Seorang anak laki-laki bernama Arya memiliki wajah rupawan, tetapi memiliki fisik yang tidak sempurna di bagian kaki yang menggunakan kaki palsu. Arya selalu dipandang rendah oleh banyak orang, terutama keluarga besar istrinya. Ia selalu dianggap menantu tak berguna karena menyusahkan sang istri dan menghabiskan uangnya. Tidak hanya itu, sang istri juga menjadi ancaman untuknya. Ketidaksempurnaan itu dibongkar oleh Kakak ipar di hadapan banyak orang sehingga menjadi bahan hinaan banyak orang. Namun, tidak ada satu orang pun tahu bahwa ia adalah anak dari raja pebisnis yang menguasai dunia di berbagai bidang industri. Selama beberapa tahun telah dicari oleh sang Ayah hingga bertemu dengan tangan kanannya. Apakah pertemuan Arya dengan tangan kanan ayahnya akan membuahkan hasil? Akankah Arya membalas dendam kepada orang-orang yang telah merendahkannya? Apakah keluarganya selamat dari gangguan dan ancaman?
Lihat lebih banyak“Dasar Obe gak becus! Kerja tuh lihat situasi di sekitar kamu! Jangan memaju-mundurkan alat pel ini kalau ada orang lewat!” teriak seorang pria dengan amarah yang memuncak sambil menendang alat pel yang ada di hadapannya. “Untung saja ak—” bentakan tamu pria itu terhenti ketika melihat wajah tukang bersih-bersih yang hampir membuatnya terjatuh. “Ah, ternyata kamu, Arya. Pantesan aja kerjaanmu gak pernah bener sama sekali!”
Tukang bersih-bersih yang bernama Arya memasang wajah datar di saat mendengar hinaan yang terlontar. Walaupun yang membuat lantai basah bukanlah hanya dirinya saja, melainkan rekan kerja yang bertugas mengepel lantai bar yang ada di rooftop hotel bintang lima.
Arya membungkuk hormat. “Maaf, saya akan mengeringkan lantainya saat ini juga.”
“Maaf, maaf. Kamu kira menyelesaikan masalahku yang hampir terjatuh ini hanya selesai dengan permintaan maaf saja?” balas seorang tamu pria dengan tatapan nyalang sambil menunjuknya. “Untung kakiku gak terkilir, kamu sudah membuang waktu yang sangat berharga dan kerugian waktuku yang banyak ini gak serta merta bisa tergantikan dengan ucapan permintaan maaf saja!” hardiknya. “Malam ini, aku sial banget ketemu kamu di sini!”
Mendengar ucapan tamu pria itu, seorang penari striptis yang mengenakan pakaian mini dan terbuka lebar di bagian perut dan kakinya yang jenjang meraba dan memijat pundaknya berceletuk, “Ada apa, Mas Krisna? Kenapa kamu marah-marah, Sayang? Hmm? Kamu kenal dengan dia?”
Semua karena alat pel, kain yang menggelantung di bahu kanan dengan perlengkapan pembersih lainnya serta pakaian khas pembersih Bar dan hotel yang membalut tubuhnya yang kekar, kemungkinan bisa menarik dan memikat hati para wanita yang berkelas, berduit dan seksi di hadapannya saat ini dengan paras rupawan dan mata yang menjorok ke dalam dan lebar, jika tidak mengetahui kekurangan fisiknya di bagian kaki yang tidak ada satu.
Pria bertubuh kurus dan tinggi bernama Krisna tampak menyesalkan pertemuannya dengan Arya di acara yang paling berharga malam ini di Bar untuk melepas penat bersama teman-temannya. Kekesalan itu tak bisa disembunyikan olehnya hingga menghela napas panjang sambil mengusap bibirnya sekilas.
“Aku sangat menyayangkan bahwa mengenalnya.” Dia mendecakkan lidah sambil berkata, “Dia adalah suami adikku yang bernama Cahaya, yang kerjaannya hanya menghamburkan uang adikku dan gak berguna sama sekali. Dia juga menyusahkannya karena jalan tanpa bantuan kaki palsu harus dituntun,” hinanya tanpa memedulikan keberadaan Arya di sampingnya.
Penari striptis menutup mulutnya dengan menggunakan satu tangan sambil memandang Arya dengan tatapan jijik dan menggelengkan kepala. “Astaga, yang kamu sering bilang ke teman-teman dan kepadaku bahwa dia kerjaannya menyusahkan adikmu dan menghabiskan uangnya, kan?” Dia memperhatikan penampilan Arya dengan detail. “Ganteng, sih mending jadi simpanan Tante-tante aja, tapi ada yang mau gak, ya. Sedangkan, kakinya aja cacat dan mana bisa mau berhubungan badan. Bagaimana dia berhubungan badan dengannya, ya?”
“Saya permisi dulu karena banyak pekerjaan yang harus dikerjakan,” ujar Arya dengan wajah datar dan mempertahankan sikapnya yang profesional.
Arya Soeparman, suami dari Cahaya Sentosa merupakan cucu pebisnis properti yang kaya raya di Negara yang banyak lautan. Arya tidak memiliki latar belakang yang jelas dan bukan berasal dari keluarga kaya raya, awal pernikahan mereka tidak direstui. Namun, dengan ikatan cinta dan kegigihan dua insan yang memiliki niat baik maka mendapatkan restu dari keluarga Cahaya.
Walaupun pernikahan mereka mendapat restu, tetap saja perlakuan keluarga Cahaya terhadapnya. Mereka selalu memperlakukan buruk dan menganggapnya sebagai menantu tidak berguna.
“Eh, kamu mau ke mana? Aku belum menginzinkanmu pergi. Kamu main pergi aja,” cegah Krisna sinis.
Arya menghentikan langkahnya, lalu melihat Kakak Cahaya yang menjadi tamu terhormat di Bar tempatnya bekerja. Sekuat tenaga untuk bersabar, pria itu berbalik badan sambil menatap datar.
“Ada lagi yang mau dibersihkan lantainya atau ada bagian mana yang kotor?”
“Kotor, kotor, seharusnya kamu itu nenangin aku dulu. Kamu tahu, kan tugas seorang Obe di sini?! Kamu tahu, kan kalau aku adalah tamu spesial di sini atas undangan dari pemilik hotel dan bar ini?!” sindir Krisna dengan pandangan yang merendahkan.
“Wah, wah, seorang Obe membuat tamu spesial marah-marah apalagi tamu ini adalah kakak iparmu sendiri. Sayang sekali, kamu memiliki adik ipar yang pekerjaannya rendahan dan … menikah dengan seorang tukang bersih-bersih yang cacat begini,” sahut seorang pria yang melangkah dari sisi kanan sambil menatap tajam dan menyapu penampilannya dari atas sampai bawah.
Dia adalah Keanu Stagle, seorang putra konglomerat yang juga seorang Direktur Pemasaran di perusahaan Stagle Group tempat Cahaya bekerja dan pemilik butik baju pengantin pria dan wanita di dua negara asing. Dia punya dendam kepadanya karena gadis yang dicintai lebih memilih menikah dengan seorang tukang bersih-bersih yang memiliki cacat fisik di bagian kaki dibandingkan dirinya yang memiliki kekayaan melimpah.
Ketidaksempurnaan Arya di bagian kaki dibongkar oleh kakak iparnya di depan banyak orang, tetapi tidak banyak orang mendengar hal itu. Namun, Keanu ternyata mendengar ketidaksempurnaannya sehingga kesempatan menghina lebih besar di depan seluruh pengunjung di Bar.
“Bagaimana rasanya berjalan dengan bantuan kaki palsu?” ledek Keanu sambil terkekeh dan memerhatikan keadaan di sekitarnya.
“Rasanya pasti gak enak, dong apalagi kalau mau aktifitas ranjang dengan adikku,” jawab Krisna yang tertawa meledek sambil menatap sinis.
Cacat kaki Arya merupakan bekas amputasi dari kecelakaan hebat di jalanan sempit menuju pegunungan yang terjadi padanya saat masih di bangku sekolah menengah pertama. Pria berparas tampan harus kehilangan kakinya ketika mengetahui tidak bisa disembuhkan akibat tertindih mobil. Ketidak sempurnaan itu tertutup oleh wajah rupawan sehingga tidak banyak orang mengetahuinya.
Kala itu, dia tidak hanya kehilangan kaki, dia juga kehilangan seorang Ibu yang menyayanginya. Rencana liburan dengan bekal seadanya menjadi mala petaka untuknya dalam seumur hidup.
“Benar juga. Suami gak berguna! Bisanya menyusahkan istri! Coba dulu, Cahaya mau menikah denganku pasti akan gak sesusah ini harus mengurus suami cacat untuk membantu memasangkan kaki palsu dan memikirkan uang bulanan. Dia pasti sudah bahagia denganku dengan duduk manis, belanja, foya-foya dan perawatan diri.” Keanu menghina Arya sambil menaik-turunkan alisnya dan kedua tangan di depan dada.
“Ya, pastinya dia pasti pakai aji-aji untuk mengubah pikiran dan pandangannya agar selalu melihat dia dengan parasnya yang rupawan saja, masalah fisik gak peduli,” sindir Krisna yang menatap sinis. “Dia pikir aku gak tahu isi kepala orang gak berguna dan miskin yang memanfaatkan Cahaya dengan fisik yang gak sempurna untuk mengambil semua harta keluarga besar Sentosa. Jangan ngimpi!”
Arya mengernyitkan dahi mendengar ucapan Krisna yang menyakitkan. Semua tuduhan itu sangat menyakitkan baginya! Apalagi Keanu dan penari striptis ikut menghinanya dengan kata-kata sampah.
Namun, Arya tetap berusaha sabar dan mengembangkan senyuman manis di bibirnya. Percuma, meladeni orang-orang yang awalnya memang tidak suka dengannya sehingga mengeluarkan satu kata atau kalimat pun tetap salah.
“Lihatlah dia malah senyum-senyum sendiri. Memang gila,” ucap Keanu dengan nada meledek dan tertawa meledek.
Arya tetap menampakkan senyuman lebar di bibir, sebisa mungkin menahan diri untuk tidak marah. Lalu, ia berbalik badan dan pergi meninggalkan mereka. Namun, langkahnya terhenti kembali ketika Keanu mengeluarkan kalimat yang membuat dadanya tersungut.
“Berita terkini, seorang pebisnis kaya raya sedang mencari seorang anak lelaki yang hilang dengan ciri-ciri tinggi, putih, berambut cokelat gelap, mata menjorok ke dalam, bola mata berwarna cokelat dan hidung mancung, fisik sempurna. Jika ada yang menemukannya silakan datang ke salah satu kantor di bidang properti dan mendapatkan uang sejumlah seratus ribu dolar.”
Beberapa orang di sekitar Arya tertawa terbahak-bahak saat Keanu menawarkan bantuan yang sangat tidak pantas diucapkan di hadapannya. Namun, suara tertawa menggelegar terhenti ketika Keanu melihat televisi yang ada di sisi atas menampakkan sebuah berita yang mengabarkan bahwa dicari seorang pria dari anak keluarga konglomerat di dunia yang memiliki banyak bisnis dan disebut Raja bisnis yang hanya menyebutkan ciri-ciri dan jumlah uang ketika menemukan sosok itu.
“Wah, pebisnis konglomerat yang mana ini nyari anak lelakinya yang hilang?” Krisna bertanya-tanya sambil menatap Arya yang berusaha profesional. “Coba saja orang hilang yang ada di televisi itu kamu. Tapi, sayangnya itu mustahil dan jauh dari ciri-ciri yang disebutkan,” ledek Krisna sambil tertawa meledek.
Arya tetap tersenyum sambil menundukkan kepala. Semua ucapan tidak perlu dibalas dengan kata-kata karena percuma saja.
“Hei, pria cacat! Bagaimana kalau aku membantumu dengan uang satu miliar, tapi Cahaya harus tidur denganku selama dua jam saja malam ini? Hmm?” lontar Keanu lalu tertawa meledek.
Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju
Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters
“Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru
“Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i
Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k
Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen