Bab 19. ANGELINE DI CULIK Rossa dan dokter Zaver seakan sedang reuni, padahal baru beberapa hari mereka tidak bertemu. Tentu saja Rosa sangat senang dengan kedatangan dokter Zaver, dirinya yang sudah dibuang dari keluarga besar Wibisono, masih dikunjungi olehnya. “Ayo masuk, jangan hiraukan orang itu.”Rossa langsung menarik tangan dokter Zaver untuk masuk dan bertemu dengan Abimayu, tidak lupa dia menatap sinis ke arah Darko yang masih berdiri di dekat pintu. Abimayu yang sedang duduk di kursi roda juga mendengar kedatangan dokter Zaver, dia segera mendorong kursi rodanya untuk menyambut. Melihat Abimayu duduk di kursi roda dan sedang berusaha mengayuh untuk menyambutnya, dokter Zaver dengan sigap langsung menghampiri. “Bagaimana keadaan Om Abimayu, apa sudah lebih baik?”Dokter Zaver berkata sambil memegang tangan Abimayu, seakan dia adalah orang yang sangat perhatian. “Kamu lihat sendiri, Om belum bisa berjalan dengan normal.” “I
Bab 20. AKSI PENYELAMATAN “Kurang ajar, kalian sangat berani berbuat macam-macam dengan Angeline. Daniel, kamu takkan kuberi ampun!”Gigi geraham Darko nampak mengeras sambil bergumam memaki Daniel dan komplotannya yang menculik Angeline. Setelah menemukan, dimana posisi Angeline sekarang berada dengan mata batinnya. Darko segera menghentikan taksi dan menyuruhnya berjalan ke arah selatan dengan kecepatan maksimal. Sopir taksi nampak kebingungan mendengar perintah Darko, akan tetapi saat Darko meletakkan setumpuk uang di dashboard mobil, seketika wajah sopir taksi langsung berseri-seri. Tanpa banyak tanya dia langsung tancap gas, mengemudi sesuai arahan Darko. Ternyata mereka menuju komplek Villa yang terpencil di luar kota Mandiraja. Setelah menyuruh sopir taksi untuk pergi, dengan hati-hati Darko memasuki komplek Villa ini. Villa ini terlihat sepi dan sangat terpencil, jika dilihat dari jauh. Saat didekati, ternyata banyak bayangan hitam yang berj
Bab 21. MENGHAPUS JEJAK Api langsung berkobar dengan sangat hebat, setelah Darko menjentikkan api energi yang dikeluarkan menggunakan jentikan jari tangannya. Setelah api benar-benar membakar mayat dan sisa-sisa pertarungan di Villa ini, Darko segera keluar dari Villa dan mendatangi Angeline yang dia tinggalkan di bawah pohon besar. Angeline juga melihat dengan jelas saat Villa di depannya mulai terbakar api, dia merasa ketakutan dan khawatir dengan keselamatan Darko. Tapi kekhawatirannya cepat menghilang, ketika dari gelapnya malam muncul bayangan Darko sedang berjalan menghampirinya. “Kita harus secepatnya meninggalkan tempat ini, sebelum ada orang yang datang,” ucap Darko sambil menarik tangan Angeline. Angeline merasa gugup. ketika tangannya ditarik oleh Darko dan membawanya lari dengan sangat cepat. Akan tetapi karena dia tahu betapa bahayanya situasi di tempat ini, Angeline hanya diam saja. Angin berhembus dengan sangat cepat bagaikan men
Bab 22. MENANTU MATRILOKAL PEMBAWA SIAL Waktu berjalan sangat lambat, tak terasa satu bulan sudah berlalu sejak Darko bertemu dengan Angeline. Sosok Darko semakin terkenal di kota Mandiraja sebagai menantu matrilokal yang numpang hidup dengan istrinya. Kebanyakan orang merasa kesal dengan Darko, sebagai pemuda miskin kenapa sangat beruntung bisa menikahi Angeline yang cantik. Kecuali itu mereka juga ikut memberi nama Darko sebagai menantu pembawa sial, karena sejak bertemu dengan Angeline, keluarganya di keluarkan dari Villa keluarga dan segala tunjangan hidupnya juga dicabut. Nama sebagai menantu Matrilokal dan pembawa sial di sematkan di diri Darko. Masyarakat perkotaan yang ekonominya tinggi sama sekali tidak menghargai pensiunan tentara. Apalagi tentara dengan pangkat yang rendah seperti Darko. Akan tetapi Darko sama sekali tidak peduli apa kata orang, selama Angeline masih mau menjadi istrinya dan tidak minta cerai, maka dia akan selalu berada
Bab 23. MAKANAN TANTE GIRANG “Hai ganteng, sendirian saja? Ikut tante yuk.”Terdengar suara di belakang Darko, suara ini terdengar sangat merdu dan ramah. Darko menoleh ke belakang dan melihat seorang wanita usia empat puluh tahunan yang memakai pakaian mahal sedang tersenyum ke arahnya. “Kamu siapa?”Bukannya mengiyakan ajakan wanita setengah tua ini, Darko malah bertanya sambil mengernyitkan dahinya. “Eh, kamu tidak tahu apa maksudku.”Wanita ini tertegun, dia malah bingung dengan jawaban Darko. Dia merasa aneh, bukannya pria muda yang berdiri sendirian di pinggir Mall sedang menunggu orang-orang sepertinya? Darko tersenyum penuh arti, kemudian dia berkata, “Saya tahu, tapi saya bukan orang yang tepat untuk ikut dengan tante.” “Tidak tepat? Bukannya kamu ingin mendapatkan uang dan bisa belanja pakaian bagus?” “Saya gak suka belanja pakaian, terlalu murah harganya.”Darko berkata dengan nada menghina, dia bermaksud membuat tante Girang ini me
Bab 24. TENDANGAN MAUT Mendengar perkataan Darko, kedua Satpam segera pergi ke pusat kontrol kamera pengawas sambil membawa wanita muda ini. Darko juga ikut bersama mereka untuk melihat sendiri rekaman kamera pengawas. Sebelumnya dia merasa curiga dengan masalah ini, sehingga dia ikut turun tangan membantu wanita muda yang dituduh sebagai pencuri gelang diamond. Di ruang kontrol, satpam meminta operator untuk memutarkan rekaman kamera pengawas di toko perhiasan Cinta Diamond untuk melihat saat wanita ini mencuri gelang diamond. Segera di monitor televisi terlihat rekaman video saat wanita ini baru masuk ke dalam toko perhiasan. Dia hanya melihat-lihat dan belum meminta pelayan untuk mengambil perhiasan yang ada di dalam etalase. Di rekaman kamera pengawa terlihat ada seorang pelayan toko berjalan menghampiri wanita muda ini dan langsung melewatinya dengan cepat. Darko yang merasa curiga dengan pergerakan karyawan wanita di toko perhiasan Cinta Diamon
Bab 25. SENJATA RAHASIA UANG KOIN Darko sama sekali tidak terlihat ketakutan, berbeda dengan wanita muda yang ditahan oleh mereka. Sementara itu gangster yang menahan wanita itu terlihat sangat bangga setelah sampai di markas mereka, apalagi melihat rekan-rekannya keluar dari markas. Mata Darko berkilau bagaikan seekor pemangsa yang siap menyergap mangsanya, melihat ada ratusan orang bergerak keluar dari gedung tua di depannya. Tanpa diketahui dua gangster yang menahan wanita muda itu, jari tangan Darko yang sedang di angkat di belakang kepalanya di jentikkan. Siuuu…. Siuuu….Suara angin terbelah terdengar dengan halus ketika jari tangan Darko dijentikkan. Dua uang koin melesat bagaikan peluru menuju kepala kedua gangster yang menahan wanita itu. Creep… Creep…Uang koin menghilang masuk ke kepala kedua gangster malang itu, kemudian tembus ke belakang dan masih terus melesat hingga menembus kepala beberapa gangster yang sedang berlar
Bab 26. ORANG KEJAM Ceep… Ceep…Uang koin berterbangan menembus batok kepala para gangster, satu koin bisa menembus sepuluh orang sekaligus membuat para gangster jatuh satu persatu tanpa tahu penyebabnya. Dalam sekejap lima puluh gangster sudah meregang nyawa di tangan Darko tanpa menyentuhnya sedikitpun. Benar-benar serangan yang sangat efisien, betapa mengerikannya kemampuan membunuh Darko yang hanya menggunakan uang koin bisa menghabisi puluhan gangster dengan mudah. Ivanno yang berada di belakang barisan seketika memucat, dia sangat ketakutan menyaksikan anak buahnya mati dengan mudah. Diam-diam dia berusaha masuk kedalam markas untuk kabur melarikan diri. Akan tetapi pergerakannya diketahui Darko, dia segera berteriak memintanya untuk berhenti. “Semuanya diam di tempat, tidak boleh ada yang bergerak kalau ingin selamat!”Mendengar teriakan Darko, Ivanno yang sedang mengendap untuk melarikan diri segera menghentikan langkahnya. Dari dahinya mengucur