Di dalam bangsal, sekelompok orang itu berjatuhan, suara teriakan menyedihkan juga terus menggema.Fredi mengira Ardika memukulnya adalah sebuah kesempatan baginya. Dia berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi Ardika. Namun, dia bahkan tidak sempat mengangkat senjata apinya, tubuhnya sudah terbang akibat tamparan Ardika begitu saja.Tamparan ini sangat kejam, membuat Fredi sepenuhnya tercengang.Saat ini, dia bahkan tidak menyadari senjata api dalam genggamannya sudah terjatuh. Sambil menutupi wajahnya, dia merangkak bangkit dari lantai dengan terhuyung-huyung. Dia menatap Ardika dengan sorot mata malu sekaligus marah."Ahh! Ardika sialan! Berani-beraninya kamu menyerangku! Kamu benar-benar cari mati!""Apa lagi yang kalian tunggu? Cepat serang! Tangkap bocah sialan ini! Kalau dia berani melawan, langsung tembak mati saja!"Fredi berteriak dengan marah sambil mengentakkan kakinya. Api amarahnya yang tengah bergejolak itu, seolah-olah bisa menjungkirbalikkan atap ruangan i
Makin Vita menunjukkan sikap tegas dan mengintimidasi, ekspresi Fredi berubah menjadi makin muram.Raut wajahnya sangat muram, dia menatap Vita dengan lekat dan berkata dengan gigi terkatup, "Kalau begitu, hari ini Bu Vita sudah bertekad untuk melindungi si Ardika ini?""Biar kukoreksi sekali lagi, aku belum memenuhi kualifikasi untuk melindungi Kak Ardika."Nada bicara Vita sangat tenang, tetapi dia berkata dengan penuh tekad, "Tapi tetap kalimat yang sama, hari ini nggak peduli siapa pun dari Organisasi Tigerim yang datang, jangan harap bisa membawa Kak Ardika pergi tepat di hadapanku!"Pandangan Fredi tertuju pada Ardika, sorot matanya terus berkedip.Kalau dia tidak salah dengar, Vita sudah mengatakan dengan jelas bahwa Ardika adalah bagian dari Organisasi Snakei.Sementara itu, sekarang Vita memberi tahu Fredi bahwa dia sendiri tidak memenuhi kualifikasi untuk melindungi Ardika.Dia berpikir, 'Mungkinkah di Organisasi Snakei, kedudukan si Ardika ini bahkan lebih tinggi dibandingka
Saat ini, Fredi memang sudah agak takut pada Vita.Dengan kekuatan Vita, kalau wanita itu benar-benar ingin membunuhnya, dia sama sekali tidak punya kesempatan untuk bertahan hidup.Bagaimanapun juga, dia bahkan tidak bisa menghindari dua tamparan wanita yang satu ini.Selain itu, melihat cara wanita ini menangani para anak buah di belakangnya itu, mungkin belasan senjata api juga tidak Vita anggap serius.Jadi, Fredi benar-benar sudah ketakutan.Pada saat bersamaan, dia juga sangat kebingungan.Bukankah dia hanya menghina Ardika dan melayangkan dua tamparan ke wajah Jesika? Bagaimana mungkin bisa membuat Vita membunuhnya, bahkan tidak perlu khawatir Organisasi Tigerim mencari masalah di kemudian hari?Baginya, Ardika hanyalah seorang pecundang yang bersembunyi di belakang wanita, mengandalkan wanita untuk melindungi diri sendiri.Walaupun pecundang ini sedikit tidak sederhana, bisa membuat tiga orang wanita maju untuk melindunginya.Hanya saja Vita tidak memberikan penjelasan apa pun,
"Vi ... ta!"Fredi merangkak bangkit dari lantai dengan menyedihkan, mengusap-usap bekas tamparan di wajahnya.Kemudian, Fredi menatap Vita dengan sorot mata yang dipenuhi api amarah membara, meneriakkan nama Vita dengan penuh penekanan.Sangat jelas saat ini hatinya sudah diselimuti dengan api amarah."Kamu sudah keterlaluan, aku adalah inspektur Organisasi Tigerim, kamu berani memukulku ....""Plak!"Sebelum Fredi bisa menyelesaikan kalimatnya, Vita kembali melayangkan satu tamparan dan berkata, "Oh? Apa aku keterlaluan? Kalau begitu, aku nggak keberatan untuk sedikit lebih keterlaluan lagi."Begitu terdengar suara tamparan, sebuah tamparan kembali mendarat di wajah Fredi, membuatnya terjatuh ke lantai.Menyaksikan pemandangan ini, bukan hanya para anak buah Fredi yang tersulut emosi tetapi tidak berani menyuarakannya, bahkan Jesika dan Rosa juga menyipitkan mata mereka, mengamati wanita tersebut dengan saksama.Bagi mereka, walaupun Fredi tidak termasuk seorang tokoh hebat, tetapi j
"Apa pun yang ingin kulakukan, bagaimana cara Organisasi Tigerim menangani kasus, kamu nggak berhak untuk ikut campur.""Selain itu, walau pengaruh Keluarga Gozali di Organisasi Snakei besar, mengintervensi dalam urusan Organisasi Tigerim begitu saja, apa kamu nggak takut membawa masalah bagi dirimu sendiri?""Dengan mempertimbangkan hubungan pertemanan kita sebelumnya, kali ini aku nggak akan mempermasalahkan kamu menggangguku bertugas lagi.""Menyingkirlah sekarang juga!"Fredi melambaikan tangannya, lalu memerintah anak buah di belakangnya dengan dingin tanpa menoleh ke belakang, "Jangan buang-buang waktu lagi! Cepat tangkap Ardika dan Jesika!""Krak ... krak ...."Dalam sekejap, para anak buahnya itu kembali mengangkat senjata api mereka, membidik Ardika dan Jesika.Bahkan ada yang mengeluarkan borgol.Ekspresi Rosa langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Fredi, kamu bersikeras untuk melakukan apa yang ingin kamu lakukan, sama sekali nggak berniat untuk memberik
Melihat saat ini Rosa bersikap tegas, serta memancarkan sedikit aura mengintimidasi seorang presdir Grup Gozam, kelopak mata Fredi melompat sejenak. Dia berkata, "Rosa, walau dulu kita juga termasuk teman, ditambah lagi Keluarga Gozali juga menjalin hubungan pertemanan dengan Keluarga Waluyo, tetap saja kamu nggak berhak untuk mengguruiku."Setelah melihat perubahan pada diri Rosa ini, Fredi tahu jelas.Sekarang Rosa tidak hanya seorang presdir Grup Gozam, bahkan sudah merupakan seorang kepala keluarga yang berkuasa mutlak atas Keluarga Gozali ibu kota provinsi.Selain itu, Keluarga Gozali ibu kota provinsi adalah cabang Keluarga Gozali Gotawa.Seiring dengan dirinya memegang kekuasaan atas Keluarga Gozali ibu kota provinsi, pengaruhnya di Keluarga Gozali yang utama juga sudah besar.Karena itulah, menghadapi Rosa yang kini sudah berkedudukan tinggi, Fredi sama sekali tidak bisa merasakan keunggulan memiliki status sebagai Tuan Muda Keluarga Waluyo dan inspektur Organisasi Tigerim.Kar