Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1948 Anggap Tidak Pernah Terjadi

Share

Bab 1948 Anggap Tidak Pernah Terjadi

Penulis: Sarjana
Melihat Jesika sudah datang, para karyawan Grup Susanto Raya pun merasa lega. Seorang karyawan dengan bekas tamparan di wajahnya, buru-buru berkata, "Tu ... Tuan Muda Rehan, Bu Jesika sudah datang!"

Beberapa orang tuan muda dan nona yang detik sebelumnya tengah tertawa bersama itu, langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Jesika.

Begitu melihat paras Jesika yang luar biasa cantik dan aura Jesika yang luar biasa memesona itu, sorot mata beberapa orang pria yang sedang duduk itu langsung berbinar.

Biarpun mereka sudah melihat banyak wanita, sosok Jesika tetap membuat mereka sangat takjub.

Saat ini, beberapa orang itu sangat iri pada presdir Grup Susanto Raya yang misterius itu.

Bisa memiliki seorang wanita yang luar biasa cantik seperti ini menjadi asisten, mungkin tidak ada seorang pria yang bisa tahan godaan, bukan?

Saat ini, sosok tuan muda yang duduk di tengah, di sofa yang paling besar itu, juga mengalihkan pandangannya ke arah Jesika. Dalam sekejap, sorot mata agresif tampak j
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2427 Membeli Rumah

    Adapun mengenai Ardika, dia hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Menyajikan teh, ya?Masih belum tentu siapa yang menyajikan teh untuk siapa.Dengan level Ardika, tentu saja dia tidak akan mempermasalahkan hal sepele seperti itu dengan Kario sekeluarga.Namun, sikapnya yang tidak membantah ini seakan-akan menjadi pengakuan di mata orang lain.Kario sekeluarga tentu saja sangat bangga, bersikap sangat arogan.Sementara itu, Leane dan Jeslin memutar matanya pada Ardika.Bukankah biasanya bocah ini sangat pandai membual?Mengapa sekarang dia malah tidak membual?Pasti dia sudah ketakutan mendengar ucapan Winona, takut kehilangan pekerjaannya, jadi dia berpura-pura saja di sana.Kelihatannya dia juga tipe orang pecundang!"Sudah, sudah, lupakan saja. Nggak perlu membicarakan hal ini lagi."Sudah puas mengolok-olok, Kario berpura-pura baik. Saat ini, dia bertanya, "Sutandi, kalian pilih rumah yang mana?""Yang lantai delapan di gedung satu ini."Sutandi menunjuk gedung satu d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2426 Menyajikan Teh

    Mereka benar-benar tidak bisa menemukan keunggulan Ardika.Terutama setelah dibandingkan dengan pacar kaya putri mereka, pemuda di hadapan mereka ini benar-benar terlihat sangat biasa. Namun, mereka tetap memaksakan diri untuk melontarkan satu kalimat pujian."Bukan ...."Secara naluriah, Jeslin ingin membantah pernyataan itu. Akan tetapi, Sutandi malah sudah buka suara sambil terkekeh. "Ini adalah Ardika, seorang muridku. Dia masih bukan pasangan kekasih dengan Jeslin. Tapi aku bermaksud untuk menjadikannya sebagai menantuku.""Hehe, tapi kami juga nggak terburu-buru, biarkan dua anak muda ini mencoba untuk berinteraksi terlebih dahulu.""Oh? Benar-benar menantu, ya?"Sontak saja ucapan Sutandi itu membuat Kario sekeluarga makin serius dalam mengamati Ardika.Alita melirik Leane sekilas, dia mendapati wanita itu tampaknya tidak terlalu senang.Berdasarkan pemahamannya terhadap Leane, pasti ada sesuatu dalam diri calon menantu mereka ini yang membuat Leane tidak puas.Wanita ini pun se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2425 Calon Menantu

    Saat ini, beberapa orang yang tadinya agak meremehkan Ardika merasakan wajah mereka mulai panas. Mereka pun segera pergi.Namun, begitu mendengar ucapan Sutandi, Leane malah kesal setengah mati."Sutandi, apa otakmu itu kemasukan air?!""Ardika bisa menjabat sebagai manajer departemen bisnis juga berkat Jeslin!""Bisa-bisanya kamu ingin membeli rumah untuknya?!"Leane langsung beranjak dari tempat duduknya dan mulai memarahi suaminya.Sambil menepuk-nepuk pundak Ardika, Sutandi berkata dengan ekspresi bangga, "Aku nggak percaya Ardika bisa menjabat sebagai manajer berkat Jeslin. Dia benar-benar berkemampuan. Jangan lupa, dia pernah menjabat sebagai presdir di Kota Banyuli.""Presdir apaan?!"Leane mendengus dan berkata, "Semua orang tahu dia bisa menjabat sebagai presdir karena mengandalkan wanita, bahkan sudah tersingkirkan.""Huh!"Ekspresi Sutandi tiba-tiba berubah menjadi muram. "Intinya, karena aku sudah bilang akan membelikan rumah untuknya, maka aku akan menepati janjiku. Aku bu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2424 Tidak Tahu Malu

    Sejak awal hingga sekarang, Leane tetap memandang rendah Ardika. Biarpun Ardika telah menjabat sebagai manajer Grup Goldis, pandangannya tetap pria tersebut tetap sama saja.Jeslin melirik ponselnya sekilas, lalu mengangguk dan berkata, "Barusan sudah kutanyakan, dia sudah hampir sampai. Ibu juga tahu dia adalah orang miskin. Walau dia sudah menjabat sebagai manajer, bulan depan dia baru bisa menerima gajinya. Mungkin saja dia datang ke sini dengan naik MRT.""Tapi, Ibu, untuk apa Ibu membawa Ayah kemari? Rumah di sini cukup mahal.""Biarpun ingin membelikan rumah untuk Ardika, beli saja sebuah rumah sembarang untuknya."Jeslin sangat kebingungan.Karena Leane yang mengajukan untuk melihat-lihat rumah di Herveste.Leane mendengus dingin dan berkata, "Membeli sebuah rumah dengan sembarang nggak butuh uang, begitu?""Alasan mengapa aku membawa ayahmu ke sini adalah untuk menunjukkan pada Ardika harga rumah di sini mahal, ditambah lagi orang-orang yang membeli rumah di sini levelnya lebih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2423 Membeli Rumah Untukmu

    "Siapa?"Mendengar ponselnya terus berdering tanpa henti, Ardika menjawabnya dengan agak kesal."Oh, ya ampun. Baru beberapa hari nggak bertemu saja, kamu sudah mulai emosional ya, Ardika!"Di ujung telepon, terdengar suara sedingin es Jeslin yang diliputi dengan ketidakpuasan. "Di usiamu sekarang ini, bagaimana kamu masih bisa tidur dengan tenang?""Ibarat tong kosong nyaring bunyinya, kamu baru meraih sedikit pencapaian saja sudah sombong.""Eh, bisakah kamu sedikit lebih termotivasi?""Kalau nggak, dengan situasimu sekarang ini, biarpun aku memberimu 100 tahun lagi, kamu juga belum tentu bisa memenuhi persyaratanku!"Mendengar Jeslin yang begitu membuka mulut saja sudah mengguruinya, Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.Dia buru-buru menyela wanita arogan itu, "Ada urusan apa, Jeslin? Apa Pak Sutandi juga ingin mentraktirku makan?""Hei, apa hanya ada makan, makan dan makan saja di pikiranmu itu?!"Jeslin berkata dengan sangat marah, "Cepat bangun, beres-beres dan keluar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2422 Seorang Separuh

    Sudah pernah menyaksikan keterampilan mengemudi Ardika dengan mata kepalanya sendiri, kali ini Rosa langsung membiarkan Ardika yang mengemudi.Namun, setelah mendengar ucapan Ardika, dia tetap tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ardika, 4 triliun itu kamu peroleh dengan menjual Pedang Ular Gelap. Aku nggak melakukan apa pun, bagaimana aku bisa menerima uangmu?""Sebenarnya, ada ucapan ayahku yang cukup tepat. Empat triliun ini bisa menjadi modal untukmu. Kelak mungkin saja kamu juga bisa membangun sebuah keluarga kaya sendiri dan membersihkan namamu dari julukan pria yang hanya bisa mengandalkan wanita."Saat ini, Rosa menganggap Ardika sudah seperti keluarganya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya juga demi kebaikan Ardika.Dia tahu, dengan kemampuan Ardika, tidak terlalu memungkinkan pria ini kekurangan uang. Contohnya saja sebelumnya sebagai bentuk ucapan terima kasih untuknya, Jace langsung memberinya sebuah vila di Gunung Halfi dengan murah hati.Namun, ba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status