Timnu berteriak dengan penuh amarah, lalu mengulurkan kakinya untuk meraih sebilah pedang yang sebelumnya dijatuhkan oleh seorang anak buahnya. Sosoknya yang kekar itu langsung melompat seperti macan dan muncul di hadapan Ardika.Saat masih di udara, dia sudah mengayunkan lengannya.Dengan mengerahkan kekuatan yang luar biasa besar, dia mengarahkan pedangnya ke arah kepala Ardika."Ardika, coba saja jurusku yang paling kuat ini!"Timnu yang masih berada di udara itu menatap Ardika dengan tatapan arogan, suaranya terdengar sedingin es dipenuhi dengan kepercayaan diri dan mengintimidasi.Di bawah kendali amarah yang sudah memuncak, dia mengeluarkan jurus terhebatnya seumur hidupnya ini.Walaupun saat ini tidak ada penonton, tetapi dia yakin bahkan orang yang sekuat Ardika pun, juga tidak akan bisa menahan jurusnya yang paling kuat ini."Syuuu ...."Kilatan cahaya yang dipantulkan oleh bilah pedang langsung menyelimuti Ardika, seolah-olah akan melahap Ardika sepenuhnya!Ardika tetap berdi
"Klang ...."Tepat di depan mata Timnu, pedang dalam genggamannya langsung patah.Sedangkan pedang dalam genggaman Ardika tetap utuh!Perlu diketahui bahwa baik dari segi bahan maupun keterampilan pembuatannya, dua bilah pedang yang diambil oleh Ardika dari rak senjata dengan sembarang itu sama persis.Bisa muncul hasil seperti ini, itu artinya senjata apa pun bisa berubah menjadi seperti senjata dewa di tangan Ardika!Namun, pemikiran ini juga hanya muncul sesaat dalam benaknya.Timnu sudah tidak berani berpikir lebih jauh lagi.Karena setelah mematahkan pedang dalam genggamannya, pedang dalam genggaman Ardika tetap melesat ke arahnya tanpa melambat sama sekali.Pergerakan yang tidak terhenti sedetik pun!"Jangan ...."Timnu merasakan beban luar biasa berat yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya, bahkan matanya sudah sampai mengeluarkan air mata darah.Pemikiran terakhirnya adalah memohon pengampunan.Detik berikutnya, setelah bilah pedang itu melintasi tubuh Timnu, baru Ardik
Limdo mengangguk dalam diam.Hingga saat ini, dia baru menyadari identitas dan latar belakang Ardika pasti tidak sesederhana itu, sama sekali bukan seorang menantu benalu yang tidak bisa bertahan lagi di Kota Banyuli, lalu datang ke ibu kota provinsi untuk bergantung pada kerabat seperti yang dikatakan oleh orang lain."Kak Ardika, apa yang akan kamu lakukan terhadap Hainiken selanjutnya?"Saat ini, Limdo buka suara lagi untuk menanyakan pendapat Ardika. "Timnu hanyalah bos Hainiken yang kelihatan dari luar, bos di belakang layar Hainiken adalah Jerfis. Setiap tahunnya, tempat ini membawakan penghasilan yang sangat besar untuk Jerfis."Limdo sedang mengingatkan Ardika untuk berhati-hati menghadapi pembalasan dari Jerfis.Saat ini, dia masih belum tahu jelas Jerfis yang sengaja menimbulkan konflik antara Hainiken dan Ardika kali ini, selain itu, Jerfis juga berniat menghabisi Ardika."Karena bos Hainiken sudah kuhabisi, tentu saja tempat ini sudah menjadi milikku."Sambil tersenyum, Ard
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
Limdo mengangguk dalam diam.Hingga saat ini, dia baru menyadari identitas dan latar belakang Ardika pasti tidak sesederhana itu, sama sekali bukan seorang menantu benalu yang tidak bisa bertahan lagi di Kota Banyuli, lalu datang ke ibu kota provinsi untuk bergantung pada kerabat seperti yang dikatakan oleh orang lain."Kak Ardika, apa yang akan kamu lakukan terhadap Hainiken selanjutnya?"Saat ini, Limdo buka suara lagi untuk menanyakan pendapat Ardika. "Timnu hanyalah bos Hainiken yang kelihatan dari luar, bos di belakang layar Hainiken adalah Jerfis. Setiap tahunnya, tempat ini membawakan penghasilan yang sangat besar untuk Jerfis."Limdo sedang mengingatkan Ardika untuk berhati-hati menghadapi pembalasan dari Jerfis.Saat ini, dia masih belum tahu jelas Jerfis yang sengaja menimbulkan konflik antara Hainiken dan Ardika kali ini, selain itu, Jerfis juga berniat menghabisi Ardika."Karena bos Hainiken sudah kuhabisi, tentu saja tempat ini sudah menjadi milikku."Sambil tersenyum, Ard
"Klang ...."Tepat di depan mata Timnu, pedang dalam genggamannya langsung patah.Sedangkan pedang dalam genggaman Ardika tetap utuh!Perlu diketahui bahwa baik dari segi bahan maupun keterampilan pembuatannya, dua bilah pedang yang diambil oleh Ardika dari rak senjata dengan sembarang itu sama persis.Bisa muncul hasil seperti ini, itu artinya senjata apa pun bisa berubah menjadi seperti senjata dewa di tangan Ardika!Namun, pemikiran ini juga hanya muncul sesaat dalam benaknya.Timnu sudah tidak berani berpikir lebih jauh lagi.Karena setelah mematahkan pedang dalam genggamannya, pedang dalam genggaman Ardika tetap melesat ke arahnya tanpa melambat sama sekali.Pergerakan yang tidak terhenti sedetik pun!"Jangan ...."Timnu merasakan beban luar biasa berat yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya, bahkan matanya sudah sampai mengeluarkan air mata darah.Pemikiran terakhirnya adalah memohon pengampunan.Detik berikutnya, setelah bilah pedang itu melintasi tubuh Timnu, baru Ardik
Timnu berteriak dengan penuh amarah, lalu mengulurkan kakinya untuk meraih sebilah pedang yang sebelumnya dijatuhkan oleh seorang anak buahnya. Sosoknya yang kekar itu langsung melompat seperti macan dan muncul di hadapan Ardika.Saat masih di udara, dia sudah mengayunkan lengannya.Dengan mengerahkan kekuatan yang luar biasa besar, dia mengarahkan pedangnya ke arah kepala Ardika."Ardika, coba saja jurusku yang paling kuat ini!"Timnu yang masih berada di udara itu menatap Ardika dengan tatapan arogan, suaranya terdengar sedingin es dipenuhi dengan kepercayaan diri dan mengintimidasi.Di bawah kendali amarah yang sudah memuncak, dia mengeluarkan jurus terhebatnya seumur hidupnya ini.Walaupun saat ini tidak ada penonton, tetapi dia yakin bahkan orang yang sekuat Ardika pun, juga tidak akan bisa menahan jurusnya yang paling kuat ini."Syuuu ...."Kilatan cahaya yang dipantulkan oleh bilah pedang langsung menyelimuti Ardika, seolah-olah akan melahap Ardika sepenuhnya!Ardika tetap berdi
Mendengar suara itu, semua orang langsung menoleh secara refleks.Sosok yang buka suara itu tidak lain adalah Ardika yang berdiri dengan tegak di sana dengan ekspresi yang tak terbaca."Mereka adalah orang-orangmu?"Timnu menyipitkan matanya, sorot matanya tampak sedingin es dan dipenuhi dengan niat membunuh yang kuat. Alih-alih berkurang, niat membunuhnya malah makin kuat.Tanpa perlu Ardika menjawab pun, dia pun tahu bahwa pertanyaannya hanyalah omong kosong belaka.Karena Ardika bisa menginstruksikan mereka untuk melakukan sesuatu, tentu saja Ardika yang memanggil mereka kemari.Timnu terkejut bukan main.Hanya Ardika seorang saja sudah memberinya tekanan yang sangat besar. Sekarang datang lagi dua orang yang bisa menerobos pengamanan ketat Hainiken tanpa bersuara. Sangat jelas kekuatan kedua orang ini juga tidak bisa diprediksi.Apa mungkin hari ini dia benar-benar akan mati di tangan si Ardika ini?Keteguhan hati Timnu mulai goyah.Namun, dia bisa menduduki posisi sebagai raja pre
"Plak ...."Saat melewati anak buah Timnu itu, pria kurus tersebut langsung mengangkat lengannya dan melayangkan tamparan ke wajahnya.Anak buah itu mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, terpental membentur dinding dengan darah menyembur keluar dari mulutnya, lalu terjatuh ke lantai dan tidak bergerak lagi.Hanya dengan pergerakan sederhana seperti mengangkat lengan saja, satu orang sudah terbunuh.Apalagi orang tersebut adalah anak buah Timnu!Menyaksikan pemandangan itu, dua orang ahli bela diri lainnya yang sedang membuka pintu baja Hainiken langsung ketakutan setengah mati.Namun, mereka sudah membuka pintu besi lainnya, menyesal juga sudah terlambat sekarang."Bam ...."Seorang pria kerdil menerjang keluar lagi. Dengan kepalanya yang botak, dia langsung menabrak ahli bela diri Hainiken yang menghalangi jalannya itu hingga tubuh orang tersebut terpental dan mengalami patah tulang."Timnu, kamu sedang menghadapi masalah? Berani-beraninya kamu membiarkan kami keluar!""Kamu nggak
Timnu menarik napas dalam-dalam, berusaha keras menahan aliran darah yang bergejolak dalam tubuhnya, agar tidak terjadi kejadian memalukan dirinya memuntahkan darah.Lengannya yang tadi berbenturan dengan lengan Ardika, juga sedikit bergetar.Dia mendongak menatap Ardika, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya.Tadi saat tinjunya membentur tinju Ardika, dia merasakan kekuatan luar biasa besar yang belum pernah dirasakannya sebelumnya menjalar memasuki tubuhnya. Gelombang kekuatan dahsyat itu nyaris membuat dirinya terpental.Kalau bukan karena dirinya segera mengurangi kekuatan tersebut melalui gesekan dengan permukaan lantai, tubuhnya pasti akan mengalami cedera serius.Walaupun demikian, saat ini wajahnya juga berubah menjadi memerah, sekujur tubuhnya juga terasa tidak enak dan diliputi kekesalan."Bagaimana mungkin?"Dia menatap Ardika dengan tatapan sedikit tidak percaya. Mungkin karena aliran darah yang bergejolak dalam dirinya, saat ini dirinya diliputi gelombang keterkejutan.Seja
Timnu mengalihkan pandangannya dari jasad Lisman, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Yah, mungkin saja. Kamu memang sangat kuat.""Sayang sekali. Kalau kamu nggak memprovokasiku, mungkin kamu masih bisa menyembunyikan dan mengasah kemampuanmu tanpa menonjolkan diri selama beberapa tahun lagi . Setelah kamu benar-benar berkembang, mungkin aku juga bukan tandinganmu.""Sayang sekali, kamu nggak paham orang yang terlebih dulu menonjolkan diri, akan menghadapi serangan.""Jadi, Ardika, hari ini kamu pasti akan mati di Hainiken ...."Timnu menatap Ardika dengan sorot mata acuh tak acuh, seperti sedang menatap mayat yang sudah tak bernyawa.Di umur dua puluh tahun, Timnu sudah berkecimpung di dunia preman ibu kota provinsi.Dengan mengandalkan kekuatannya sendiri, dia berhasil mendapatkan posisinya sendiri.Dia bisa mencapai posisinya hari ini dengan menginjak-injak mayat musuh yang sudah tak terhitung jumlahnya.Bahkan di Organisasi Snakei pun, dengan mengandalkan kemampuannya sen
Delapan orang ahli bela diri yang memiliki postur tubuh tinggi dan tegap itu juga berpencar ke segala sisi, memblokade jalan keluar Ardika.Mereka seolah-olah sudah bisa membayangkan pemandangan Ardika ditebas oleh Lisman menjadi dua bagian."Oh? Hanya begini?"Namun, tepat pada saat ini, terdengar suara acuh tak acuh Ardika.Tanpa mendongak, dia meraih sebuah bangku dengan ujung kakinya, lalu melemparkan bangku tersebut dengan kakinya."Bam ...."Bangku tersebut tampak seperti meteor. Dalam sekejap mata, bangku itu sudah bertabrakan dengan pedang dalam genggaman Lisman. Bangku itu langsung hancur berkeping-keping, pecahannya terbang ke segala arah."Pfffttt ...."Kecepatan pergerakan pecahan itu luar biasa cepat, beberapa orang ahli bela diri tersebut sama sekali tidak sempat menghindar.Ada yang kulitnya tergores hingga terkelupas dan kehilangan daya tempur.Ada pula yang tenggorokannya dan dahinya tertancap pecahan tersebut, hingga langsung tewas di tempat.Di antara delapan orang a
"Eh, Ardika, lihatlah adik iparmu itu! Jelas-jelas dia sudah ketakutan setengah mati, tapi dia tetap menyuruhmu untuk lari. Hubungan antara kalian cukup erat, ya.""Tapi kalau ingin lari sekarang juga sudah terlambat. Hari ini kamu nggak akan bisa keluar dari Hainiken lagi!"Melihat Futari sampai sudah menangis sejadi-jadinya saking ketakutannya, Werdi, Raina dan yang lainnya tertawa dengan liar.Ardika sudah membuat mereka merasakan penghinaan yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya, bahkan memotong jari mereka dan membuat mereka menjadi target Organisasi Snakei, yang hanya bisa bersembunyi di dalam Hainiken dengan gelisah. Ardika benar-benar sudah membuat hidup mereka sangat menderita.Tentu saja mereka jauh lebih senang dibandingkan siapa pun saat melihat Ardika tertimpa masalah.Mengingat Ardika tidak mungkin bisa lolos lagi, Werdi menjadi makin bangga dan arogan.Dia melangkah maju dengan langkah kaki cepat, lalu berkata dengan ekspresi arogan, "Eh, Ardika, berlutut sekarang j