Semoga suka dengan satu bab kita, MyRe. Tunggu bab dikunci yah batu kita up 2 bab perhari. Sehat selalu untuk kalian semua dan semangat! Dukung terus novel kita dengan cara vote gems, hadiah dan Ulasan menarik di kolom komentar. Papai ...
"Pantas saja Mommy perhatikan kamu makin cantik, ternyata-- kamu hamil yah?" Mata Nindi membulat saat mendengar ucapan mama mertuanya, wajahnya langsung menegang dan pucat. Ke-kenapa mertuanya tahu kalau dia sedang hamil? "Kenapa tidak memberitahu Daddy dan Mommy kalau kau sedang hamil? Papa dan Mamamu juga belum tahu bukan? Apa Zeeshan yang melarangmu merahasiakan kehamilanmu?" ucap ayah mertuanya, semakin membuat Nindi tegang dan panik, "tidak perlu panik, Daddy tak sedang marah," tambah sang ayah mertua. "Iya, Nindi. Mommy dan Daddy tidak marah. Kami sangat senang malah," ujar Kina, ibu mertuanya, sambil tersenyum manis padanya, "tapi kenapa kehamilannya dirahasiakan? Padahal ini kabar yang sangat baik. Mommy yakin, bukan kami saja yang senang, Mama dan Papa kamu juga pasti senang." "Aku …-" Nindi meremas dress, menahan gugup dan rasa panik yang menyelimuti dirinya. Apa yang harus Nindi katakan? Dia tidak mempersiapkan apapun untuk menghadapi situasi ini. "Sepertinya m
"Sorry …," ucap Nindi pelan, menutup wajah dengan tangan akan tetapi jemarinya ia renggangkan agar bisa melihat ABS alias perut suaminya yang dihias oleh roti sobek. Zeeshan menatap Nindi yang sedang menutup wajah dengan tangan. Alisnya terangkat sebelas. "Lihat saja, tidak apa-apa," ucap Zeeshan, memperhatikan Nindi yang masih menutup wajah dengan kedua tangan. Aneh! Sadar Zeeshan memergokinya, Nindi memilih membelakangi pria itu–reflek meletakkan tangan di atas dada, merasakan debaran jantungnya yang menggila. 'Padahal sudah pernah lihat lebih dari itu, tapi kenapa yah jantungku tetap berdebar-debar nggak karuan? Aaaa … pipiku panas banget,' batin Nindi, kini meletakkan tangan di pipi. "A-ada hadiah untuk Mas Ze di dalam koper. Aku datang ke sini ingin mengatakan itu," ucap Nindi cepat, setelah itu segera keluar dari dalam walk in closet. Namun, tiba-tiba saja Zeeshan mencekal pergelangan tangannya lalu menariknya dengan sekali sentakan, membuat Nindi berakhir menabrak dada
Zeeshan menoleh ke arah pergelangan tangannya, mengamati arloji mahal yang melingkar di sana. Ekspresinya masih datar dan tatapannya tetap tenang, namun itu membuat Nindi jauh lebih gugup. "Ini jam baru," jawab Zeeshan enteng. Alih alih merasa tenang, Nindi semakin gugup. Ja-jadi Zeeshan mengetahui jamnya ditukar? Tapi kenapa dia tidak pernah menyinggungnya pada Nindi? "Maaf sekali lagi, Tuan, jam tangan lama anda di mana? Bukankah itu jam tangan yang sangat spesial bagi anda, dan anda sangat menyukainya?" tanya Alice kembali. Mendengar ucapan Alice, Nindi kembali deg degkan. Sudah ia duga kalau jam tangan itu jam kesayangan Zeeshan. Tapi kenapa Zeeshan tak marah saat jamnya diganti oleh Nindi? Anehnya, pria ini bersikap layaknya tak terjadi apa-apa, menggunakan jam pemberian Nindi tanpa mempermasalahkan apapun pada Nindi. "Jam tangan ini bagus," jawab Zeeshan tenang, menoleh sejenak ke arah jam di pergelangan tangannya, "aku menyukainya," lanjutnya, tiba-tiba menatap ke
Cup' Nindi dengan cepat mencium bibir Zeeshan, dia berharap pria itu merasa jijik dengan apa yang ia lakukan kemudian setelah ini Zeeshan memakinya. Ciuman itu hanya sekilas, setelah itu dia bengong sambil menunggu Zeeshan memarahinya. Tiba-tiba saja alis Zeeshan menekuk tajam, sorot mata pria itu berubah gelap–mengerikan, dan melihat itu nyali Nindi menciut. Akan tetapi dia tetap menunggu pria ini memarahinya. Semakin pria ini sering marah, semakin bagus. Zeeshan muak padanya lalu setuju bercerai setelah Nindi melahirkan. "Jangan menggodaku, Nin. Kau baru pulih," peringat Zeeshan dengan nada dingin. Nindi meneguk saliva secara kasar, menatap gugup bercampur grogi pada suaminya. Menggoda? Baru pulih? Kenapa ke-kesannya Zeeshan terpancing ke arah sana? Hei, seharunya pria ini terpancing kemarahan! Jauh sekali melencengnya. "Aku tidak menggoda. Ini keinginan bayi," jawab Nindi cepat, kembali menghadap depan–memilih menatap laptop suaminya dengan ekspresi bengong. 'Apaan
Sudah tiga hari semenjak kejadian itu, Nindi belum menjalankan rencana yang dia buat. Akan tetapi, hari ini dia memantapkan diri untuk melancarkan aksi-aksinya. Hari ini Nindi mengenakan dress berwarna pink, menggulung rambut ke atas lalu mengenakan parfum miliknya sebanyak mungkin. Dia berniat melancarkan rencana point pertama. "Ekhem." Nindi berdehem, membuat seorang bodyguard yang berjaga di depn pintu ruangan suaminya menolah padanya. "Ada yang bisa kami bantu, Nyonya?" "Aku ingin bertemu dengan Mas Zeeshan," ucap Nindi dengan nada tegas. Belum sempat menjawab, pintu ruangan Zeeshan sudah dibuka. Seorang perempuan keluar dari sana, langsung menatap datar serta malas ke arah Nindi. Di mana perempuan itu, Nindi adalah perempuan malas yang tak punya pekerjaan. Tahunya hanya menyusahkan Zeeshan. Beban ingin Tuannya yang sudah banyak kesibukan serta pekerjaan. "Ada apa, Nyonya Nindi?" tanya Alice, menatap datar ke arah Nindi. "Aku ingin masuk dan bertemu dengan Mas Ze," j
"Dia kenapa jadi baik?" gumam Nindi, di mana saat ini sedang duduk di balkon kamar–bersantai sambil membaca novel. Kejadian tadi pagi, di mana Zeeshan memeluknya dan menenangkannya, peristiwa itu masih terus mengiyang di kepala Nindi. Dia terus berdebar saat mengingat, saat itu Zeeshan bersikap layaknya seorang suami atau pasangan yang benar-benar mencintai pasangannya. Setelah memeluknya dan menenangkannya, pria itu memijat kepalanya, membantunya mandi lalu membawa sarapan ke kamar. Pria itu menyuapinya makan lalu memanggil dokter untuk memeriksa kandungannya. Awalnya, saat Nindi tahu Zeeshan memanggil dokter, dia berpikir kalau Zeeshan tiba-tiba baik karena khawatir pada kehamilan Nindi, bukan pada Nindi. Namun …- 'Apa pil ini pahit, Dokter? Istriku tidak bisa nimun pil, terlebih jika pilnya memiliki rasa pahit yang pekat.' 'Ya, tetapi pil-nya tidak terlalu pahit, Tuan.' 'Bisa diganti atau diskip? Toleran istriku terhadap rasa pahit sangat minim, dia tidak akan bisa meminum