Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2370 Sudah Terlambat Untuk Pergi

Share

Bab 2370 Sudah Terlambat Untuk Pergi

Penulis: Sarjana
"Malam itu juga, Betty langsung datang dengan membawa beberapa orang ahli bela diri Keluarga Darma, lalu memukuli ibuku hingga mengalami cedera parah. Sejak saat itulah, ibuku menjadi koma hingga sekarang!"

"Sedangkan ayahku, saat itu dia nggak berada di tempat. Tapi, setelah dia pulang dan mengetahui hal ini, dia hanya memanggil ambulans untuk mengantar ibuku ke rumah sakit ...."

"Lalu dia menikah dengan Betty."

"Saat itu aku masih kecil, banyak hal yang belum kumengerti. Banyak hal di antaranya baru kumengerti setelah aku mulai beranjak dewasa."

"Tapi, biarpun aku sudah mengetahui kebenarannya, aku juga nggak berani melakukan apa pun, karena Betty yang memegang kendali atas keuangan Keluarga Gozali."

"Pengeluaran biaya pengobatan ibuku yang bernilai puluhan miliar setiap tahunnya, membutuhkan persetujuan darinya. Jadi, aku hanya bisa berpura-pura nggak pernah terjadi apa pun ...."

"Biarpun demikian, Betty juga nggak berencana untuk melepaskanku."

"Sebelumnya kamu juga sudah dengar se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2371 Cemburu

    "Aku benar-benar nggak menyangka pergerakan ibu tirimu itu cukup cepat juga. Benar-benar nggak takut mati, ya!"Walaupun senyuman tampak mengembang di wajah Ardika, tetapi niat membunuh yang kuat terlihat di matanya.Bahkan sebaris giginya yang terlihat putih dan bersih itu, seolah-olah juga terkesan agak menyeramkan.Awalnya Rosa kurang memahami maksud Ardika, hanya saja begitu dia mengikuti arah pandang Ardika dan melihat ke kaca spion, dia langsung menyadari sesuatu.Di arah belakang mereka, ada dua buah mobil Ford Ranger Raptor bermodel dominan yang tengah melaju melewati kerumunan mobil-mobil lainnya dan menerjang ke arah mobil mereka dengan kecepatan tinggi!Jarak antara mobil mereka dengan mobil tersebut sangatlah dekat, hanya berjarak beberapa buah mobil saja.Rosa bahkan bisa melihat orang di dalam mobil Ford Ranger Raptor yang berjarak paling dekat dengan mereka sedang menatap mereka dengan lekat tanpa ekspresi."Mereka menargetkan kita?"Ekspresi Rosa langsung berubah.Hanya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2370 Sudah Terlambat Untuk Pergi

    "Malam itu juga, Betty langsung datang dengan membawa beberapa orang ahli bela diri Keluarga Darma, lalu memukuli ibuku hingga mengalami cedera parah. Sejak saat itulah, ibuku menjadi koma hingga sekarang!""Sedangkan ayahku, saat itu dia nggak berada di tempat. Tapi, setelah dia pulang dan mengetahui hal ini, dia hanya memanggil ambulans untuk mengantar ibuku ke rumah sakit ....""Lalu dia menikah dengan Betty.""Saat itu aku masih kecil, banyak hal yang belum kumengerti. Banyak hal di antaranya baru kumengerti setelah aku mulai beranjak dewasa.""Tapi, biarpun aku sudah mengetahui kebenarannya, aku juga nggak berani melakukan apa pun, karena Betty yang memegang kendali atas keuangan Keluarga Gozali.""Pengeluaran biaya pengobatan ibuku yang bernilai puluhan miliar setiap tahunnya, membutuhkan persetujuan darinya. Jadi, aku hanya bisa berpura-pura nggak pernah terjadi apa pun ....""Biarpun demikian, Betty juga nggak berencana untuk melepaskanku.""Sebelumnya kamu juga sudah dengar se

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2369 Masa Lalu Keluarga Gozali

    Rosa mulai merasa menyesal.Mungkin sejak awal seharusnya dia tidak melibatkan Ardika dalam masalah ini.Bukan hanya tidak bisa mengubah apa pun, bahkan mencelakai Ardika.Kalau sebelumnya, mungkin dia tidak akan memedulikan hidup dan mati Ardika.Namun sekarang, situasinya sudah berbeda.Ardika adalah satu-satunya pria yang berani maju untuk membantunya, menjadi penopangnya."Hei, sepertinya kamu sudah terlalu menganggap remeh aku."Ardika tertawa dengan acuh tak acuh. "Hanya Keluarga Darma dan Jerfis sudah bisa mengancam nyawaku?""Memangnya mereka mampu?"Rosa tidak tahu dari mana kepercayaan diri Ardika mengucapkan kata-kata seperti ini, tetapi dia merasa Ardika sudah terlalu sombong.Baik Keluarga Darma maupun Jerfis, juga tidak bisa dianggap remeh.Kalau menganggap remeh mereka seperti ini, pasti akan membayar harga yang sangat mahal.Secara naluriah, Rosa berkata, "Jangan menganggap remeh Jerfis ...."Hanya saja, dia baru saja mulai berbicara, tetapi sudah disela oleh Ardika."K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2368 Kamu Pergi Saja

    "Ardika, putar arah ke bandara sekarang!"Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan kembali ke Gunung Halfi dari Sri Deli.Setelah terdiam sejenak, Rosa yang duduk di kursi penumpang di samping kursi pengemudi tiba-tiba menoleh ke arah Ardika dan berkata, "Aku akan segera memesan tiket penerbangan terdekat menuju ke Suraba untukmu. Setelah kamu tiba di sana, kamu ingin pergi ke Kota Gamiga atau Aumen juga bisa. Kalau kamu punya paspor, kamu ingin pergi ke luar negeri juga bisa.""Saat itu tiba, aku akan memberimu sebuah rekening luar negeri yang terjamin aman, lalu mengirim 20 miliar ke rekening itu.""Setelah masalah ini berlalu, kamu baru kembali lagi.""Cepat berikan KTP-mu padaku ...."Saat berbicara, Rosa sudah membuka aplikasi pemesanan tiket pesawat dan mencari penerbangan terdekat.Ardika tetap mengendarai mobilnya, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan KTP."Hei, bukankah kamu yang memintaku untuk berperan sebagai pacarmu dan menjadi tamengmu?""Sekarang s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2367 Masih Bisa Dilanjutkan

    Orang di ujung telepon itu sedari tadi hanya diam saja. Setelah beberapa saat, suara Wilgo baru kembali terdengar."Betty, apa bocah rendahan yang kamu sebutkan itu bernama Ardika?"Sambil menggertakkan giginya dengan kesal, Betty mengangguk dan berkata, "Ya, benar! Bocah sialan itu bernama Ardika!"Namun, begitu selesai berbicara, Betty sudah merasa ada yang aneh."Eh? Wilgo, bagaimana kamu bisa tahu bocah itu bernama Ardika? Mungkinkah dia benar-benar ...."Betty membelalak kaget.Wilgo berkata dengan dingin, membenarkan asumsi istrinya, "Ya, benar. Tadi malam aku bertemu dengannya di Sekolah Bela Diri Sopran. Dia bukan hanya berhasil mengalahkan beberapa orang muridku, dia bahkan menamparku tepat di hadapan murid-muridku, lalu 'menculik' Rosa ...."Setelah mendengar Wilgo mendeskripsikan kejadian tersebut, Betty membuka mulutnya lebar-lebar, tidak berani memercayai apa yang baru saja didengarnya.Tak lama kemudian, ekspresinya berubah menjadi makin muram.Ternyata Ardika benar-benar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2366 Merengek Menuntut Penjelasan

    Saat ini, Rosa bisa merasakan perasaan aman yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya."Apa lagi yang kamu tunggu? Masuklah ke dalam mobil."Tepat pada saat ini, terdengar suara Ardika.Rosa buru-buru masuk ke dalam mobil.Tak lama kemudian, mobil tersebut sudah berputar arah.Mendengar suara deru mesin mobil yang sudah menjauh, Betty yang berada di dalam vila baru berani merangkak bangkit."Pecundang!""Sekelompok pecundang sialan!"Amarah Betty sudah mencapai puncaknya. Dia menerjang ke arah para pengawal itu, lalu menendang satu per satu dari mereka dengan kejam."Keluarga Darma sudah memelihara kalian selama bertahun-tahun. Biasanya satu per satu dari kalian selalu menyebut diri kalian ahli bela diri. Ada yang membual bisa melawan sepuluh orang seorang diri, ada pula yang membual bisa melawan dua puluh orang seorang diri.""Tapi apa hasilnya? Kalian begitu banyak orang bahkan nggak bisa mengalahkan seorang bocah rendahan yang nggak tahu dari mana asalnya itu!""Bahkan aku hampir sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2365 Tidak Mengalami Cedera Apa Pun

    Sudut bibir Betty berkedut sejenak, kilatan tajam melintasi matanya.Tiba-tiba saja, sosoknya mundur ke dekat dinding, lalu mengulurkan lengannya untuk mengambil senapan laras ganda dengan kaliber besar yang tergantung di dinding sebagai pajangan.Ini adalah senjata api yang disiapkan oleh Betty untuk menghadapi situasi genting. Kelihatannya seperti pajangan, tetapi sesungguhnya di dalamnya ada peluru yang bisa ditembakkan kapan saja.Betty dengan terampil menyesuaikan senapannya itu dengan kedua tangannya. Kemudian, dia membidik Ardika.Biarpun Betty belum menembak, raut wajah Rosa sudah berubah menjadi pucat pasi."Ardika, cepat menghindar!"Dia hobi menembak, sering mengunjungi klub menembak untuk mempelajari tentang senjata api. Dia tahu betapa menakutkannya kekuatan senjata api yang biasa disebut dengan "pistol semprot" ini."Bam ...."Ardika sama sekali tidak mengedipkan matanya. Tepat sebelum Betty menarik pelatuknya, dia langsung menendang seorang pengawal yang tergeletak di de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2364 Konsekuensi Terbuai Pesona Wanita

    "Hari ini aku nggak berminat untuk berobat. Aku hanya ingin mengingatkanmu. Kalau kamu nggak ingin mati, jauhi Rosa.""Putriku ini memang cantik, tapi bukan sembarang orang bisa memilikinya.""Mencampuri urusan internal Keluarga Gozali dengan gegabah, pada akhirnya mati seperti apa pun kamu nggak akan tahu.""Selain itu, juga akan mencelakai keluargamu!"Nada bicara Betty sangat tajam.Ardika menatap Betty dengan ekspresi acuh tak acuh, lalu berkata, "Kamu sedang mengancamku?""Aku hanya berbicara sesuai fakta."Betty menatap Ardika dengan ekspresi arogan, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau kamu bersikeras menganggap ini sebagai ancaman, anggap saja begitu.""Satu hal lagi yang perlu kutambahkan adalah, keluarga yang kusebutkan itu adalah seluruh keluargamu.""Aku harap kamu bisa memahami konsekuensi terbuai pesona wanita."Dia adalah Nona Keluarga Darma yang berharga, juga merupakan Nyonya Keluarga Gozali, bagaimana mungkin dia menganggap serius Ardika yang bukan siapa-siapa it

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2363 Raja Obat

    "Ini adalah sebuah berkah yang besar untukmu! Alih-alih berterima kasih, kamu malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mengancamnya! Benar-benar nggak tahu diri!""Hanya menguasai sedikit keterampilan medis saja, kamu benar-benar sudah menganggap dirimu sendiri hebat, hah?!"Biasanya beberapa orang wanita ini selalu menjilat dan menghormati Betty. Saat ini, tentu saja mereka harus buka suara untuk membantunya melawan Ardika.Akhirnya Betty juga sudah tenang kembali. Dia menatap Ardika dengan tatapan dingin dan berkata, "Eh, bocah, walau aku nggak tahu bagaimana kamu bisa menebak kondisi tubuhku.""Tapi yang mereka katakan itu benar. Kamu hanya sedikit menguasai keterampilan medis saja.""Lagi pula, kamu masih sangat muda. Memangnya bisa sehebat apa keterampilan medismu itu?""Aku bukan orang-orang bodoh level rendah itu, nggak akan bisa dikelabui oleh beberapa patah kata darimu.""Lagi pula, biarpun apa yang kamu katakan itu benar, memangnya kenapa?""Dengan mengandalkan relasi dan keka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status