Sejak datang ke Negara Nusantara, hari ini api arogan Kavano akhirnya sudah sedikit diredam.Dia menangkupkan tangannya, lalu berkata dengan serius, "Namaku Kavano, pewaris Tinju Bajri Keluarga Tandio dari Negara Minos. Kalau boleh tahu siapa nama Tuan?"Keluarga Tandio adalah keluarga yang telah mewarisi Tinju Bajri secara turun-temurun. Sejak kecil, Gifrando, ayahnya sudah menguasai Tinju Bajri, juga telah diakui sebagai master Tinju Bajri.Jadi, saat anggota Keluarga Tandio menyebutkan keluarga asal mereka, mereka pasti akan menyebutkan mereka adalah pewaris Tinju Bajri.Selain itu, baik di Negara Minos maupun di Negara Nusantara, aliran tinju mereka ini sudah sangat terkenal.Biasanya, begitu mereka menyebutkan latar belakang keluarga mereka, siapa pun pasti akan memberi mereka sedikit muka."Oh, ternyata pewaris Tinju Bajri Keluarga Tandio, ya. Maaf tadi aku nggak tahu."Benar saja, Jiro langsung memberi hormat dengan serius. Kemudian, dia berdiri dengan tegak, menangkupkan tangan
Jiro menunjuk ke arah sudut ruangan, membuat orang-orang Negara Jepara di belakangnya tertawa terbahak-bahak.Kemudian, sorot mata orang-orang ini mulai tertuju pada para wanita yang berada di tempat tersebut, seperti sedang memilih barang.Sorot mata seakan-akan sedang memilih barang yang tertuju pada mereka itu, membuat hati para wanita di tempat tersebut diliputi perasaan jijik dan hawa dingin.Raut wajah Jeslin langsung berubah menjadi pucat. Dia ingin melepaskan dirinya dari cengkeraman Jiro, tetapi dia mendapati pria itu mencengkeram dirinya dengan sangat kuat, dia sama sekali tidak bisa membebaskan diri.Jeslin pun melemparkan sorot mata memohon bantuan pada Kavano.Melihat sorot mata Jeslin tertuju padanya, Kavano langsung melangkah maju, lalu menatap Jiro dengan lekat dan berkata dengan nada bicara serius, "Lepaskan dia!"Awalnya Jiro hanya melirik Kavano dengan sorot mata acuh tak acuh. Kemudian, dia tiba-tiba mengangkat alisnya dan berkata sambil tersenyum, "Ckckck, jarang-j
Saat itu juga, terdengar suara orang-orang tersentak dari meja tersebut.Beberapa orang selebriti internet yang detik sebelumnya tampak tersenyum, bersiap untuk menyaksikan Kalris menunjukkan kehebatannya, sekarang secara naluriah duduk kembali ke tempat duduk masing-masing. Ekspresi mereka tampak ketakutan."Berani-beraninya kamu memukuli Tuan Muda Kalris! Kalian benar-benar cari mati!"Saat ini beberapa orang pengikut yang dibawa oleh Kalris kemari masih belum menyadari betapa seriusnya situasi saat ini. Mereka langsung bangkit dari tempat duduk mereka sambil memukul meja, lalu menerjang ke arah lawan mereka sambil menggenggam botol anggur.Jiro tetap melambaikan tangannya pada anak buahnya yang bersiap untuk menyerang, lalu berinisiatif maju untuk menghadapi serangan para pengikut Kalris.Dia melancarkan tinju dan tendangannya dengan mulus.Dalam kurun waktu kurang dari satu menit, beberapa orang pengikut Kalris itu sudah terjatuh ke lantai, berguling-guling sambil berteriak dengan
Ardika mengerutkan keningnya, lalu menepuk-nepuk punggung Jesika, mengisyaratkan wanita itu untuk duduk, tidak terburu-buru untuk pergi.Lagi pula, masalah ini tidak ada hubungannya dengan mereka, biarkan saja Kalris dan yang lainnya yang menanganinya.Orang-orang ini tidak tergolong tinggi, tetapi tubuh setiap orang di antara mereka sangat kekar, otot-otot di tubuh mereka terlihat sangat jelas.Selain itu, ada tato pedang tajam yang sama di leher mereka, memancarkan aura ganas.Di antara kerumunan orang-orang ini, ada seseorang yang kepalanya berdarah. Ya, orang ini tidak lain adalah pria orang Negara Jepara yang kepalanya dihantam dengan menggunakan botol anggur oleh Kalris.Kalris menyingkirkan pecahan-pecahan buah yang muncrat ke tubuhnya. Kemudian, dia memelototi sekelompok orang Negara Jepara ini dan berteriak dengan marah, "Sialan! Dari mana munculnya kalian, sekelompok orang sialan? Apa kalian tahu siapa aku? Berani-beraninya kalian menghantam kepala temanku dengan botol anggur
Ardika tidak memedulikan sorot mata mengejek orang-orang itu. Dia hanya tersenyum tipis dan berkata, "Terserah apa kata kalian, apakah aku adalah pengecut atau bukan, aku sendiri tahu jelas. Aku hanya berbaik hati mengingatkan saja.""Kalau nggak, aku takut kalau nanti ada masalah, kalian nggak mampu menanggungnya.""Adapun mengenai kalian dengar atau nggak, itu terserah kalian.""Tapi Jeslin ...."Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Jeslin dan berkata dengan serius, "Kalau kamu nggak ingin pertemuan malam ini kacau balau, kamu bisa mempertimbangkan ucapanku tadi."Ardika tahu Jeslin tidak menyukai dirinya, juga tahu Jeslin tidak akan menganggap serius ucapannya.Namun, dengan mempertimbangkan hubungannya dengan Sutandi, dia tetap mengingatkan wanita itu, menjalankan kewajibannya."Hehe ...."Jeslin mencibir. Sambil menggenggam segelas anggur, dia berdiri di seberang meja, menatap Ardika dengan tatapan arogan, lalu berkata dengan ekspresi kecewa, "Jangan panggil namaku seakrab itu.
Tentu saja tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan oleh Kalris.Bahkan setelah mendengar ucapannya ini, Ardika juga agak terkejut. Dia merasa pecundang ini juga sudah ada kemajuan.Karena itulah, dia berbaik hati mengingatkan, "Tuan Muda Kalris, orang Negara Jepara tadi mengenakan jubah latihan Sekolah Bela Diri Laido. Selain itu, ada lencana pengajar di jubahnya. Mungkin latar belakangnya nggak sederhana.""Menurutku, kalau kalian semua ingin bersenang-senang dengan tenang hari ini, nggak diganggu oleh orang lain, sebaiknya segera ganti tempat.""Kalau nggak, mungkin akan ada masalah yang datang."Sebelumnya Ardika sendiri yang merobohkan Hainiken, tentu saja dia tahu jelas kedudukan orang Negara Jepara di sini.Boleh dibilang dulu saat Hainiken masih dikelola oleh Timnu, anak buah Jerfis, orang Negara Jepara sangat dihormati di sini.Jangankan menggoda wanita, kalaupun mereka tertarik dan langsung membawa wanita yang mereka inginkan pergi saat itu juga, pihak Hainiken juga hanya akan