan pulang. Kenyataannya, Leonard malah menyusulnya ke swalayan. Dia juga ikut pulang dengan Clara dan sekarang duduk santai di sofa. "Kalau begitu kau harus menikah denganku," jawab pria itu tenang, bangkit dari sofa lalu berjalan santai menuju kamar Clara. "Hah?" Clara cengang mendengar perkataan Leonard. What? Dia harus menikah dengan pria ini? "Semakin gila ajah nih laki!" gumam Clara, menatap Leonard yang tengah masuk ke kamarnya. Clara menyusul, berniat kembali mengomeli Leonard karena seenaknya masuk ke kamarnya. Namun, baru saja Clara ingin mengomel, dia langsung bungkam melihat Leonard yang sedang melepas kemej

  • Membuatmu Menjadi Milikku   98. Pria Gila untuk Clara

    "Heh!" Clara menatap horor bercampur syok pada sosok pria yang saat ini berjalan masuk ke dalam apartemennya, "kamu ngapain ke sini?" ucapnya, mengamati pria itu dari atas hingga bawah. Alih-alih menjawab, pria itu tiba-tiba memeluknya lalu mengacak surai di pucuk kepalanya. "Argkkk!" Clara menjerit tertahan, mendorong Leonard supaya menjauh darinya, "bajingan!" pekiknya, protes karena dia tak terima dipeluk oleh pria itu. Sedangkan Leonard, tiba-tiba melayangkan tatapan tajam dan membunuh ke arah Clara. "Sekali lagi kau memanggilku bajingan, kuhamili kau," ancam pria itu, melepas tuxedo yang ia kenakan kemudian meletakkannya di atas kepala Clara. "Iiiiih!" kesal Clara, mengambil tuxedo dari atas kepalanya lalu berniat membantingnya ke lantai. Akan tetapi merasa tuxedo tersebut sepertinya mahal, Clara mengurungkan niat untuk membantingnya. Takut lecet lalu pria ini menyuruhnya ganti rugi. "Makanya jangan asal peluk anak orang. Situ siapa memangnya!" marah Clara kemudi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status