POV Sang CEO Playboy
Tiga hari kemudian, Javier akhirnya menerima telepon dari Derek Williams, ayah kandung Ella. Javier menyuruh orang yang dibayarnya untuk menemukan Derek, cuma memberikan nomor ponsel Javier kepada Derek, tanpa memberitahu siapa dia sebenarnya. Alasannya sederhana, dia tidak ingin Derek mencari hal-hal tentang dirinya di internet yang bisa membuatnya menelepon kantornya. Ella tidak akan mengetahuinya sampai hari di mana Javier akan mengatur agar mereka berdua, ayah dan anak, akhirnya bertemu.
"Halo," Javier menjawab telepon setelah memastikan nomor telepon si penelepon sama persis dengan yang diberitahukan oleh penyelidik pribadinya tadi malam.
“Oh, maaf, kupikir aku memutar nomor yang salah. Aku kira aku menelpon putriku.”
“Tidak, jangan ditutup, Tuan Williams,” kata Javier segera. “Jika kau mencari Ella, kau telah menghubungi nomor yang benar.”
“Siapa kau?” Nada suara Derek berubah seratus delapan puluh derajat. Dia bersikap sopan pada awalnya, tetapi sekarang, dia terdengar seolah-olah Javier telah menghentikan kakinya. “Bagaimana kau tahu namaku? Bagaimana kau tahu putriku?”
“Mungkin karena aku akan menikahinya beberapa minggu lagi?" Javier mengatakan sambil perlahan duduk di kursinya. “Aku telah mencarimu, Tuan Williams.”
“Menikah? Putriku akan menikah? Itukah sebabnya kau mencariku? Apakah dia ingin aku mendampinginya dilorong gereja ? Apakah semuanya tentang ini?”
Derek Williams terdengar sangat bersemangat dan Javier tidak tega untuk mengatakan 'tidak'. Meskipun demikian, dia juga tidak bisa mengatakan 'ya' ketika dia jelas tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya sehingga, pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan pria yang lebih tua itu. "Apakah kau bersedia dengan bertemu putrimu?"
“Tentu saja. Aku telah mencarinya selama ini. Ibunya, Eleanor, membawanya pergi tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Aku telah pergi mencari mereka dan satu atau dua kali aku menemukannya dan memintanya untuk mendiskusikan berbagai hal tetapi dia kembali melarikan diri.” Derek menghela napas lelah, dan ketika dia berbicara lagi, dia terdengar jauh lebih tua dari usianya. “Pada titik tertentu, aku akhirnya menyerah. Meskipun jauh di lubuk hati aku tidak pernah ingin menyerah tetapi sangat jelas bagiku bahwa dia tidak ingin berhubungan denganku. Aku akhirnya menetap dan menemukan cinta dalam hidupku. Kami berkeluarga di Washington sini.” Pria itu berhenti sejenak sebelum melontarkan pertanyaan kepada Javier, “Bagaimana keadaannya? Bagaimana gadis kecilku? Apakah dia masih suka diusap punggungnya ? Biasanya dia memintaku untuk menggosok punggungnya setiap malam sebelum dia tidur.”
Dari nada suaranya, Javier bisa tahu bahwa Derek mungkin sedang tersenyum saat mengingat kenangan indah putrinya. Sangat menyakitkan bagi Javier memikirkan bagaimana kesalahpahaman itu terjadi yang menyebabkan Ella membenci ayahnya. Ella selalu berpikir bahwa ayahnya telah meninggalkan dia dan ibunya. Andai saja dia tahu bahwa ibunyalah yang kabur dari rumah. Meskipun pikiran ini membuatnya bertanya-tanya mengapa Eleanor melarikan diri?
“Kenapa dia melarikan diri?” Javier memutuskan untuk bertanya daripada memikirkan semua kemungkinan yang terjadi. Setidaknya, jika dia mengetahui bahwa Derek bukan pria yang baik dan telah melakukan kekerasan atau sesuatu yang menyebabkan Eleanor melarikan diri dengan putri mereka, maka Javier bisa melupakan seluruh reuni ini. Dia bisa dengan mudah memutuskan tilpon dan merencanakan apa pun di belakang Ella. Bahkan jika ada indikasi kecil bahwa Derek adalah pria yang jahat, Javier tidak akan pernah membiarkannya menemui Ella. Terlepas dari kenyataan bahwa ibu Ella telah berbohong dengan memberinya cerita yang salah.
Derek menjadi sedikit defensif ketika dia menjawab, “Mengapa aku harus memberi tahumu? Aku ingin berbicara dengan putriku.”
“Sayangnya, tidak ada kemungkinan kau dapat berbicara dengan putrimu kecuali aku mengizinkannya, jadi kusarankan kau mulai berterus terang dan meletakkan semua kartumu di atas meja.” Javier menatap pintu dengan cemas, berharap Ella tidak akan menerobos masuk sebentar lagi. “Jangan biarkan aku bertanya dua kali, Tuan Williams. Aku bukan orang yang sabar.”
“Dan ternyata kau adalah pria yang tidak mudah percaya karena kau belum memberitahuku namamu, anak muda,” kata Derek menggerutu dengan kesal.
Javier tersenyum. Dia bertanya-tanya kapan Derek akan menyadari bahwa Javier telah menghindari pertanyaannya sepuluh menit yang lalu. “Berceritalah, Tuan Williams. Seperti yang kukatakan, jika kau ingin bertemu atau mengenal putrimu, kau harus menjawab pertanyaanku. Kau tidak tahu aku dan namaku. Jika saat aku mengakhiri panggilan ini dan kau belum menjawab pertanyaanku, maka kau tidak akan pernah bertemu dengannya.”
“Kau pintar, dan juga licik,” ejek Derek, diikuti dengan tawa kering. “Eleanor pergi karena saudara perempuannya yang jahat." Tawanya berhenti dan Javier bisa merasakan suasana telah berubah. “Aku tidak yakin apa yang terjadi dan Eleanor selalu berteriak setiap kali aku mencoba mengungkitnya. Matanya, sial, dia terlihat trauma dan aku tidak tahu apa yang salah. Yang kutahu adalah bahwa saat aku pulang pagi itu setelah bekerja shift malam di rumah sakit di daerah kami. Setelah malam melelahkan dan melakukan dua operasi caesar yang rumit, yang kuinginkan hanyalah berbaring di ranjang dan tidur. Sebaliknya, aku menemukan Eleanor terisak-isak di dapur. Aku tahu ada yang tidak beres ketika kulihat saudara perempuannya ada di sana bersamanya. Kakaknya, Rachelle, punya pengaruh yang buruk. Aku tidak pernah menyukainya. Aku menoleransi dia karena ada Eleanor.”
Javier belum pernah bertemu Rachelle jadi dia tidak tahu apapun tentang dia. "Lalu apa yang terjadi?"
“Aku bertanya kepada mereka apa yang salah dan mereka tidak mengatakan apa-apa. Rachelle mengatakan bahwa Eleanor merasa sedih setelah menonton film tetapi aku tidak percaya padanya, jadi kutanya Eleanor. Dia tidak mengatakan apa-apa tapi aku melihat rasa bersalah di matanya. Sampai hari ini, aku tidak tahu apa yang telah dia lakukan, dan meskipun ketika aku menemukannya dua puluh tahun yang lalu, aku telah mengatakan padanya untuk kembali dan aku akan memaafkannya, dia masih tidak mau pulang. Dia terus melarikan diri dan aku—" Suara pria itu pecah dan dia mencoba untuk tenang ketika dia menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan, "Aku merasa kasihan padanya. Aku merasa kasihan pada gadis kecilku karena terus pindah hanya agar ibunya dapat menghindariku. Jadi ya, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku memutuskan untuk berhenti. Dan terakhir kali aku bertemu Eleanor, aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak akan pergi mencarinya lagi. Kupikir dia tidak akan percaya, tetapi aku sangat berharap dia berhenti melarikan diri sehingga gadis kecilku dapat memiliki sebuah rumah.”
❗ W A R N I N G ❗This chapter contains explicit content. Bab ini mengandung konten eksplisit.E L L A S T A N F O R D“Ella, aku tahu kau sudah bangun.” Suara pria itu lembut bak beludru dan Ella bisa merasakan tulang punggungnya menegang. Kulitnya merinding dalam kenikmatan saat dirinya merasakan tangan Javier di bahunya dan napas pria itu di rambutnya yang diikatnya menjadi kuncir kuda. Bulu kuduknya berdiri.Ella menggigit bibir bawahnya dengan giginya tatkala ia merasakan ujung jari Javier membelai dari bahunya ke lengannya dengan cukup hati-hati dan lembut hingga membuat bulu-bulu halus di kulitnya berdiri tegak, dan putingnya pun mulai menegang menjadi dua titik yang menjulang di balik gaun tidurnya. “Ella, ayolah,” bisik pria itu lagi, suaranya sama sensualnya seperti sebelumnya dan seluruh tubuh gadis itu dapat merasakan aliran listrik serta kimia di antara keduanya.Itu adalah reaksi fisik yang ia rasakan setipa kali Javier menyentuhnya, Ella tahu, karena terlepas dari semu
Ternyata tidak mengingat satu pun rekan kerja menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi Ella di hari pertama nya kembali bekerja. Entah bagaimana hal itu mengingatkannya kembali akan masa kecil nya, tatkala dirinya harus pindah sekolah setiap selang beberapa bulan karena ibu nya tanpa pemberitahuan akan mengemasi barang barang mereka dan pergi ke kota baru, lingkungan baru. Saat itu, Ella harus mengetahui nama semua orang dan mencoba mengingat nama mereka setidaknya selama beberapa bulan ke depan sebelum ibunya membawa dirinya pindah ke tempat yang baru lagi. Selama dua hari pertama, Clarabelle berada di sana bersama nya dan membantu gadis itu kembali bekerja. Tampaknya tidak banyak orang yang menyadari bahwa Ella telah kehilangan ingatannya karena sesekali ada yang bertanya kepada gadis itu tentang hal-hal yang Ella tidak ingat. Tampaknya Javier hampir tidak berbagi apa pun dengan karyawannya, yang mereka tahu hanyalah Ella mengalami kecelakaan dan gadis itu sedang memulih
Ketika kata-kata itu keluar dari bibirnya, Ella langsung ingin menariknya kembali. Namun semuanya sudah terlambat tatkala ia menyadari betapa kedengeran nya komentarnya itu. Mengingat percikan seksual yang terjadi di antara mereka seperti gelombang panas, Javier mungkin dengan mudah salah mengartikan maksud nya. Bukan berarti gadis itu bisa menyalahkan Javier jika pria itu salah paham. Ella tidak bisa. Ketegangan di antara mereka adalah kesalahan Ella sebagaimana itu juga merupakan kesalahan pria itu.“Itu kah yang kau inginkan?” Javier terdengar sedikit menggeram tatkala mengucapkan pertanyaan itu padanya."Ya. Tidak,” jawab Ella, terdengar bingung.“Jadi yang mana, Nona Stanford?” Pria itu menyelipkan sehelai rambut yang terurai ke belakang telinga Ella, menelusuri daun telinga gadis itu dengan ujung jarinya. “Apakah iya? Atau kah tidak?"“Aku—” Ella menggigil saat Javier menarik garis di leher gadis itu. Hasrat mulai berputar lagi di nadinya, memperkeruh proses berpikirnya. Ia haru
J A V I E RDua hari kemudian, sambil duduk di belakang mejanya di kantor pusat Summers Entertainment, Javier terus berkata pada dirinya sendiri selama dua jam terakhir bahwa mungkin cukup bagi Ella untuk menginginkannya. Meskipun kotak masuknya penuh dengan email dari berbagai departemen yang menuntut perhatiannya, ia mengabaikan itu semua dan menatap kosong ke depan.Keinginannya muncul di perutnya saat dia mengingat rasa dan sentuhannya. Setiap sel dalam dirinya telah menjerit agar dia membawanya kembali ke kamar tidur atau membawanya ke sofa, untuk berjatuhan bersamanya, dan memuaskan rasa lapar yang telah menahan mereka berdua dalam cengkeramannya. Kedatangan Damon dua hari yang lalu terjadi tepat pada waktunya, karena dia nyaris melakukan hal itu, dan jika dia melakukannya, itu adalah sebuah kesalahan. Karena dia menginginkan lebih darinya daripada agar dia merasakan hasrat padanya. Dia ingin dia mempercayainya, itulah sebabnya dia bangun lebih awal dari biasanya dan bergegas ke
E L L A S T A N F O R D Saat Javier mengenakan mantelnya, Ella membantu Damon membawa piring dan meletakkannya di wastafel. Sahabatnya selama sepuluh tahun memberinya tatapan tajam dan berkata, "Kau." Ia menyikut lengannya dengan sikunya sambil melanjutkan, “Aku tidak butuh bantuanmu di sini, Sayang, pergilah dan kenakan sesuatu yang cantik.” Ia melirik ke arah Javier yang sedang merapikan dirinya di dekat gantungan jas dan menambahkan, "Mungkin kita bisa pergi ke klub. Kau bisa bertemu dengan beberapa orang tampan yang bisa ditawarkan kota ini." Javier tidak memberikan reaksi sama sekali. Jelas, ia tidak kekanak-kanakan seperti yang diinginkan Damon. "Baiklah. Aku akan membacanya sebentar lagi," jawab Ella sambil berjalan menuju kamar tidurnya. Saat ia sedang berjalan-jalan di ruang tamu, Javier memanggilnya. "Ya?" Ia mendatanginya dalam tiga langkah panjang lalu mencium pelipisnya. "Saya berangkat kerja." Lalu sambil tersenyum, ia menambahkan, "Selamat berbelanja." Membiarkannya
J A V I E R S U M M E R SJavier terbangun dengan sakit punggung yang menyakitkan. Sofa itu terlalu kecil untuk tubuhnya yang besar tetapi tetap saja, ia bertahan sepanjang malam, mengetahui bahwa Ella aman dan sehat di kamar tidurnya yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Setelah meregangkan tubuhnya yang lelah, ia bangkit dan pergi ke kamar mandi. Dalam waktu kurang dari setengah jam, ia sudah mandi dan mengenakan satu handuk besar di pinggangnya ketika ia menyadari bahwa ia membutuhkan pakaian ganti baru dan sebagian besar pakaiannya sudah ada di dalam koper di mobilnya di ruang bawah tanah. Ia telah meninggalkan sekitar lima pasang pakaian di lemari tetapi bagian yang sulit adalah lemari itu terletak di dalam kamar tidur.Jadi, pada akhirnya, ia tidak punya pilihan lain selain menunggu sampai Ella bangun sebelum ia bisa mengambil pakaian barunya. Lagi pula, menyelinap ke kamar tidur saat ia sedang tidur pasti tidak akan mendapatkan kepercayaannya. Ia menemukan jubah mandinya