Dipaksa Jadi Istri Kedua Suami Adikku

Dipaksa Jadi Istri Kedua Suami Adikku

last updateLast Updated : 2025-10-15
By:  Andriani KeumalaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
7views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Riri dan Lili adalah saudara kembar identik. Hanya saja tubuh sang adik mengalami masalah kesehatan. Sehingga kedua orang tua lebih memprioritaskan Lili di atas segalanya. Hal itu yang membuat si bungsu menjadi egois dan merebut apapun yang dimiliki si sulung. Riri senantiasa sendirian dan kesepian. Puncak penderitaan yang harus dialami adalah ketika dia dipaksa menikah dengan Ansel, adik ipar sekaligus teman dan cinta pertama. Semua itu hanya untuk mempertahankan rumah tangga Ansel dan Lili. Lantaran Lili tidak bisa hamil.

View More

Chapter 1

Bab 1. Tidak Bisa Hamil

"Riri, kamu menikahlah dengan Ansel," kata David membuka suara.

"Tadi Papa bilang apa?" tanya Riri ulang.

"Apa yang Papa katakan tadi belum jelas. Kamu ini punya telinga atau nggak sih," sindir Azumi.

"Maaf, Ma. Riri tadi pasti salah dengar. Tidak mungkin kan, Papa menyuruh Riri menikah dengan Ansel?" sahut Riri tertusuk dengan perkataan Azumi.

"Apa yang kamu dengar tidak salah. Memang itu yang Papa kamu katakan."

"Maksud Mama dan Papa apa? Riri tidak mengerti?" tanya Riri dengan wajah bodoh. Bodoh mendengar permintaan konyol dan tidak masuk akal.

"Kamu menikahlah dengan nak Ansel," ulang David.

"Menikah dengan Ansel?"

"Iya."

"Bagaimana Riri bisa menikah dengan Ansel, Pa. Ansel itu suami Lili, adik kandung Riri sendiri," tolak Riri tidak percaya.

"Kamu jangan khawatir, pernikahan itu hanya sementara," sahut Azumi. 

"Sementara?" tanya Riri yang semakin tidak tahu kemana arah pembicaraan kedua orang tuanya.

"Ya, kamu menikah dengan Ansel …." 

"Kenapa Riri harus menikah dengan Ansel," kata Riri dengan meremas kedua tangannya yang berada di lutut.

"Kamu tahu, Lili tidak akan bisa mempunyai anak," ucap Azumi.

"Apa hubungannya Lili tidak bisa mempunyai anak dengan Riri yang harus menikah dengan Ansel, Ma?"

"Karena Lili tidak bisa mempunyai anak, maka kamu lahirkanlah anak buat mereka," kata Azumi seolah sedang menawarkan Riri mau makan siang apa.

"Setelah anak itu lahir, kalian bisa bercerai," sambung Azumi. 

"Apa permintaan Mama tidak keterlaluan," ujar Riri tersenyum pahit. Lebih pahit dari yang pernah dialami selama ini. Apa tidak cukup mereka memberikan semua untuk Lili. Apa dirinya juga harus dikorbankan.

"Apanya yang keterlaluan, Lili itu saudara kembar kamu. Sudah seharusnya kamu bisa membantu dia."

"Maaf, Ma. Kali ini Riri tidak bisa mengabulkan permintaan Mama dan Papa," kata Riri membendung air mata yang ingin keluar. 

"Apanya yang tidak bisa. Kamu tinggal menikah dengan Ansel. Setelah anak itu lahir, kamu bisa kembali menjalani kehidupan kamu kembali. Mereka juga akan menjalani hidup mereka sendiri."

"Apakah pernikahan di mata Papa dan Mama hanya sebuah permainan. Mengapa dengan begitu mudah Papa dan Mama menyuruh Riri menikah, menyuruh Riri menyerahkan anak kandung Riri. Terus Riri ditinggalin begitu saja. Apa artinya Riri ini untuk Papa dan Mama," kata Riri tidak sanggup lagi menahan air mata yang keluar dari kelopak mata.

"Riri, Papa tahu ini cukup berat buat kamu. Tapi, jika kedua orang tua Ansel tahu kalau Lili tidak bisa hamil, itu bisa mengancam kehidupan rumah tangga mereka berdua. Kamu tahu kan, selama ini keluarga kita bisa menikmati kemewahan seperti ini berkat dukungan kedua orang tua dari Ansel. Kalau suatu saat mereka bercerai, pasti kita akan kembali jatuh miskin. Apa kamu mau jatuh miskin?" ujar David memotong perkataan Riri.

"Maaf, Riri tetap tidak bisa," tolak Riri dengan tegas dan kecewa kepada kedua orang tuaAzumi

"Mama tidak mau ada penolakan," bantah Azumi.

"Riri tetap tidak mau menikah dengan Ansel. Jika Riri melakukan itu, maka Riri sama saja dengan menghancurkan kehidupan Riri sendiri."

"Jadi kamu tega melihat kehidupan keluarga adikmu hancur, termasuk kedua orang tuamu," ucap Azumi membalas perkataan Riri.

***

Beberapa jam yang lalu.

"Apa Dokter? Ini tidak mungkin kan!" seru Lili membuang hasil laporan kesehatan yang ditunjukkan oleh dokter.

Kedua pipi sudah dibasahi oleh air mata. Mata yang memerah karena sembab. Bibir yang bergetar. Tidak hanya bibir, begitu pula dengan seluruh tubuhnya

Ansel segera menarik Lili ke dalam pelukan. Menenangkan sang istri jika semuanya baik-baik saja. Hatinya ikut terluka mendengar hasil laporan kesehatan tersebut. Lili dinyatakan tidak akan bisa mempunyai anak. Resikonya terlalu tinggi dan bisa membahayakan nyawa sang ibu dan janin. 

Sedangkan untuk hasil pemeriksaan dia sendiri semuanya baik-baik saja. Tidak ada masalah.

Jika bisa memilih, Ansel ingin posisi itu diganti saja dengannya. Dia tidak suka melihat air mata yang mengalir dari pipi orang yang dicintai. Sekaligus istri yang sudah dinikahi selama dua tahun. 

'Ya Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi pada istriku. Kenapa Engkau tidak menghukum hamba saja. Apa kesalahan kami di masa lalu, Tuhan. Kenapa Engkau memberikan b kami cobaan seberat ini,' jerit Ansel dalam hati.

"Maaf Bu, laporan ini sudah benar. Kami sudah cek beberapa kali. Walaupun Ibu cek ke rumah sakit lain, hasilnya akan tetap sama. Dengan rahim lemah dan ditambah kondisi Ibu yang memang lemah sejak lahir, kemungkinan Ibu bisa melahirkan dengan selamat sangat kecil. Jika dipaksakan bisa fatal."  

"Tidak! Ini tidak mungkin!" teriak Lili memukul badan Ansel. Dimana dia masih berada dalam pelukan sang suami.

"Apa tidak ada cara lain agar istri saya bisa hamil, Dok?" tanya Ansel mengeratkan pelukan.

"Maaf Pak, istri Bapak sudah lemah sejak dia lahir. Dia juga memiliki riwayat penyakit jantung. Sangat mustahil jika istri Bapak bisa memiliki keturunan. Jika istri Bapak memaksakan diri untuk hamil, taruhannya nyawa. Istri Bapak tidak akan bisa bertahan lama. Kemungkinan anak itu selamat juga kecil" 

Hati Ansel kembali terpukul. Dia begitu mencintai Lili. Sekarang Lili dinyatakan tidak akan bisa memiliki anak. Mereka sudah menunggu sang buah hati selama dua tahun. Anak yang diharapkan dalam sebuah pernikahan.

"Ansel, aku … aku ingin pulang," ujar Lili dengan lemah. Sekilas melirik raut wajah Ansel. 

"Iya sayang. Kita pulang ya," sahut Ansel lembut menghapus sisa air mata. 

"Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku," lanjut Lili mengalihkan pandangan saat kedua bola mata mereka sempat bertatapan. Pandangannya menunduk memperhatikan kancing baju kemeja yang dikenakan Ansel.

"Baiklah, jika itu yang kamu mau. Kita akan pulang ke rumah orang tua kamu."

Ansel menghela nafas berat. Selama sang istri merasa lebih baik, dia akan menuruti semua kemauannya. Mereka tidak jadi pulang ke rumah orang tuanya, rumah yang sering mereka tempati selama mereka sudah menikah. Namun, tidak jarang juga mereka menginap di rumah orang tua Lili.

Bersambung ....

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status