LOGINDalam sekejap, ada banyak orang yang seakan-akan baru menyadari sesuatu hal. "Oh, ternyata dia, ya! Ini adalah seorang tokoh legendaris!"Jemi, salah satu dari empat tokoh hebat dunia preman, sudah pasti termasuk tokoh legendaris.Memulai kariernya dari dunia preman, merintis kariernya dari nol, dalam kurun waktu tiga puluh tahun, dia sudah merupakan seseorang yang memiliki aset lebih dari puluhan triliun.Hal yang lebih penting lagi adalah, orang yang memulai karier dari dunia preman sepertinya, setelah mulai berbisnis bukan hanya tidak jatuh ke tangan orang lain, bahkan bisa baik-baik saja.Tentu saja orang ini bukanlah orang biasa.Tidak tahu ada berapa banyak orang seperti Jemi, setelah berjaya cukup lama, setelahnya malah tewas di jalanan, atau mendekam di balik jeruji besi.Jadi, setelah mengetahui orang ini adalah Jemi, ada banyak orang di tempat tersebut yang menangkupkan tangan mereka dan menyapa sosok luar biasa tersebut.Jemi juga menanggapi mereka satu per satu. Kemudian, d
Setelah melihat sisi misterius dari Giok Katak Emas, ada banyak orang di tempat itu yang mulai bersemangat."Baiklah, semuanya, sekarang kalian sudah boleh mulai menawar!"Melihat suasananya sudah tepat, juru lelang wanita itu pun mengumumkan dengan suara manisnya."Aku tawar 220 miliar!"Seorang pimpinan dari sebuah perusahaan besar segera mengangkat papan penawarannya. Kemudian, dia melihat ke sekeliling, lalu terkekeh dan berkata, "Semuanya, aku harap kalian bisa memberiku muka.""Pak Tedi ingin membawa pulang sebuah harta berharga dengan 220 miliar? Benar-benar perhitungan yang luar biasa, ya.""Yah, tapi, orang-orang yang mengikuti lelang hari ini adalah penanggung jawab keluarga besar, atau presdir perusahaan besar. Mungkin pengaruh Pak Tedi masih belum cukup untuk membuat semua orang mengalah.""Menurutku, sebaiknya semua orang tunjukkan saja kemampuan masing-masing."Seiring dengan terdengarnya suara menyindir seseorang, seorang presdir perusahaan lainnya juga mengangkat papan
"Lagi pula, saat pemimpin cabang berbicara dengan orang lain, memangnya wanita rendahan yang berasal dari keluarga cabang sepertimu berhak untuk ikut campur?""Jangan pikir begitu kamu duduk di samping Kevo, kedudukanmu akan langsung naik dan bisa setara dengan istriku."Citra menggunakan identitas dan kedudukan untuk mengejek Luna.Ardika juga membalasnya dengan cara yang sama.Begitu Ardika selesai berbicara, tidak hanya ekspresi Citra yang berubah menjadi muram, bahkan sorot mata Kevo juga langsung berubah menjadi muram.Seorang wanita rendahan yang berasal dari keluarga cabang duduk di sampingnya, kalau begitu Kevo sendiri itu apa?"Kamu adalah Ardika?"Kevo baru pertama kali bertemu langsung dengan Ardika. Setelah mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki sejenak, dia berkata dengan nada bicara menyeramkan, "Lidahmu itu masih setajam di panggilan telepon terakhir kali, ya."Dia masih ingat kemarin Ardika sudah mengejeknya sebanyak dua kali.Ardika tersenyum dan berka
"Hmm, cukup bagus. Lain kali kita bersenang-senang bersama, telepon aku."Kevo sangat puas melihat sikap pengertian tuan muda tersebut. Sambil tersenyum, dia melemparkan selembar kartu nama pada pria tersebut, lalu duduk dengan santai.Tidak ada seorang pun di tempat itu yang meremehkan tuan muda tersebut.Kevo berasal dari Keluarga Darma Gotawa. Bagi keluarga-keluarga besar di Provinsi Denpapan ini, Keluarga Darma adalah sebuah keberadaan yang luar biasa.Mungkin hanya ada segelintir generasi muda keluarga besar yang tidak perlu memberi Kevo muka.Sebaliknya, bahkan ada beberapa orang yang menunjukkan ekspresi iri melihat tuan muda itu mendapatkan kartu nama Kevo.Karena kartu nama itu artinya adalah sebuah kesempatan untuk memasuki kalangan Kevo.Selama bisa bergaul dengan Kevo, mungkin saja bisa membawakan keuntungan yang sangat besar bagi diri sendiri dan keluarga.Para pria dan wanita yang dibawa oleh Kevo kemari juga duduk, lalu mengobrol santai seolah-olah tempat ini adalah ruma
Tidak perlu dipertanyakan lagi, Vas Giok Dewi ini dikeluarkan hanya untuk membangkitkan suasana di lelang.Walaupun demikian, harga penawarannya juga dimulai dengan 20 miliar.Melalui hal ini saja sudah bisa terlihat jelas, seberapa tinggi level lelang hari ini."Aku tawar 22 miliar!""Tuan di sebelah sana menawar 26 miliar !"" ... "Dipimpin oleh suara manis juru lelang wanita itu, satu per satu dari para penawar mulai menawarkan harga, suasana lelang pun berubah menjadi seru.Pada akhirnya, Vas Giok Dewi ini dibeli seharga 40 miliar oleh seorang tuan muda keluarga kaya yang ingin membelikan vas tersebut untuk menyenangkan hati tetua dalam keluarganya.Selanjutnya, satu per satu dari barang-barang lelang hari ini pun dikeluarkan.Satu per satu orang dari orang-orang yang menghadiri lelang menawar, suasana lelang sangat meriah.Namun, sepanjang proses ini berlangsung, Ardika dan Luna sama sekali tidak menawar.Sepanjang proses ini berlangsung pula, Kevo juga tidak menunjukkan batang h
Pukul setengah sebelas keesokan paginya.Ardika dan Luna tiba di Balai Lelang Polam nyaris mendekati waktu lelang dimulai.Awalnya yang menyelenggarakan lelang kali ini adalah Balai Lelang Guardin, sebuah balai lelang yang sudah berdiri sejak lama.Namun, satu jam yang lalu, pihak panitia tiba-tiba mengeluarkan pemberitahuan, penanggung jawab lelang kali ini diubah menjadi Balai Lelang Polam.Ardika dan Luna terpaksa harus mengubah rute perjalanan mereka dan bergegas kemari.Karena itulah, hanya melihat papan nama Balai Lelang Polam yang tergantung di atas tangga di hadapannya saja, hati Luna sudah diliputi perasaan gelisah."Jarang-jarang ada cakupan lelang sebesar ini di ibu kota provinsi.""Pihak panitia tiba-tiba mengubah penanggung jawab lelang menjadi Balai Lelang Polam, ini sama sekali nggak sesuai dengan aturan. Aku merasakan sedikit firasat buruk."Luna mengeluh pada Ardika dengan suara berbisik.Tidak perlu diragukan lagi, kalau dibandingkan dengan Balai Lelang Guardin yang s







