Share

588. Pamit

Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.

Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.

“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”

“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”

“Tapi, Sayang...”

“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.

“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”

Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.

Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.

Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status